Minggu, 18 Mei 2014


PUISI DARI TAHANAN POLITIK MUSLIM

  Aku berbaring terjaga dalam sel yang dingin ini di malam hari,
  Mengetahui besok aku menghadapi pertarungan baru.
  Aku menghibur diri - itu akan baik-baik saja,
  Tapi aku sudah melihat terowongan tanpa cahaya apapun.

  Setiap pagi aku hanya tidak ingin bangun,
  Tapi aku memaksa diri untuk tidak pernah menyerah.
  Kejahatan saya lihat di sini membuat jiwa saya meletus,
  Sistem di tempat begitu gelap dan korup.

  Ejekan, penyiksaan, pelecehan dan ancaman terus-menerus,
  Mereka tidak merasa malu, dan tidak memiliki penyesalan.
  Mereka menonton dan tertawa saat aku panik dan khawatir,
  Kemudian membakar lubang di kulit saya dengan rokok yang menyala.

  Tubuhku babak belur berteriak kesakitan,
  Tercekik di sini dan aku putus asa untuk bernapas.
  Setiap detak jantung menjadi lebih sulit untuk mengalahkan,
  Setiap rintangan menjadi sulit untuk mengalahkan.

  Aku sudah cukup dan hatiku sekarat berdarah,
  Apakah menangis di dalam dan dunia tidak bisa melihat.
  Saya khawatir apa yang akan terjadi dengan keluarga saya miskin?
  Orang tua saya, istri saya, bayi saya mereka sangat menderita.

  Aku tersandung kesakitan dengan setiap langkah yang saya ambil,
  Setiap senyum di wajah saya benar-benar hanya palsu.
  Tapi Imaan dalam hati saya tidak akan goyang,
  Mereka bisa mencoba semua yang mereka inginkan, tetapi itu tidak akan putus.

  Saya berdoa satu hari ini semua akan berakhir,
  Malam-malam kesepian akan berhenti menjadi sahabatku.
  Tapi kalau aku tidak hidup untuk melihat tahun lagi lagi,
  Saya percaya pada keadilan Allah .... aku pemenang pada akhirnya

  ~ Admin Twilight

end" Lihat Selengkapnya

Jumat, 16 Mei 2014

Penangkapan 320 Warga Muslim Bisa Picu Perang Agama di Nigeria

Rubrik: Afrika | Kontributor: Moh Sofwan Abbas - 03/03/14 | 23:06 | 02 Jumada al-Ula 1435 H
Nigeria (geography.about.com)
Nigeria (geography.about.com)
dakwatuna.com – Lagos. Banyak kalangan Muslim yang menyayangkan penangkapan terhadap 320 orang Muslim yang berasal dari wilayah utara Nigeria. Penangkapan tersebut dikhawatirkan bisa menambah ketegangan yang saat ini terjadi antara wilayah utara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan wilayah selatan yang berpenduduk mayoritas Kristen.
320 orang Muslim tersebut ditangkap oleh pemerintah selatan dengan dugaan mereka berafiliasi dengan gerakan Boko Haram yang telah dimasukkan dalam kategori organisasi teroris oleh pemerintah Nigeria.
Beberapa elit militer sudah memberikan peringatan kepada pemerintah terkait masalah ini. Menurut mereka, penangkapan ini tidak beralasan dan mengada-ada. Bahkan lebih beraroma pertentangan antar agama. Kalau hal ini dibiarkan terjadi terus-menerus bisa berakibat perang antar pemeluk agama yang berbeda. Yang pasti akan menjadi korban adalah warga Muslim yang berada di selatan, atau sebaliknya. (msa/dakwatuna/alukah)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/03/03/47120/penangkapan-320-warga-muslim-bisa-picu-perang-agama-di-nigeria/#ixzz31teOURUi
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Penculikan 200 Pelajar  Nigeria, Skenario Barat Kuasai Minyak

