Jumat, 21 Februari 2014

PKS…RIWAYATMU KINI…

Penulis sama sekali tidak menutup mata, apa lagi mengingkari adanya fatwa-fatwa ulama yang membolehkan ikut dalam kancah politik atau membolehkan mencoblos dalam pemilu, akan tetapi apakah kader PKS hanya mengambil hukum "bolehnya" saja dan tidak bertanya kepada para ulama tersebut tentang "cara berpolitik" PKS yang dipraktekan sekarang??

Jika antum wahai para saudaraku tetap nekat untuk berjihad dalam dunia politik, maka berjihadlah dengan jihad yang benar, dengan bangga ber "Islam", dengan berusaha menerapkan syari'at Allah sejak awal, sedikit demi sedikit, bukan sejak awal malah menunjukkan sikap "berlepas diri" dan mengedepankan "pluralitas" dll??

Bagaimana Allah akan memberikan kejayaan sementara hak Allah yang paling utama (ditauhidkan) tidak pernah/jarang digubris??. Bahkan seakan-akan menjadi momok yang bisa memecah belah ?! ".



Manhaj
Kategori: Manhaj
Diterbitkan pada 21 February 2014 Klik: 7141
Print
Merupakan kewajiban seorang muslim untuk menasehati saudaranya…dan bukanlah keharusan bahwa yang menasehati harus bersih dari segala dosa dan merasa paling benar (sebagaimana yang dituduhkan), karena jika hal ini merupakan persyaratan maka matilah dan terkuburlah syi'aar Nasehat, dan sirnalah syi'aar An-Nahyu 'Anil Munkar.

Penulis tidak perlu mengungkapkan seluruh isi hati dan perasaan penulis terhadap saudara-saudaranya para kader PKS, akan tetapi cukuplah untuk diketahui bahwa penulis –dahulu- termasuk orang yang menganjurkan untuk mencoblos partai PK dalam kancah pemilu.

Akan tetapi tatkala melihat kemungkaran-kemungkaran yang terus bermunculan tentang PKS tanpa ada "pengingkaran" dari para pembesar PKS, bahkan seakan-akan yang naik ke permukaan adalah "pembenaran" dan "pembanggaan" akan kemungkaran tersebut, maka hal ini menjadikan penulis semakin bersedih melihat saudara-saudaranya yang menggembar-gemborkan jihad membela syari'at Islam, justru mem"foot note" kan syari'at Islam itu sendiri…?!

Karena kemungkaran "yang dibanggakan" tersebut secara terang-terangan maka penulis merasa bahwa nasehatpun yang disampaikan lebih cocok untuk disampaikan terang-terangan agar yang telah terpedaya bisa segera kembali membenahi diri menuju jalan kemuliaan.


Firasat "Mantan" Ulama PKS

DR Daud Rosyid berkata: "Sebenarnya ikhwah fillah, ana mencium perubahan ini sudah sejak awal, pada waktu adanya mukernas di Depok, di mana diundang berorasi bekas musuh kita — yang sudah meninggal — tokoh sekuler di Indonesia. Antum masih ingat? Disuruh, diminta, dihormati, diagungkan untuk berorasi. Saya tidak perlu sebut nama, karena antum semua sudah tahu, betul ndak?

Pada waktu itu hari Jum’at. Ana gak habis pikir, pusing kepala. Apa dasarnya ini orang diundang? Yang dulu kita ludahi, yang dulu kita hujat sebagai tokoh sekuler, tiba-tiba disambut, dihormati, diagungkan seperti guru. Laa hawla wala quwwata illa billaah. Pada saat itu betul-betul ana, secara pribadi, hati ini tersayat-sayat. Seperti meludah, dijilat kembali ludahnya.

Oleh karena itu, pada saat itu, ana ingat kembali ini ceritanya. Begitu dia naik, ana langsung keluar. Ditahanlah ana oleh tiga orang. “Ustadz, ustadz, tunggu dulu, sebentar saja ustadz!”

 “Oh tidak ada. Tidak pantas bagiku untuk menghormati, menghadapi muka orang yang dulu memusuhi Islam. “

Waktu itu dia diagungkan, dijadikan rujukan sebagai bapak intelektual Indonesia. Dan seperti orang yang mengilhami gerakannya yang disebut dengan partai da’wah.

Dari situ saja, waktu itu, saya sudah mulai membayangkan, ini bagaimanapun ke depannya akan menjadi kelompok sekuler. Sudah mulai hilang rambu-rambu yang dipelajari, al walaa-u lillaah. Maka hari demi hari makin menunjukkan. Betul kata salah seorang ikhwah kita di dalam forum SMS itu, hari-hari ini belakangan terus akan memberitahukan kepada engkau, apa yang dulunya engkau tak tahu. Apa yang dulunya masih tertutup rahasia, hari ke depan akan makin lama makin tersingkap rahasia tabir-tabir yang dulu tersembunyi…."

Beliau juga berkata ; "Sekarang kita itu sudah mulai menyerempet-nyerempet ke syirik, betul tidak? Mengakui nasionalisme yang dibuat oleh orang-orang nasionalis yang tidak mengenal Allah, yang tidak bertauhid kepada Allah Ta’ala. Jadi kita sudah mulai nyerempet ke situ. Yang tadinya faham tentang tauhid, yang tadinya memusuhi syirik tapi sekarang sudah berubah. Bagaimana kita mau mendapatkan kekuasaan dari Allah Ta’ala? Yakin ana gak bakalan. Tidak bakal dikasih Allaah Ta’ala itu. Karena sudah dikatakan demikian, “ya’buduunani la yusyrikuna bi syai-an”. Mereka menyembah Aku dan tidak mensekutukan Aku dengan segala sesuatu apapun.

Oleh karena itu, apapun namanya kita ini, mau jam’iyah mau jama’ah mau hizbiyyah, tugas kita adalah mengajak orang untuk ‘ibadatillaahi wahdah. Sekarang sesudah jadi partai, berani gak mengajak orang ke tauhid? Berani gak mengajak orang supaya menyembah Allah? Tidak berani. Sesudah jadi partai akan berbicara dengan bahasa-bahasa politik.

Dipikir mereka, mereka akan bisa diberikan Allah kekuasaan. Oh tidak. Jadi selama kita tidak menempuh jalur, manhaj, cara, thariiqah yang dilakukan oleh para pendahulu kita dari ummat ini, maka Allah tidak akan kasih. Kalaupun dikasihNya nanti, ya kekuasaan yang akhirnya menghancurkan kita. Ada yang mau? Saya yakin semua kita tidak akan mau. Gara-gara kekuasaan iman kita tergadai. Gara-gara kekuasaan aqidah kita larut. Gara-gara kekuasaan yang haram menjadi halal. Tidak, lebih bagus kita tidak punya kekuasaan…"

Beliau juga berkata : "Jadi oleh karenanya ikhwah fillah rahimakumullah, biarpun sebagian saudara kita menuduh ini sebuah upaya untuk menggembosi, kita katakan kepada mereka, tidak ada penggembosan. Yang ada adalah penyadaran. Ana, antum semua, mari kita sama-sama menyadarkan saudara-saudara kita yang sedang larut dengan dunia. Kembalilah wahai ikhwah ke jalan yang benar, dan kami semuanya saudaramu. Tidak ada keinginan diantara kami untuk memecah-belah dan untuk menimbulkan permusuhan. Apabila kembali jama’ah ini kepada khithah yang aslinya, insyaAllah, Allah akan memberikan kemenangan itu di luar yang kita perhitungkan" (Silahkan lihat selengkapnya di http://blognyaanjrah.blogspot.com/2013/02/nasehat-dr-daud-rasyid-ma-untuk-pks.html?m=1)

Kesimpulan nasehat DR Daud Rosyid sbb :

Pertama : PKS telah berubah dan keluar dari khittoh aslinya, keluar dari jalur yang seharusnya

Kedua : PKS telah meninggalkan dakwah tauhid

Ketiga : sebagian PKS tenggelam dengan dunia

Keempat : Gara-gara kekuasaan yang haram jadi halal

Kelima : PKS mulai menyerempet ke kesyirikan

Keenam : PKS akan menjadi kelompok sekuler



Berikut ini daftar kesalahan yang menurut saya terlalu banyak yang menunjukkan dan menguatkan pernyataan DR Daud Rosyid diatas. Penulis tidak sedang menyebutkan kesalahan PKS yang sebenarnya tidak disetujui oleh PKS (maaf seperti korupsi –karena PKS menyatakan memerangi korupsi dan menjanjikan kepada rakyat pemerintahan yang bersih-, atau menonton video yang tidak layak tatkala berjalannya sidang untuk kepentingan rakyat -karena saya rasa semua umat islam, apalagi partai dakwah PKS, tentu membenci akan hal ini). Akan tetapi kesalahan yang akan penulis sebutkan adalah kesalahan yang disetujui bahkan dikampanyekan oleh PKS secara resmi.

Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya sebagai berikut :

Pertama : PKS telah berubah, bukan lagi partai Islam yang dulu tapi "Islam yang terbuka" yang membolehkan untuk ikut perayaan natal.

((Anis pun meyakinkan, saat ini tak ada kader PKS yang resistan terhadap perubahan model PKS sebagai partai terbuka. Para kader yang non-Islam, lanjut Anis, dibiasakan untuk mengenalkan Islam yang terbuka.
Peneliti FISIP UI, Mahmud Syalton, sempat mempertanyakan metamorfosis PKS yang kini terbuka dan bahkan cenderung liberal. Dalam melihat sebuah negara ideal, kata Mahmud, PKS justru mengedepankan konsep neoliberalisme yang diterapkan Amerika Serikat. Dia pun melihat sejumlah kader PKS yang tidak lagi anti terhadap perayaan agama di luar Islam.

Mahmud menyebutkan, politisi PKS Fahri Hamzah kini sudah mulai mengucapkan selamat Natal. Demikian juga dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, yang merupakan kader PKS yamg mulai tak canggung berfoto dalam perayaan Natal)) lihat (http://nasional.kompas.com/read/2014/01/07/1500469/Anis.Matta.Sejak.Jadi.Partai.Terbuka.Kader.PKS.Sempat.Galau)

Silahkan baca juga artikel berikut (http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/pks-memang-bukan-wahabi.html)


Kedua : Pernyataan tegas dari pembesar PKS bahwa PKS tidak menghendaki Negara Islam

((SETELAH sempat menggegerkan Umat Islam dengan menyebut konsep negara Islam kampungan, kini Fahri Hamzah kembali membuat pernyataan kontroversial. Dalam akun twitternya @fahrihamzah, Anggota DPR Komisi III tersebut mengatakan bahwa tidak ada konsep negara agama.

“Saya tidak percaya negara agama. Agama tidak perlu negara. Tuhan tak perlu you!,” kicaunya. Politisi dari PKS ini pun mempersilahkan jika ada partai lain ingin membuat negara agama, tapi tidak bagi partainya. “kalau partai2 lain mau bikin negara agama silahkan, kalau PKS saya jamin nggak..percaya saya deh,” tegasnya.

Bahkan Fahri mengklaim Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia sudah sesuai dengan sunnah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam)) silahkan lihat (http://www.islampos.com/fahri-hamzah-saya-tidak-percaya-negara-agama-agama-tidak-perlu-negara-40422/)


Ketiga : Tidak perlu khawatir, karena PKS tidak berbasis syari'at Islam lagi dalam ADRT nya

((JAKARTA — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan tidak akan mengusung Perda-perda berbasis syari’ah, karena tidak tercantum dalam anggaran rumah tangga partai.
Hal itu ditegaskan calon Gubernur DKI Jakarta yang juga mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid saat berkunjung ke kantor Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (18/4/2012). Hidayat berjanji, jika terpilih menjadi orang nomor satu Ibu Kota, dirinya tidak akan menerapkan Peraturan Daerah (Perda) berbasis Syariah.

“Perda Syariah itu memang juga tidak ada. Anda boleh cek konteks kami di PKS, dalam anggaran rumah tangga, kita tidak mengusung terminologi syariah, yang kita usung Indonesia, yang sejahtera, dan itu semua yang menjadi common platform bangsa,” ujarnya…

Ia juga menyinggung adanya kekhawatiran beberapa golongan masyarakat Jakarta, terhadap dirinya yang berasal dari sebuah partai yang bernafaskan Islam. Kekhawatiran itu adalah akan adanya kebijakan diskriminatif yang dikeluarkan pihaknya jika nanti duduk menjadi Gubernur DKI, terhadap masyarakat non-Islam.

Menurutnya kekhawatiran itu tidak beralasan, walau ia mengaku berasal dari sebuah partai bernafaskan Islam, dirinya, bersama dengan partainya kerap kali bekerja sama dengan organisasi maupun tokoh-tokoh masyarakat yang berasal dari kalangan non-Islam)), lihat selengkapnya di (http://kabarnet.wordpress.com/2012/04/19/pks-tolak-perda-berbasis-syariah/)



Keempat : PKS tidak akan melarang miras, dan membiarkan Ahmadiah tetap eksis dan menolak aspirasi masyarakat tentang Ahmadiah

((HNW (Hidayat Nur Wahid) yang doktor di bidang aqidah dari Madinah itu, menjawab dengan sangat tegas, bahwa ia tidak akan menegakkan syariah Islam di Jakarta. HNW juga menegaskan tidak akan melarang miras (minuman keras), serta membuat peraturan yang akan melarang miras. Menurut HNW tidak boleh ada peraturan daerah yang bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi, yaitu UUD’45 dan Pancasila.

Mantan Presiden PKS dan Ketua MPR itu, memberikan gambaran para kader PKS yang menjadi pejabat, tidak ada yang melaksanakan syariah Islam dalam mengelola pemerintahannya. HNW mencontohkan seperti di Depok, di mana Walikota Depok, Dr.Nurmahmudi Ismail, tetapi ia tidak menerapkan dan menegakkan syariah Islam di wilayah itu.

Memang, tidak ada wacana menegakkan syariah Islam, di mana kader PKS menjadi pejabat. Di Bekasi, Sa’duddin saat menjadi bupati, atau Jawa Barat yang dipimpin kader PKS, Ahmad Heriawan, tak pula ada wacana menegakkan syariah Islam. Di Padang, Gubernur Sumatera Barat, Prof.Dr. Irwan Prayitno, dan Sumatera Utara, Gubernur Gatot Pudjo, juga tidak ada wacana menegakkan syariah.

Di Depok pun, Walikota Nurmahmudi Ismail, malah tak memenuhi aspirasi umat Islam, yang menginginkan pembubaran Ahmadiyah. Ahmadiyah dibiarkan eksis. Padahal tuntutan pembubaran Ahmadiyah itu sudah menjadi aspirasi umat Islam di Depok. Sedihnya, Depok yang dipimpin kader PKS itu, disebutkan berdasarkan survey dari KPK merupakan kota terkorup nomor dua di seluruh Indonesia.

Sementara itu, menurut HNW yang melaksanakan perda-perda “syariah”, yang melarang minuman keras dan pelacuran yang merupakan penyakit masyarakat itu, bukan dari kader PKS. HNW menyebutkan seperti Walikota Tangerang Wahidin Halim, Kabupaten Bandung, dan satu lagi kabupaten di luar Jawa. Inilah yang dijelaskan oleh HNW, saat berlangsung acara di “Indonesia Lawyer Club”, TV ONE.))


Kelima : PKS berusaha membela syi'ah

((Relokasi pengungsi Syiah, Sampang, Madura, dari Gedung Olah Raga (GOR) Sampang ke Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro, Sidoarjo, masih terus mengundang polemik.  Demi kemanusiaan, sejumlah ormas Islam menyesalkan “pengusiran” itu.