Rubrik: Afrika | Kontributor: Moh Sofwan Abbas - 09/05/14 | 19:36 | 10 Rajab 1435 H
Unjuk rasa warga Muslim terkait penculikan 200 pelajar putri.  (anadolu)
Unjuk rasa warga Muslim terkait penculikan 200 pelajar putri. (anadolu)
dakwatuna.com – Lagos. Jurnalis Turki, Ibrahim Kara Gul, menilai bahwa persiapan yang saat ini dilakukan untuk mengintervensi Nigeria terkait penculikan 200 orang pelajar putri oleh gerakan Boko Haram hanyalah untuk menguasai minyak. Intervensi dilakukan bukan untuk menyelamatkan para pelajar, tapi untuk menguasai minyak. Seperti ditulis di Anadolu, Jumat (9/5/2014) hari ini.
Menurut Kara Gul, beberapa hari ini dunia bertanya-tanya tentang nasib ratusan pelajar putri Nigeria itu. Namun anehnya, juru bicara Boko Haram malah menyatakan akan menjual para gadis itu sebagai budak.
Kasus Boko Haram di Nigeria, menurut Kara Gul, adalah sebuah politik kotor yang bertujuan pembagian kekayaan Nigeria dengan memanfaatkan konflik Muslim-Kristen. Bahkan Kara Gul menyatakan telah memprediksikan konflik ini sejak tahun 2004 saat Amerika menginvasi Irak. Saat itu, ada peta baru dunia yang telah disiapkan Pentagon dengan cara menciptakan konflik di berbagai belahan dunia, termasuk di Nigeria. Hal ini ternyata bukan sekadar khayalan, tapi terjadi saat ini.
Konflik di Nigeria telah berlangsung bertahun-tahun, dan akan terus berlangsung, sehingga sangat mungkin terjadi pemecahan dan pembagian wilayah. Saat ini didirikan gerakan-gerakan lokal di daerah-daerah yang kaya dengan minyak. Gerakan-gerakan ini berisi para aktivis Muslim, padahal sebenarnya melaksanakan agenda intelijen untuk membuat buruk citra Islam dan dalam rangka perebutan sumber minyak. (msa/dakwatuna)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/05/09/51012/penculikan-200-pelajar-nigeria-skenario-barat-kuasai-minyak/#ixzz31te6ViXB
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Militer Nigeria Tahu Rencana Penculikan Pelajar

Rubrik: Afrika | Kontributor: Moh Sofwan Abbas - 10/05/14 | 08:49 | 11 Rajab 1435 H
Negara bagian Borno, Nigeria (tvcnews.tv)
Negara bagian Borno, Nigeria (tvcnews.tv)
dakwatuna.com – Lagos. Amnesty International menuduh militer Nigeria telah mengetahui rencana Boko Haram menculik sekitar 200 pelajar putri bulan lalu. Namun demikian, militer tidak melakukan tindakan semestinya untuk menggagalkan penculikan tersebut.
Memo Islam, Jumat (9/5/2014), mengabarkan bahwa Amnesty sudah memperingatkan militer akan adanya kemungkinan Boko Haram melakukan aksi penculikan terhadap para pelajar di sebuah sekolah di antara tanggal 14-15 April silam.
Menurutnya, tahunya militer tentang rencana penculikan tanpa mengambil tindakan pencegahan akan semakin memperbesar kemarahan dunia internasional terhadap kasus penculikan ini.
Gerakan Boko Haram mendatangi sebuah sekolah SLTP di kota Chibok, negara bagian Borno, Nigeria, pertengahan April yang lalu. Mereka menculik lebih dari 200 pelajar putri yang sedang belajar di sana. Hingga sekarang belum diketahui keberadaan para pelajar tersebut, di tengah kekhawatiran bahwa mereka akan dibawa ke Kamerun. Beberapa pengamat menilai bahwa Boko Haram adalah gerakan Islam, tapi sengaja dibuat untuk agenda memecah Nigeria dalam rangka perebutan minyak. (msa/dakwatuna)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/05/10/51034/militer-nigeria-tahu-rencana-penculikan-pelajar/#ixzz31tdnKf00
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Siapakah Boko Haram Sebenarnya?

Rubrik: Afrika | Kontributor: Moh Sofwan Abbas - 15/05/14 | 09:06 | 16 Rajab 1435 H
Boko Haram di Nigeria (sunnewsonline.com)
Boko Haram di Nigeria (sunnewsonline.com)
dakwatuna.com – Abuja. Beberapa pekan ini pemberitaan tentang Boko Haram cukup ramai di media internasional. Tetapnya setelah kasus penculikan lebih dari 200 pelajar putri yang dilakukan oleh kelompok ini. Sekali lagi Islam dan umat Islam tercoreng, karena mereka mengklaim memperjuangkan Islam dan umatnya yang tertindas di Nigeria.
Boko Haram tidaklah mewakili Islam atau umat Islam. Organisasi ini hanyalah bikinan pihak-pihak yang sedang melakukan konspirasi merusak persatuan Nigeria dan melemahkan wilayah utara secara politik, ekonomi, dan keamanan. Namun secara langsung juga berefek pada membuat buruk citra Islam di mata dunia.
Demikiaan dikatakan Daud Imram Malasa, seorang aktivis Islam dan ketua umum Organisasi Persatuan Muslimin Nigeria, dalam artikelnya yang dirilis oleh Islamion, Ahad (11/5/2014) yang lalu. Daud juga menantang media mainstream untuk berani mempublikasikan kejadian sebenarnya. Misalnya berkali-kali kepolisian menangkap beberapa anggota Boko Haram, ternyata kemudian diketahui beragama Kristen.
Penyokong dana Boko Haram, menurut Daud, juga adalah seorang jenderal purnawirawan bernama Jeremiah Useni. Dia adalah seorang agen beragama Kristen yang bekerja pada badan intelijen asing. Dia jugalah yang membela Muhammad Yusuf, pendiri Boko Haram sebelum meninggal. Kematian Yusuf juga banyak dinilai pengamat dan aktivis HAM sebagai sebuah konspirasi untuk menutupi rahasia Boko Haram yang sebenarnya. Yusuf mati terbunuh setelah menyerahkan diri kepada kepolisian.
Banyak pihak mengatakan bahwa ayah Yusuf adalah anggota organisasi radikal dan teroris, Maitatsine. Pemimpin organisasi ini juga mati terbunuh. Dia adalah seorang beragama Kristen yang memakai nama Islam. Organisasi ini telah membunuh ribuan umat Islam dan ratusan orang Kristen. Slogan yang dibawanya juga sama dengan Boko Haram, yaitu memperjuangkan diterapkannya Syariah Islam di Nigeria. Tapi kemudian publik mengetahui bahwa pemimpin organisasi ini adalah Mohammed Marwa. Dia adalah seorang beragama Kristen yang belajar Al-Qur’an dan beberapa ilmu Islam untuk melaksanakan agenda asing menghancurkan fenomena kebangkitan Islam di utara Nigeria. Peristiwa itu terjadi antara tahun 1970-1980 an.
Yang aneh, Boko Haram muncul setelah adanya deklarasi penerapan Syariah Islam di wilayah utara Nigeria dan kuatnya fenomena kebangkitan Islam. Saat itu banyak program charity dan pendidikan Islam baik berasal dari pemerintah maupun non pemerintah merebak luas di wilayah utara tersebut. Namun setelah kehadiran Boko Haram, semua itu hilang. Bahkan program penerapan Syariah juga terhenti. Ratusan sekolah Islam ditutup, demikian juga banyak yayasan Islam dibubarkan. Bahkan para aktivis dakwah Islam juga banyak yang ditangkap. Sebenarnya apa tujuan Boko Haram ini? (msa/dakwatuna)
Redaktur: Moh Sofwan Abbas