Tak ketinggalan,  politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, turut mendukung perjuangan  warga Syiah mendapatkan hak atas perlindungan. Fahri bahkan mengecam upaya pengusiran warga Syiah Sampang.))Silahkan  lihat (http://www.itoday.co.id/politik/politisi-pks-bela-syiah-sampang)



Keenam : PKS Kediri dukung Ariel Luna jadi kader

((Majelis Pertimbangan Daerah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Kediri Ahmad Tsalis tak mempermasalahkan wacana bergabungnya Ariel dan Luna Maya sebagai kader partai. Keduanya dianggap memiliki hak yang sama sebagai warga negara.

Tsalis mengatakan peluang Ariel dan Luna Maya sebagai calon kader partai tidak berbeda di depan hukum. Meski sedang terlilit persoalan moral melalui video mesum mereka, hingga kini polisi belum menetapkan mereka sebagai tersangka. “Selama tidak menabrak aturan partai silahkan saja bergabung,” kata Tsalis kepada Tempo, Senin (21/6)…))

Artis yang tertuduh ber"ZINA" seharusnya dicela bukan dijadikan kader HANYA demi SUARA !!

((Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kediri ini mengatakan keberadaan figur artis dalam partai bisa mendongkrak perolehan suara)). Silahkan lihat di (http://www.tempo.co/read/news/2010/06/21/078257204/PKS-Kediri-Dukung-Ariel--Luna-Jadi-Kader)

Masyarakat seharusnya diajarkan akan buruknya "zina" bukan menjadikan tokoh yang tertuduh "zina" sebagai pendongkrak suara !!

Masalah apakah sang tertuduh zina tersebut bertaubat atau tidak, itu urusan lain, akan tetapi digembar-gemborkan untuk bergabung sebagai kader PKS??!

Lagi pula jika Ariel Luna telah bertaubat, apakah figur artis adalah figur yang baik dan jadi panutan?



Ketujuh : Iklan kampanye PKS dangdutan dengan biduan wanita yang merdu

Silahkan lihat (http://www.youtube.com/watch?v=OnAVywi3vA0)

Dalam syari'at islam yang mana suara biduan wanita yang indah disertai musik menjadi halal??

Apakah hanya demi memperbanyak suara wahai saudara-saudaraku para kader PKS?

Demikian juga iklan PKS (dangdutan) dengan menampilkan wanita tanpa jilbab, silahkan lihat (https://www.youtube.com/watch?v=3rGyrvG2uV8)



Kedelapan : PKS takbir sebelum mulai musik rege untuk mengiringi joget yang syahdu

Silahkan lihat (http://www.youtube.com/watch?v=MX6A82nogvk&app=desktop)

Inikah partai yang akan mendatangkan kejayaan Islam di tanah air...
Dengan musik rege dan joget nan indah...?

Inilah keindahan partai yang menyebabkannya dicintai oleh non muslim?

Atau dicintai oleh semua kalangan...

Silahkan lihat juga iklan PKS (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/03/05/mj6lhl-wow-kader-pks-joget-harlem-shake) lihat juga di (http://www.youtube.com/watch?v=j6WNnvlNP_Y#t=38)



Kesembilan : PKS bangga dan terharu dicintai kaum non Muslim

((Anis melanjutkan kunjungan terakhir dia adalah di Ende, NTT. Saat itu Anis merasa terharu karena disambut pendeta di bandara.

"Lebih mengharukan yang nyanyi mars PKS adalah paduan suara dari gereja," kata dia.

Saat berdiaog, kata dia, warga mengeluhkan soal distribusi yang sulit diperoleh. Anis pun mengaku akan berupaya mewujudkan keinginan warga setempat.)) silahkan lihat (http://id.berita.yahoo.com/anis-matta-terharu-mars-pks-dinyanyikan-paduan-suara-122457965.html)

PKS membanggakan kecintaan kaum non muslim kepada partai PKS. Yang menjadi pertanyaan, kenapa kecintaan itu tumbuh setelah PKS ditinggal oleh para pembesarnya?, setelah PKS menyatakan bahwa PKS adalah partai yang terbuka?

Apakah kaum non muslim –sebagaimana pula para artis- mencintai PKS karena diketahui memperjuangkan penegakan syari'at Islam?, ataukah kecintaan tersebut karena mereka suka tatkala PKS tidak militan lagi dan telah menjadi partai yang terbuka, yang mau ikut menyambut hari natal??



Kesepuluh : Kehidupan yang Mewah dari sebagian pembesar PKS

((Para pemimpin PKS, menurut pimpinan Ponpes Husnayain ini, harus belajar dari jatuhnya Andalusia. Saat itu Andalusia dikelilingi oleh kemewahan. Bahkan sisa-sisa kemewahan itu dapat terlihat hingga kini. Hal itu sangat berbanding terbalik dengan fenomena di zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin.  Meski Mesjid Nabawi tergolong sederhana, tapi aktifitas keilmuan dan dakwah begitu massif terjadi. Jihad pun dimulai dari masjid.

Ruh inilah yang harus diingat oleh PKS atas gaya hidup mewah para petingginya. Maka PKS harus kembali kepada pola kepemimpinan Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin yang tidak punya kantor, karena kantornya adalah masjid. Tidak punya ruang pertemuan, karena ruang pertemuannya adalah masjid. Tidak punya wisma, karena wismanya adalah masjid)), silahkan lihat selengkapnya (http://www.islampos.com/nasehat-tulus-kh-kholil-ridwan-atas-gaya-hidup-mewah-petinggi-pks-43047/)


Kesebelas : Pemimpin PKS sibuk tapi sempet nonton mission impossible seri 4, bahkan menganjurkan kader PKS ikut menonton

((Medan - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Anis Matta punya saran sederhana untuk mendongkrak semangat kadernya pasca kasus yang menimpa pendahulunya, Luthfi Hasan Ishaaq. Para kader dimintanya menonton film Mission Impossible 4.

Lho kok?

Tidak seri film itu yang perlu ditonton, tetapi terkhusus sekuel Mission Impossible 4: Ghost Protocol. Para kader diminta mempelajari bagaimana sosok Ethan Hunt yang diperankan Tom Cruise itu mengatasi persoalan yang ada dalam menjalankan misinya.

"Saya menganjurkan kader-kader untuk menonton. Bagaimana caranya Anda bekerja dalam situasi no plan, no back up, no choice,” kata Anis Matta dalam jumpa pers dengan wartawan di Hotel Santika Dyandra, Jl. Pengadilan, Medan, Selasa (5/2/2013), seusai memberikan orasi dalam acara Konsolidasi Kader dan Temu Tokoh dengan Presiden PKS)), silahkan lihat (http://news.detik.com/read/2013/02/05/191530/2162045/10/anis-matta-minta-kader-pks-nonton-mission-impossible-4)

Penulis rasa bahwa jika sang "Ketua" hobi nonton film-film amerika yang spektakuler maka hobi tersebut tidak perlu dibanggakan, apalagi dianjurkan hanya karena tokoh fiktif yang hebat dalam film tersebut…!!


Kedua belas : PKS cari suara NU dengan ikut tahlilan di makam sunan

((TEMPO.CO, Semarang : Dalam safari dakwahnya di Jawa Tengah, Anis Matta bersama jajaran pengurus PKS melakukan ziarah ke makam Sunan Kalijaga dan tahlilan bersama takmir Masjid Agung Demak pada Rabu sore, 3 April 2013.