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/05/15/51256/siapakah-boko-haram-sebenarnya/#ixzz31tdT2cw8
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
MENU BUKA PUASA : Resep Es Doger. Es doger merupakan minuman menyegarkan yang sering jumpai di kota Bandung, Jawa Barat. Walaupun es doger biasanya sering dijajakan di Bandung, es doger juga bisa didapatkan di beberapa kota besar di Indonesia, misalnya di  Jakarta, Malang, dan Surabaya maupun Solo.
Selain mempunyai rasa yang enak dan menyegarkan, es doger juga sangat nikmat diminum di tempat-tempat yang mempunyai cuaca panas. Es doger juga bisa dinikmati setelah melakukan olahraga agar menyegarkan tubuh dan pelepas dahaga setelah berolahraga.
Es doger mempunyai beberapa bahan dasar untuk pembuatannya yaitu susu dan parutan kelapa, ditambah dengan tape, ketan hitam, alpukat, dan lain sebagainya.
Es Doger MENU BUKA PUASA : Es Doger
Berikut adalah cara membuat menu buka puasa resep es doger :
Bahan – Bahan Membuat Es Doger:
  •     1 liter santan
  •     250 g gula pasir
  •     1/8 sdt pewarna merah
  •     2 butir kelapa setengah tua, serut halus
Pelengkap Es Doger :
  •     150 g tapai singkong, potong dadu
  •     150 g tapai ketan hitam
  •     100 ml susu kental manis
Cara membuat Es Doger :
  •     Rebus santan dan gula terus aduk terus hingga mendidih. Tambahkan pewarna, aduk rata. Angkat. Aduk hingga dingin.
  •     Simpan ke dalam freezer hingga agak beku, keruk-keruk dengan sendok, lalu kocok dengan mixer. Lakukan hingga 2-3 kali agar halus.
  •     Saat pengocokan terakhir terakhir, masukkan kelapa serut, aduk hingga rata.
Cara Penyajian:
  •      Taruh tapai singkong dan tapai ketan hitam dalam gelas saji, tambahkan kerukan es santan.
  •     Tuangi susu kental manis sesuai selera. Kemudian Sajikan.
Demikianlah cara membuat MENU BUKA PUASA : Es Doger, silahkan simak juga MENU BUKA PUASA : Es Kelapa Muda dan MENU BUKA PUASA : Es Blewah, semoga bermanfaat untuk mempersiapkan menu berbuka puasa Anda.
miris] Asal Muasal Bocornya Kunci UN SMA terbongkar dan Sangat sistematis.

SURABAYA – Sikap keras pemerintah bahwa soal ujian nasional (unas) SMA tidak bocor akhirnya terpatahkan. Berdasar keterangan pihak-pihak yang telah ditangkap dan diperiksa polisi, diketahui bahwa soal unas SMA benar-benar telah bocor dan kunci jawabannya sudah menyebar ke mana-mana.

Naskah soal unas itu bocor karena dicuri. Tidak main-main, pencurian tersebut melibatkan sekitar 70 kepala sekolah (Kasek) dan guru yang bekerja secara terstruktur. Semua adalah Kasek dan guru SMA negeri maupun swasta dari Lamongan.

’’Kunci jawaban bukan aslinya. Ini tidak bocor dari pusat. Tapi, ini adalah hasil menjawab sendiri oleh sekelompok guru di Lamongan setelah mereka mencuri naskah soal,’’ kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta Senin (12/5).

Para guru mencuri? Setija menyatakan bahwa itulah kenyataannya. ’’Pencurian ini dilakukan dengan modus mengelabui polisi yang mengawal proses distribusi naskah soal ketika menuju polsek,’’ terangnya.

Sebelum pelaksanaan unas, naskah soal di setiap kabupaten/kota memang disimpan di mapolres setempat. Dua hari sebelum pelaksanaan unas, naskah soal lantas didistribusikan ke polsek-polsek jajaran. Mekanisme yang sama berlaku di Lamongan. Pada Sabtu (12/4), naskah soal didistribusikan dari Polres Lamongan ke polsek-polsek di seluruh Lamongan.

Distribusi umumnya menggunakan mobil kepala sekolah atau guru. Satu mobil dikawal seorang polisi. Selain itu, ada tiga sampai lima guru yang ikut serta mengawal. Saat perjalanan menuju polsek itulah, naskah soal dicuri. Guru yang turut dalam pengawalan mengajak berhenti polisi untuk makan di rumah makan. Karena yang mengajak adalah guru, polisi pengawal tidak curiga. ’’Pada saat makan, ada salah seorang guru yang mengambil sebundel amplop naskah soal,’’ papar Setija. Sebundel ampol berisi 20 model naskah soal.

Pencurian tidak hanya dilakukan di satu tempat. Sesuai dengan skenario jahat yang telah mereka susun, agar pencurian itu tidak mencolok, setiap satu tempat (satu rombongan guru) hanya kebagian mengambil satu amplop soal. Lantaran unas SMA mengujikan enam mata pelajaran, pencurian dilaksanakan di enam titik dengan sasaran enam mobil berbeda. Setiap tempat (rombongan guru) mengambil satu naskah soal yang berbeda. Karena itu, ketika dikumpulkan, naskah soal enam mata pelajaran yang mereka dapatkan sudah lengkap.

’’Sesungguhnya itu bisa dijawab saat ini. Tapi, kami lakukan gelar perkara dulu dengan Polda Jawa Timur. Yang jelas, naskah soal itu dicuri sekelompok guru,’’ tegas Setija.

Berdasar penelusuran Jawa Pos di Lamongan, kebocoran tersebut tidak terjadi di satu titik. Tetapi, kebocoran itu terjadi di enam titik sekaligus atau sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diujikan dalam unas SMA. Enam titik tersebut adalah Lamongan Kota, Babat, Bluluk, Ngimbang, Kedungpring, dan Karang Binangun.

Di enam titik itu, guru SMA negeri dan swasta saling berkolaborasi. Setiap titik mencuri satu naskah soal sesuai dengan yang disepakati. Misalnya, di Lamongan Kota mereka sepakat mencuri naskah bahasa Indonesia. Jadi, yang dicuri adalah naskah soal bahasa Indonesia.

Naskah tersebut lantas dikumpulkan di dua posko. Yakni, posko Bluluk dan Babat. Di dua posko itu, sudah menunggu puluhan guru terpilih dari SMA negeri dan swasta untuk mengerjakan naskah soal yang sudah dicuri. Karena yang mengerjakan merupakan guru-guru terpilih, pengerjaannya tidak memakan waktu lama. Pengerjaan soal selesai pada Sabtu (12/4) atau saat itu juga.

Jawaban yang dihasilkan tersebut kemudian disimpan dalam bentuk CD dan flashdisk. CD dan flashdisk lantas diberikan kepada semua kepala sekolah yang telah sepakat berkomplot dan berbuat curang. Baik kepala sekolah negeri maupun swasta. ’’Alurnya memang dari pencurian, lalu dikerjakan bersama-sama oleh sekelompok guru dan kemudian diberikan kepada kepala sekolah,’’ jelas Setija.

Dari kepala sekolah itu, jawaban digandakan guru-guru yang ditunjuk di setiap sekolah untuk kemudian dibagikan kepada siswa. ’’Ini sudah direncanakan sangat matang dan sistematis. Ini tidak hanya dilakukan tahun ini, tapi minimal sudah dua tahun. Sebab, tahun lalu ada peredaran kunci jawaban juga,’’ papar Setija.

Lalu, bagaimana nasib naskah soal yang dicuri? Lantaran pencurian itu sudah direncanakan sangat matang, sekelompok guru dan kepala sekolah tersebut membuat alur cerita yang cantik. Begitu naskah soal kembali dihitung di polsek, sekelompok guru telah kongkalikong menjawab bahwa naskah soal komplet. Demikian pula ketika saat pemeriksaan dan perhitungan saat naskah soal diambil dari polsek ke sekolah pada hari H pelaksanaan unas. Padahal, sejatinya naskah itu kurang satu amplop.

Agar ketika dibagikan kepada siswa tidak ada yang kurang, naskah soal yang dicuri tadi dibawa langsung ke sekolah bersangkutan dan disatukan kembali dengan naskah soal lain. ’’Ini melibatkan banyak guru dan kepala sekolah. Jadi, terlihat seperti tidak ada yang ganjil. Yang jelas, ada cukup banyak guru dan kepala sekolah yang terlibat,’’ ungkap Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Farman.