Anis bersama puluhan pengurus PKS memakai baju putih dan songkok hitam melafalkan kalimat-kalimat tahlil di hadapan makan Sunan Kalijaga. Kedatangan para pemimpin PKS itu teragenda sehingga disambut oleh para pengurus MUI Demak dan Takmir Masjid Agung Demak…

Anis menyatakan, tahlilan dan ziarah ini bagian dari silaturahmi. "Intinya silaturahmi dengan kiai dan juga melakukan ziarah makam. Soal dukung-mendukung itu belakangan, nantilah," kata bekas Wakil Ketua DPR tersebut)) Silahkan lihat (http://www.tempo.co/read/news/2013/04/04/058471122/Tahlilan-PKS-Ingin-Gaet-Warga-NU)


Ketiga belas : PKS menganjurkan tidak memakai jilbab menjelang pemilu

((Jakarta - Setelah dipandang sebagai pihak yang mengusulkan agar Bu Ani Yudhoyono memakai jilbab, kini PKS justru menyarankan hal sebaliknya. Ketua DPP PKS Zulkieflimansyah meminta Bu Ani tidak menutup auratnya menjelang pemilu.

"Bu Ani jangan pakai jilbab menjelang pemilu. Elektabilitas berpengaruh malah jadi blunder," katanya kepada wartawan di Gedung DPR, Jumat (29/5/2009).
Pria yang akrab disapa Zul ini mengatakan kalau partainya tidak pernah memaksa-maksa istri SBY itu memakai jilbab. Dalam memakai jilbab tidak ada paksaan.

"Memakai jilbab memang disarankan dalam agama Islam. Tentu saja tidak ada paksaan. Apalagi Ibu Ani sebagai simbol negara," terangnya.
Peran Ibu Ani dalam elektabilitas pasangan SBY-Boediono sangat penting. Alih-alih mendapat kesan positif, elektabilitas SBY-Boediono bisa turun karena Ibu Ani tiba-tiba berjilbab.

"Bagaimana kalau Bu Ani memakai jilbab karena tekanan parpol kompetitor? Tentu saja bisa malah menurunkan elektabilitas SBY," tandasnya.)), silahkan lihat di (http://news.detik.com/read/2009/05/29/162605/1139440/700/pks-bu-ani-jangan-pakai-jilbab-jelang-pemilu)


Keempat belas : PKS telah ditinggalkan para pembesarnya

Silahkan lihat (http://www.kompasislam.com/2013/06/09/kumpulan-mantan-tokoh-pks-dirikan-ldki/). Tentu para pembesar PKS tersebut bukanlah orang sembarangan, akan tetapi mereka juga adalah para pejuang dakwah. Namun dengan berat hati mereka harus meninggalkan PKS yang merupakan hasil dari perjuangan mereka. Hal ini tidak lain mereka lakukan karena banyaknya kemungkaran dalam badan PKS dan bentuk keluar dari jalur yang seharusnya.

Dari pemaparan di atas maka sungguh wajar jika mantan petinggi PKS berkesimpulan agar PKS lebih baik dububarkan. Silahkan lihat (http://www.gatra.com/fokus-berita/31545-mashadi-pilihan-terbaik-bubarkan-saja-pks.html)

Demi Allah, tulisan di atas bukanlah ditulis karena hasad yang terdapat dalam dada penulis kepada PKS, toh penulis bukanlah praktisi politik yang harus menjadikan PKS sebagai saingan politk. Akan tetapi karena penulis merasa berkewajiban untuk saling menegur diantara sesama muslim. Penulis sama sekali tidak menerima pesanan dari parpol yang lain untuk menjatuhkan PKS (sebagaimana yang dituduhkan), apalagi menerima dana untuk menulis artikel ini (sebagaimana juga yang dituduhkan). Demikian juga penulis menulis bukan sengaja menulis karena menjelang adanya pemilu, karena penulis tidak pernah sengaja mengikuti kapan jadwal pemilu. Hanya saja tiba-tiba hati penulis tersentak tatkala melihat PKS yang bangga dan terharu tatkala para penyanyi gereja menyanyikan mars PKS, sehingga akhirnya keluar tulisan yang "agak pedas" ini.


Kembalilah wahai para saudaraku kepada jalan dakwah yang benar…

Janganlah engkau terpedaya dengan banyaknya suara yang tidak berkualitas…

Janganlah terbetik dalam hatimu, yang penting menang dulu, nanti syari'at Islam ditegakan belakangan…, karena ini adalah suatu kemustahilan baik secara dalil, maupun secara akal, maupun secara kenyataan.

-          Secara dalil hal ini tidak pernah dinyatakan oleh syari'at

-          Secara akal, kalau anggota PKS adalah orang kafir, atau para artis, para pemusik, para pejoget, maka bagaimana akan ditegakan syari'at Islam dikemudian hari yang melarang musik, joget, dan dangdutan biduan wanita?. Bagaimana mau ditegakan syari'at Islam kalau anggota dewan (yang menentukan hokum) dari Non Muslim?. Bagaimana mau menegakan syari'at Islam di kemudian hari jika sejak awal menyatakan bukan partai Islam?.

-          Secara kenyataan …hal ini belum pernah terjadi dan tidak pernah dipraktekan oleh Ikhwanul Muslimin di dunia ini… yang terjadi adalah huru hara !!


Penulis sama sekali tidak menutup mata, apa lagi mengingkari adanya fatwa-fatwa ulama yang membolehkan ikut dalam kancah politik atau membolehkan mencoblos dalam pemilu, akan tetapi apakah kader PKS hanya mengambil hukum "bolehnya" saja dan tidak bertanya kepada para ulama tersebut tentang "cara berpolitik" PKS yang dipraktekan sekarang??

Jika antum wahai para saudaraku tetap nekat untuk berjihad dalam dunia politik, maka berjihadlah dengan jihad yang benar, dengan bangga ber "Islam",  dengan berusaha menerapkan syari'at Allah sejak awal, sedikit demi sedikit, bukan sejak awal malah menunjukkan sikap "berlepas diri" dan mengedepankan "pluralitas" dll??

Bagaimana Allah akan memberikan kejayaan sementara hak Allah yang paling utama (ditauhidkan) tidak pernah/jarang digubris??. Bahkan seakan-akan menjadi momok yang bisa memecah belah ?!


PKS berwarna warni

                Melihat banyaknya kemungkaran pada praktek PKS yang telah disebarkan oleh media-media, dan ternyata tidak ada pengingkaran dari pihak PKS, maka penulis melihat bahwa memang diantara strategi dakwah PKS untuk memperbanyak suara adalah mengesankan kepada rakyat bahwa PKS telah berubah, dan bukan lagi partai Islam militan, akan tetapi menjadi partai yang terbuka. Bahkan PKS siap mengangkat caleg dari kalangan non muslim. Karenanya PKS siap untuk berwarna warni agar bisa diterima oleh berbagai macam komunitas, sebanyak mungkin. Ditambah lagi dengan jargon-jargon kampanye legislatif yang lalu, seperti : “Memangnya PKS Bisa Hijau, Kuning, Biru, dan Merah; Jika untuk Indonesia yang Lebih Baik, Mengapa Tidak ? (silahkan baca http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/05/pks-memang-bukan-wahabi.html)

Karenanya terjadilah kontradiksi dalam pernyataan-pernyataan PKS, sehingga terkesan bermuka dua, demi untuk mencari dukungan suara.

-          PKS berkata : "Nanti negara kita dikuasai partai sekuler !!!" (sambil mendeklarasikan sebagai "partai terbuka" untuk semua agama)

-          PKS berkata : "Nanti negara kita dikuasai syiah !!!" (sambil mendukung pembelaan terhadap syiah di sampang)

-          PKS berkata : "Nanti negara kita dikuasai orang2 kafir!!! " (sambil mengucapkan selamat hari raya kepada orang-orang kafir (natal, tahun baru, imlek, dan lain-lain. Bahkan sebagian tokoh ikut merayakan hari raya orang kafir; sambil merekrut orang-orang nasrani bahkan para pendeta untuk sama-sama "berdakwah" di partai "dakwah"; sambil "terharu" dan memuji setinggi langit tim paduan suara gereja, bahkan menyebut-nyebut mereka dengan sebutan "saudara" saking "dekatnya")

-          PKS berkata : "Nanti negara kita dikuasai para koruptor, pencuri uang rakyat !!!" (sambil tertuduh korupsi, meskipun pengakuan PKS bahwa korupsi yang mereka lalukan adalah korupsi terendah dan tidak bisa dibandingkan dengan korupsi partai-partai yang lain. Yang hal ini menunjukkan bahwa PKS pada dasarnya menolak korupsi, dan ini merupakan perkara yang kita banggakan dari PKS, meskipun kenyataannya sebagian mereka terjebak dalam praktik korupsi)

-          PKS berkata : "Mari kita menghargai para wanita !!!" (sambil joget-joget para akhwat atau ibu-ibu pendukung PKS), silahkan lihat (http://www.globalmuslim.web.id/2013/02/cagub-aher-menari-gangnam-style-bersama.html)


Kalau ada yang berkata : "Kenapa hanya PKS yang dibahas?"