Kunci jawaban yang disebar di Lamongan dibagikan secara gratis. Tetapi, tidak dengan di Surabaya. Kunci jawaban tersebut dikomersialkan Muhammad Nasrun Abid. Nama itulah yang membawa kunci jawaban dari Lamongan ke Surabaya. Abid memperoleh kunci jawaban dari pamannya yang guru SMAN 3 Lamongan Edy Purnomo. Selain itu, dia dapat dari kerabatnya yang lain, yaitu Wakil Kepala MTs Putra Putri Lamongan Ibnu Mubarrok.

Sebagaimana halnya siswa-siswa di Lamongan, Abid mendapatkannya secara gratis. ’’Abid lalu menjualnya kepada Joki Gosok seharga Rp 150 juta,’’ kata Farman. Joki Gosok atau DN Bagus Danil Bimantara merupakan pengedar kunci jawaban di Surabaya. Joki Gosok mengenal Abid dari pengedar sebelumnya, Bung T.

Di tangan Joki Gosok, kunci jawaban dijual kepada siswa di delapan SMAN di Surabaya. Harganya mencapai Rp 25 juta sampai Rp 35 juta untuk setiap sekolah. Jaringan Joki Gosok akhirnya dibongkar anggota Unit Kejahatan Umum (Jatanum) Satreskrim Polrestabes Surabaya saat pelaksanaan unas SMA hari ketiga 16 April lalu.

Joki Gosok dan empat anggotanya kemudian dibekuk polisi di tempat pelariannya di Jogjakarta pada 26 April lalu. Dari penangkapan Joki Gosok, terungkap nama pemasoknya, yakni Abid, dan kemudian berkembang ke penangkapan Edy serta Ibnu. ’’Dari pengungkapan itu, kami kembangkan. Hasilnya, kami mendapati fakta bahwa kunci itu berasal dari pencurian naskah soal di Lamongan,’’ ucap Setija.

Polisi sudah memeriksa semua yang terlibat. Bukan saja mereka yang mengedarkan di Surabaya, tetapi juga kelompok kepala sekolah dan guru di Lamongan yang mencuri serta menyebarkannya. ’’Semua sudah kami periksa. Tapi, kami tidak menahannya. Kami masih harus melakukan gelar perkara dengan Polda Jawa Timur. Yang pasti, pengusutan kasus ini sudah kami tuntaskan,’’ tandas Setija. (fim/c14/nw)

Selasa, 13 Mei 2014

Kontras: “Umat Islam lupakan Peristiwa Talangsari”

Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Lampung kala itu adalah Kolonel AM Hendropriyono
hidayatullah.com/Robi
diskusi "Islam sebagai Subyek/Obyek Kekerasan" di PP Muhammadiyah

 

Hidayatullah.com–Di banyak tempat umat Islam justru menjadi obyek kekerasan. Kekerasan fisik ataupun psikis. Namun, hingga saat ini kekerasaan yang menimpa umat Islam masih banyak terjadi dan  ada beberapa yang belum penyelesaian.
Bahkan sejarah terlanjur tertulis di saat Islam dinisbatkan sebagai teroris. Sebagai contoh di Talangsari, di mana umat Islam mendapatkan kekerasan tetapi stigma teroris justru melekat. Demikian disampaikan
“Kontras telah melakukan penyidikan, justru identik stigma teroris di Talangsari,” ucap M.Daud Beureuh dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau disingkat (KontraS) saat menjadi pembicara dalam diskusi “Islam sebagai Subyek/Obyek Kekerasan” di PP Muhammadiyah, Senin (12/05/2014) siang.
Daud mengakui, untuk kasus Talangsari-Lampung, pada tahun 2012 Kontras telah mencoba menyelesaikan kasus kekerasan yang terjadi di sana.
Misalnya menemui beberapa kementrian, di antaranya Menkopolhukam. Namun hingga saat ini belum ada keputusan final di tangan Jaksa Agung.
“2012 bertemu sejumlah kementrian (Menkopolhukam). Kontras melakukan penyelidikan,” sesalnya.
Intelijen
Peristiwa Talangsari terjadi 7 Februari 1989