Jawaban penulis :

-          Karena PKS yang sangat diharapkan kebaikannya untuk kembali

-          PKS satu-satunya partai yang menggembar-gemborkan diri sebagai partai dakwah yang memperjuangkan Islam. Karenanya para kader merasa mereka sedang berjuang dalam jihad politik

Seandainya PKS tidak menyatakan diri sebagai partai dakwah, tidak menyatakan sebagai pejuang islam, akan tetapi murni partai mencari dunia, maka penulis sama sekali tidak akan gubris.

Semoga bermafaat bagi penulis dan terkhususkan bagi para saudaraku tercinta para kader PKS (yang banyak diantara mereka adalah para ustadz). Penulis hanya kawatir para kader tidaklah sedang memperjuangkan partai Islami tapi sedang memperjuangkan partai Islami "Terbuka", alias sekuler !!


(Bersambung inysa Allah : Syubhat-syubhat para kader PKS)

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 21-04-1435 H / 21-02-2014 M

Akhuukum fillah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja Abidin


Politisi PKS Bela Syiah Sampang

Ditulis pada 26 Jun 2013

Pengungsi Syiah Sampang (ist)
itoday – Relokasi pengungsi Syiah, Sampang, Madura, dari Gedung Olah Raga (GOR) Sampang ke Rumah Susun (Rusun) Puspa Agro, Sidoarjo, masih terus mengundang polemik.  Demi kemanusiaan, sejumlah ormas Islam menyesalkan “pengusiran” itu.
Tak ketinggalan,  politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, turut mendukung perjuangan  warga Syiah mendapatkan hak atas perlindungan. Fahri bahkan mengecam upaya pengusiran warga Syiah Sampang.
“Saya tidak bisa menerima pengusiran…ini abad 21…saya tidak menyalahkan Sunni atau Syiah, saya salahkan aparat. Ketidakadilan adalah ketidakadilan…jika kita tak lagi merasa perih melihat orang-orang  terusir…hati kita telah hilang….” tegas Fahri melalui akun Twitter @Fahrihamzah.
Menurut Fahri, membela kebebasan adalah membela UUD 45. “Apa susahnya memberikan dukungan moral kepada aparat polisi bahwa membela kebebasan berkeyakinan adalah membela UUD45?” tulis @Fahrihamzah.
Namun demikian, Fahri menolak memperdebatkan perbedaan paham Sunni-Syiah. “Tidak perlu berdebat soal Sunni-Syiah…berdebatlah tentang luka dan air mata…kita ini sama-sama luka…” tegas


Read more: http://www.itoday.co.id/politik/politisi-pks-bela-syiah-sampang#ixzz2u1GzhfJb


Mashadi: Pilihan Terbaik Bubarkan PKS


Mashadi, deklarator Partai Keadilan (Gatra/Karvarino)

Jakarta, GATRAnews:  Dalam diskusi "Parpol Islam: Solusi atau Masalah" di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu pekan lalu, Mashadi, deklarator Partai Keadilan (PK), embrio Partai Keadilan Sejahtera (PKS), meminta PKS membubarkan diri, meminta maaf kepada publik, dan mengembalikan aset.

Saat jadi anggota DPR 1999-2004 dari PK, Mashadi dikenal sederhana. Aktivis kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 12 November 1953, ini pernah menjadi sekretaris pribadi Mohamad Roem, mantan Wakil Perdana Menteri dan Wakil Ketua II Masyumi.

"Yang saya pelajari dari tokoh Masyumi adalah komitmen perjuangan dan kesederhanaan," ujar Mashadi, 60 tahun, kepada sebuah media. Saat PK berubah jadi PKS, Mashadi menolak jadi caleg karena memandang PKS cenderung pragmatis secara politik.

Bersama tujuh tokoh dakwah, lima tahun silam, Mashadi pernah mengingatkan langsung KH Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Syuro PKS, agar transparan mengelola dana partai.

Saat kini korupsi menjerat Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, Mashadi kecewa berat. "Saya tidak terima," katanya kepada reporter GATRA Hayati Nupus dan pewarta foto Karvarino dalam perbincangan di rumahnya, Kelapa Dua, Depok, Senin malam lalu. Ia melihat kasus ini merupakan buntut kepemimpinan PKS yang permisif. Serba-boleh. Berikut petikannya:

Bagaimana Anda melihat kasus Luthfi? 
Ini anomali yang tidak bisa dimengerti. Sebuah entitas politik yang berasal dari kegiatan dakwah berubah karakter, perilaku politik, dan visi-misinya. Sekarang bukan saja melakukan pragmatisme politik, melainkan juga melakukan pelanggaran terhadap asas. Bukan hanya melanggar hukum, melainkan juga pelanggaran doktrin gerakan.

Ketika awal membangun partai, kami memiliki komitmen memperbaiki keadaan, menjadi antitesis kondisi sebelumnya. Kami ingin mengakhiri Orde
Baru yang korup dan otoritarian. Pimpinan PKS saat ini berkhianat terhadap cita-cita awal. Pengkhianatan yang tidak bisa dimaafkan. Akan jadi beban sejarah umat Islam yang tidak pernah bisa dihapus. Nanti anak-cucu kita membaca buku sejarah sebuah partai yang presidennya terlibat korupsi.

Setujukah Anda pada hipotesis bahwa ini skenario lawan politik atau lebih akibat perilaku elite partai? 
Ini bukan intervensi, bukan skenario atau konspirasi dari luar. Ini murni dari internal elite partai. Sejak PK berubah menjadi PKS, 2004, tampak perubahan perilaku politik elite PKS. Bukan hanya pragmatisme politik, melainkan lebih menunjukkan sikap sangat permisif. Serba-menggampangkan. Serba-boleh.

Tidak lagi menggunakan parameter syar'i atau prinsip Islam yang menjadi dasar gerakan. Termasuk menjadi partai terbuka, ikut dalam koalisi pemerintahan SBY. Prinsip dasar kami berpolitik kan amar makruf nahi mungkar. Tapi, selama ikut dalam pemerintahan SBY, PKS lebih menjadi stempel karet terhadap kekuasaan dengan imbalan jabatan dalam kabinet.

Anda termasuk salah satu tokoh yang pernah memperingatkan Hilmi Aminuddin secara internal sejak dini? 
Ya. Peringatan pada internal elite PKS itu sudah dengan berbagai cara. Termasuk bertemu Ustad Hilmi. Maret 2008, kami bertujuh mendatangi Ustad Hilmi di Bandung. Selain saya, ada Pak Didin Hafidhuddin, Ihsan Tanjung dan istri, Tizar Zein, Daud Rasyid, dan Bu Aisyah Nurmi. Ada satu staf kami minta meninggalkan ruangan, menjaga supaya Ustad Hilmi jangan malu.

Kami menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang adanya hal yang menyimpang. Otokritik untuk memperbaiki kebijakan. Tapi Ustad Hilmi tidak begitu suka pada kritik, nasihat, atau saran teman-teman. Tidak mengapresiasi. Bahkan kami yang dalam posisi mengingatkan itu disingkirkan dari partai.

Ada tujuh hal pokok yang kami ingatkan. Antara lain sikap kurang hati-hati terhadap maal (harta). Tidak ada transparansi pengelolaan dana partai. Tidak ada kejelasan antara uang umat dan uang pribadi. Kemudian soal jabatan mutlak ketua majelis syuro. Dalam anggaran dasar, jabatan ketua majelis syuro dibatasi dua periode. Tapi klausul itu dihapus. Ustad Hilmi menjadi pemimpin partai seumur hidup.

Saya tahu betul seperti apa kehidupan Hilmi waktu pertama pindah ke Jakarta dari Madinah tahun 1978. Ia ngontrak rumah di Gang Melati, Tanah Abang. Kontrakannya hanya berlantai tanah. Sekarang rumahnya di Lembang, Bandung Barat, sangat mewah.

Respons Ustad Hilmi bagaimana? 
Diam saja. Tidak berkomentar apa-apa. Tapi auranya menampakkan tidak nyaman dengan kedatangan kami.

Banyak orang yang bilang, kasus sekarang akibat Luthfi yang salah gaul dengan Fathanah. 
Itu pencetus saja. Faktor utama, karena ketidakhati-hatian. Hilmi sebagai pimpinan tertinggi partai dan jamaah sangat longgar dan kurang hati-hati. Bukan hanya kasus ini, saya kira nanti akan banyak kalau dibuka KPK. Ada transaksi politik dalam pilkada dan sebagainya.

Pilkada di mana saja? 
Banyak. Semuanyalah. DKI, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara. Hampir pasti ada transaksi. Tapi itu tidak pernah secara transparan dilaporkan ke partai. Hanya orang-orang terbatas yang tahu. Mereka juga membuat pembukuan ganda. Ada yang sifatnya terbatas, hanya beberapa orang yang tahu, ada yang bisa dilihat publik.

Diprediksi akan muncul tersangka baru dari elite PKS. Apa saran Anda untuk pembenahan? 
Hanya ada dua pilihan. Pertama, orang-orang yang sekarang diperiksa KPK, baik statusnya tersangka maupun saksi, sebaiknya secara elegan mengundurkan diri. Hilmi sebagai ketua majelis syuro, Anis Matta sebagai presiden partai, bendaharanya juga, Mahfuz Abdurrahman. Itu opsi paling ringan. Tapi, menurut saya, partai ini sudah tidak bisa diselamatkan. Pilihan paling baik, membubarkan diri dan kembali pada gerakan dakwah.

Satu dekade ini menunjukkan, justru orang-orang yang memimpin partai tidak memiliki kematangan. Justru mereka menjadi sumber masalah. Bukan pelanggaran ringan. Ini menyimpang dari doktrin dasar. Menjadi partai terbuka dengan segala implikasinya, menjadi sangat pragmatis dan melakukan tindakan yang sangat tidak bisa dimaafkan, terlibat korupsi. Yang melakukan ini bukan anggota, melainkan ikon partai.

Solusinya? 
Pilihan paling baik membubarkan diri, kembali pada gerakan dakwah, sambil terus melakukan otokritik, muhasabah kesalahan selama 10 tahun, supaya menjadi catatan sejarah untuk keturunan kita. Bukan hanya berpikir untuk sekarang. Jadi, ada gerakan dakwah, sebuah partai Islam, melakukan kesalahan, kemudian menyadari kesalahan itu, dan berani membuat keputusan membubarkan diri.

Itu akan lebih baik dan memberikan pelajaran sangat berharga kepada bangsa. Gerakan Ikwan di Mesir saja perlu waktu 100 tahun untuk seperti sekarang ini. Itu terus berada di posisi tak pernah berkompromi pada kekuasaan.

Suara Anda tampak berbeda dari arus umum politisi PKS. 
Kami tidak main-main waktu menjatuhkan Soeharto. Saya juga ikut demo, mengerahkan ribuan massa. Ditembaki tentara. Kami ingin melihat kehidupan lebih baik, membentuk good government. Bersih dari KKN. Kami merasakan akibat KKN selama pemerintahan Soeharto. Tapi, kok sekarang justru kami terlibat di situ. Sekarang kami dikhianati orang-orang yang berada di puncak, yang memimpin partai. Saya tidak bisa terima atas apa yang terjadi sekarang!

Partai ini didirikan di Masjid Al-Azhar. Dari pendukung awal hanya 50.000 menjadi 7 juta. Sekarang mereka tidak berani mengambil pilihan. Bersikap dengan pilihannya yang sombong, menuduh KPK melakukan konspirasi. Ke internal, mereka membuat exit plan supaya tetap solid dengan mengatakan bahwa ini upaya dari luar untuk pembusukan partai. Tindakan elite partai sekarang ini melawan arus dan sangat tidak rasional.

Bagaimana kondisi internal PKS saat ini? 
Kader PKS itu kan terdidik. Mereka direkrut sebagian besar dulu mahasiswa yang memiliki sikap kritis, intelektualitas tinggi, terbiasa dengan kehidupan kampus yang punya idealisme. Tiba-tiba dihadapkan pada situasi sekarang. Mereka sangat confused. Sekarang mereka tidak lagi memiliki kebanggaan, harga diri, dan martabat. Sekarang mereka sulit bicara kepada publik. Apa yang mereka mau katakan dengan fakta yang ada sekarang.

Tapi sebagian elite PKS tetap mempertahankan hegemoni mereka pada kader supaya satu suara dengan mengatakan ini konspirasi. Upaya lawan politik menjatuhkan PKS. Kan, tidak mungkin ini tiba-tiba terjadi. Dengan Deptan (Kementerian Pertanian) saja sudah dua periode dipegang PKS. Bisa dilihat sendiri, apa progress selama dua periode dipegang PKS, terhadap petani, sektor pertanian secara keseluruhan? Nothing!

Nasehat Dr. Daud Rasyid MA untuk PKS

Sebelumnya udah aku bahas mengenai pandangan sisi lain pola pendidikan kader PKS, berikut ini lanjutan masih seputar PKS tentang Nasehat Dr. Daud Rasyid MA untuk PKS yang memandang PKS sekarang ini sudah ‘cukup’ melenceng dari ide awal didirikan. Simak aja detailnya ya:

Berikut ini ceramah salah seorang Doktor yang sangat menginginkan kebaikan bagi saudara-saudaranya -yang kini telah mabuk dengan khamr demokrasi-, sungguh sebuah kejujuran dan pengakuan yang tulus dari seorang tokoh pergerakan mengenai rusaknya manhaj haraki dalam mengatasi problematika umat di negeri ini… Allahul musta’an.

Dr. Daud Rasyid MA -semoga Allah menambahkan petunjuk kepadanya- (KIK Al Hikmah tanggal 16 November 2008)

Ba’da tahmid wa sholawat

Ayyuhal muslimuun, ikhwah fillah yang dirahmati Allah, syukur alhamdulillah yang tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT -subhanahu wa ta’ala- yang masih meneguhkan semangat kita walaupun dari sana sini SMS ataupun panggilan ataupun lobi-lobi untuk orang-orang tertentu agar tidak ikut dan tidak berhubungan dengan forum kader peduli, tetapi ternyata alhamdulillah ana lihat mesjid ini, dari sejak pertemuan yang lalu bahkan makin penuh. Ada apa ini, antum ini semua?

Makin ditakut-takuti makin penuh, makin banyak yang hadir. Sebenarnya ini menunjukkan sebuah kerinduan kepada asshoolatudda’wah (orisinalitas dakwah).

Kita ingin kembali kepada materi-materi yang dulu kita pelajari sejak awal. Al walaa-u lillaah, al baroo’ ‘an kulli ath-Thowaghit. Berpihak kepada Allah. Innama waliyyukumullaahu warrasuuluhu walladziina aamanu, sesungguhnya wali kamu itu adalah Allah, rasulNya dan orang-orang beriman.

Sekarang sudah menjadikan pahlawan orang-orang yang tak jelas arah hidupnya. Dijadikan sebagai tokoh, sebagai wali. Diangkat nama-nama orang yang dalam sejarah telah tercatat permusuhan mereka itu kepada Islam.

Kenapa dulu syari’at Islam terganjal pada tahun 45? Dalam Piagam Jakarta, kita semua tahu sejarah. Padahal pada waktu diproklamasikannya itu kemerdekaan, dasar-dasar daripada negara ini, itu didasarkan kepada Undang-undang Dasar 45 yang mengacu kepada Piagam Jakarta. Yang intinya, ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya. Tanggal 18, sehari, berubahlah itu, dicoretlah itu. Oleh siapa? Kelompok nasionalis yang kita tahu siapa. Mereka inilah yang ditokohkan sebagai pahlawan sekarang dan dalam iklan-iklan di televisi itu.

Jadi kita ini berubah 180 derajat, dari sebuah jama’ah (kelompok) umat Islam yang ingin mengerahkan wala’ nya kepada Allah menjadi berwala’ kepada syaithon dan thowaaghiit.

Na’udzubillaahi min dzalik. Kita tidak mau. Saya yakin inilah yang mendasari kehadiran antum.

Sebenarnya ikhwah fillah, ana mencium perubahan ini sudah sejak awal, pada waktu adanya mukernas di Depok, di mana diundang berorasi bekas musuh kita — yang sudah meninggal — tokoh sekuler di Indonesia. Antum masih ingat? Disuruh, diminta, dihormati, diagungkan untuk berorasi. Saya tidak perlu sebut nama, karena antum semua sudah tahu, betul ndak?

Pada waktu itu hari Jum’at. Ana gak habis pikir, pusing kepala. Apa dasarnya ini orang diundang? Yang dulu kita ludahi, yang dulu kita hujat sebagai tokoh sekuler, tiba-tiba disambut, dihormati, diagungkan seperti guru. Laa hawla wala quwwata illa billaah. Pada saat itu betul-betul ana, secara pribadi, hati ini tersayat-sayat. Seperti meludah, dijilat kembali ludahnya.

Oleh karena itu, pada saat itu, ana ingat kembali ini ceritanya. Begitu dia naik, ana langsung keluar. Ditahanlah ana oleh tiga orang. “Ustadz, ustadz, tunggu dulu, sebentar saja ustadz!”

“Oh tidak ada. Tidak pantas bagiku untuk menghormati, menghadapi muka orang yang dulu memusuhi Islam. “

Waktu itu dia diagungkan, dijadikan rujukan sebagai bapak intelektual Indonesia. Dan seperti orang yang mengilhami gerakannya yang disebut dengan partai da’wah.

Dari situ saja, waktu itu, saya sudah mulai membayangkan, ini bagaimanapun ke depannya akan menjadi kelompok sekuler. Sudah mulai hilang rambu-rambu yang dipelajari, al walaa-u lillaah. Maka hari demi hari makin menunjukkan. Betul kata salah seorang ikhwah kita di dalam forum SMS itu, hari-hari ini belakangan terus akan memberitahukan kepada engkau, apa yang dulunya engkau tak tahu. Apa yang dulunya masih tertutup rahasia, hari ke depan akan makin lama makin tersingkap rahasia tabir-tabir yang dulu tersembunyi.

Kita mengira bahwa kita itu berjalan di atas sebuah thariiqudda’wah yang shahihah, thariiqul anbiya wal mursaliin, ‘ibadatullaahi wahdah, al kufru liththaghuut. Tetapi ternyata belakangan kitapun diajak berdamai, cair, lemah lembut. Menunjukkan wajah yang senyum kepada orang-orang mujrimin yang menghancurkan negara ini, yang menjual negara ini. Kitapun disuruh untuk berbaik-baik kepada mereka. Bagaimana mungkin seorang kader da’wah bisa menerima seperti itu?

Oleh karenanya ikhwah fillaah rahimakumullaah, mari kita tetap berpegang. Perbanyak antum tilawatil Qur’an, insyaAllah orang-orang yang terus senantiasa berpegang kepada kitabullah, ini tidak akan mau tergelincir. “Laa tajtami’u ummati ‘ala dhalaalah”, kata nabi kita SAW -shallallahu ‘alaihi wa sallam- . “Tidak akan mungkin ummatku bersatu dalam sebuah kesesatan.”

Jadi mudah-mudahan kita ini penyelamat agar saudara-saudara kita yang lain tidak sampai sesat. Kita ini sebagai pengontrol mereka. Sekali lagi kita ingin tegaskan, kita ini bukan mau merebut sebuah qiyadah. Apa yang mau direbut? Kita ndak punya kemampuan apa-apa. Kita ini bukan mau mengganjal, kita ini bukan mau menggagalkan, tidak. Tetapi jalan da’wah yang sudah dari awal dibangun secara benar, ini jangan sampai miring, seperti orang yang mabuk, tidak lihat jelas jalannya yang mana yang harus ditempuh, ke kiri atau ke kanan.

Kita tidak mau seperti itu, karena semuanya kita ini punya patokan, punya dasar kitabullah, sunnah rasulillah. Tidak akan lahir mujtahid-mujtahid baru yang akan mempunyai ta’wil-ta’wil untuk menjustifikasi kebijakan-kenijakan yang nyeleneh dan kontroversial. Tidak bisa itu, dan itu tidak akan kita biarkan. Dan kalau kita tetap dituduh sebagai orang-orang yang ingin menggembosi, yang ingin menciptakan jama’ah baru, biarlah mereka nanti tahu bahwa kita tidak punya keinginan untuk membuat apa-apa yang baru. Kita hanya ingin meluruskan jalan yang sudah ada.

Oleh karenanya mereka seharusnya membuka hati dan harusnya mereka itu berterimakasih ada yang mengingatkan. Kan begitu seharusnya? Mereka harusnya ruju’ kepada yang benar. Berterimakasih, bukan justru menteror, beberapa saudara kita diteror lewat SMS, dan seterusnya dan seterusnya. Maka oleh karena itu, kita tidak akan berhenti dalam menegakkan amal amru bil ma’ruf wan nahi ‘anil munkar, kapanpun dan di manapun.

Dan kita yakin, insyaAllah, dengan do’a-do’a kita, kita berdo’a agar ikhwah kita akan kembali seluruhnya ke jalan yang benar. Dan kita tidak perlu berdo’a agar mereka celaka, tidak. Mereka itu sedang menghadapi sebuah cobaan yang disebut dengan dunia. Supaya mereka sadar akan cobaan itu, dan tidak larut tergelincir, akhirnya mereka pun terpental dari jalan da’wah. Nanti, akhirnya yang disebut oleh Said Hawwa,al mutasaqithuuna fii thariiqidda’wah, jangan dibalik, jangan dibilang kita ini orang-orang yang berguguran di jalan da’wah. Sekarang ada pemutarbalikan istilah, orang lurus dibilang bengkok, yang bengkok dibilang lurus. Ini berarti kacamata sudah tidak benar. Kalau kacamata sudah tidak benar, itu memang betul. Hitam kelihatan putih, putih kelihatan hitam.

Jadi oleh karenanya, sekali lagi, mari kita tamassuk bi kitabillaah. Apa yang dulu biasa kita lakukan, tilawatil Qur’an adalah merupakan tugas seorang akh untuk berusaha mengkhatamkan Qur’an itu minimal satu bulan sekali. Ini adalah tugas-tugas kita sebagai akh di dalam jama’ah ini. Begitu juga ikhwah, kita menghidupkan sunnah, jangan kita anggap kecil, sepele sunnah-sunnah. Sunnah-sunnah nabi itu semuanya mulia. Rasulullah sudah berpesan kepada kita, jangan kamu anggap sepele. “Taroktu fiikum Amroini, Maa intamassaktum bihima Lan tadhillu ba’di abada”. Biar orang lain menyepelekan sunnah, menganggap bahwa dirinya sudah berubah, kita sudah maju, kita sudah meninggalkan masa lalu.

Oh tidak, kita tetap katakan, kita ini tetap dulu seperti yang dulu juga. Kapanpun dan di manapun kita hidup, tetap saja manhaj yang kita pakai manhaj yang lama. Manhajudda’wah anbiya wal mursaliin yang mengajak orang kepada ‘ibadatullaah, al waahidil qahhaar. Ikhwah fillah rahimakumullah, kalaupun awalnya kita mau berpartai tujuannya adalah untuk mengajak orang menyembah Allah, bukan mau mencari kekuasaan. Tak ada gunanya mencari kekuasaan. Apa gunanya kekuasaan kalau akhirnya membuat kita celaka. Karena Allah pun mengatakannya dalam al Qur’an

“Wa ‘adallaahulladzina amanu minkum wa ‘amilushshaalihaati, layastakhlifannahum fil ardhi, kamastakhlafalladzina min qablihim, wa layumakkinanna lahum diinahumulladzirtadha lahum, wa layubaddi lannahum min ba’di khawfi him amna ; ya’buduunani la yusyrikuuna bi syai-an”

Allah menjanjikan kepada orang beriman dan beramal sholeh. Antum ndak usah ribut, pusing kepala cari kekuasan. Itu sudah janji Allah, akan dikasihnya. Ndak usah sampai kamu mengorbankan idealisme menjual tokoh-tokoh orang. Akhirnya sekarang yang punya tokoh pada marah semua. Malu tidak itu? Malu sekali. NU nya marah, Muhammadiyahnya marah, orang nasionalisnya marah. Sudah tidak ada harga diri lagi. Tokoh orang disanjung-sanjung seolah-olah tidak punya tokoh kamu itu.

Padahal kita itu, qudwatuna Rasulullah SAW -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kita tidak perlu kepada tokoh-tokoh. Semua tokoh itu ada cacatnya, betul tidak? Yang bersih dari cacat Rasulullah SAW -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kenapa kamu sibuk menokohkan orang? Semua mereka itu punya cacat, yang cacatnya itu tidak tanggung-tanggung.

Oleh karenanya, kita kembali kepada manhaj, Allaahu ghayatuna, warrasul qaa’iduna. Rasulullah itu pemimpin kita yang insyaAllah tidak akan ada sesuatu yang negatif pada diri Rasulullah SAW -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kenapa kita sibuk mencari tokoh di luar tokoh yang sudah diajarkan kepada kita?

Kembali kepada ayat yang tadi, Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal sholeh, akan diberinya kekuasaan. Nah ini dia… Jadi kamu tidak usah pusing, sibuk, menjilat ke sana ke mari mencari perhatian orang. Ada pepatah Arab, “Kullun yadda’i hubban bi Laila, wa Laila la tuqirru bi wahid”, Semua laki-laki mengatakan Laila cinta pada saya, tetapi Laila tidak pernah mengakui satu orangpun diantara mereka. Malu sekali.

Jadi Allah akan memberikan yang namanya kekuasaan itu, layastakhlifannahum, istikhlaaf, sebagaimana yang diberikannya kepada ummat sebelum kamu, wa layumakkinanna lahum diinahumulladzirtadha lahum, akan memberikan tamkiin, akan memantapkan posisi diin ini di muka bumi, kemudian wa la yubadilannahum min ba’di khawfi him amna, akan diganti Allah rasa takut menjadi rasa aman, tapi syaratnya apa? ya’buduunani la yusyrikuuna bi syai-an.

Sekarang kita itu sudah mulai menyerempet-nyerempet ke syirik, betul tidak? Mengakui nasionalisme yang dibuat oleh orang-orang nasionalis yang tidak mengenal Allah, yang tidak bertauhid kepada Allah Ta’ala. Jadi kita sudah mulai nyerempet ke situ. Yang tadinya faham tentang tauhid, yang tadinya memusuhi syirik tapi sekarang sudah berubah. Bagaimana kita mau mendapatkan kekuasaan dari Allah Ta’ala? Yakin ana gak bakalan. Tidak bakal dikasih Allaah Ta’ala itu. Karena sudah dikatakan demikian, “ya’buduunani la yusyrikuna bi syai-an”. Mereka menyembah Aku dan tidak mensekutukan Aku dengan segala sesuatu apapun.

Oleh karena itu, apapun namanya kita ini, mau jam’iyah mau jama’ah mau hizbiyyah, tugas kita adalah mengajak orang untuk ‘ibadatillaahi wahdah. Sekarang sesudah jadi partai, berani gak mengajak orang ke tauhid? Berani gak mengajak orang supaya menyembah Allah? Tidak berani. Sesudah jadi partai akan berbicara dengan bahasa-bahasa politik.

Dipikir mereka, mereka akan bisa diberikan Allah kekuasaan. Oh tidak. Jadi selama kita tidak menempuh jalur, manhaj, cara, thariiqah yang dilakukan oleh para pendahulu kita dari ummat ini, maka Allah tidak akan kasih. Kalaupun dikasihNya nanti, ya kekuasaan yang akhirnya menghancurkan kita. Ada yang mau? Saya yakin semua kita tidak akan mau. Gara-gara kekuasaan iman kita tergadai. Gara-gara kekuasaan aqidah kita larut. Gara-gara kekuasaan yang haram menjadi halal. Tidak, lebih bagus kita tidak punya kekuasaan

Ikhwah fillah rahimakumullah, jadi pertemuan kita ini sebenarnya ingin menghidupkan kembali apa yang dulu, yang biasa kita pelajari. Syahadatain, memantapkan makna syahadatain itu kembali. Di mana lagi ada pengertian ilaah al marghuub fihi? Sudah ndak ada lagi itu materi-materi seperti itu. Pertemuan-pertemuan hanya dicekoki dengan pilkada di sini, pilkada di sana, menghadapi 2009, yang tidak ada hubungannya dengan keimanan.

Oleh karenanya banyak para ikhwah itu mengeluh, datang ikut liqo tetapi iman tidak terasa bertambah. Bahkan pulang liqo, pusing kepala. Kalau dulu datang liqo, pulang, semangat keimanan membara, kecintaan kepada Allah SWT -subhanahu wata’ala-. Sehingga habis malam itu dihabiskan untuk sujud kepada Allah dan berdiri di hadapan Allah. Sekarang, karena terlalu larut malam membicarakan masalah agenda-agenda, pulang tengah malam, tidur, subuhpun lewat. Apakah begitu kader da’wah?

Jadi oleh karenanya ikhwah fillah rahimakumullah, biarpun sebagian saudara kita menuduh ini sebuah upaya untuk menggembosi, kita katakan kepada mereka, tidak ada penggembosan. Yang ada adalah penyadaran. Ana, antum semua, mari kita sama-sama menyadarkan saudara-saudara kita yang sedang larut dengan dunia. Kembalilah wahai ikhwah ke jalan yang benar, dan kami semuanya saudaramu. Tidak ada keinginan diantara kami untuk memecah-belah dan untuk menimbulkan permusuhan. Apabila kembali jama’ah ini kepada khithah yang aslinya, insyaAllah, Allah akan memberikan kemenangan itu di luar yang kita perhitungkan.

Allaahu akbar!

Catatan : Tulisan ini bisa dibaca di buku Pak Hartono Ahmad Jaiz ‘Rekayasa Pembusukan Islam’, penerbit Nahimunkar. Dan ia bersumber dari milis dan blog kader-kader PKS sendiri, di antaranya Forum Kader Peduli. Insya Allah bisa dipercaya keotentikannya.

Sumber:
http:// penyesatumat. wordpress .com/2009/04/27/nasehat-dari-orang-pks-untuk-orang-pks/

Anjrah Susanto Jam 09:59

http://blognyaanjrah.blogspot.com/2013/02/nasehat-dr-daud-rasyid-ma-untuk-pks.html?m=1 Monday, 4 February 2013

(nahimunkar.com)

'Nasehat Dr. Daud Rasyid MA untuk PKS' dapat dibaca di Nahimunkar.com.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar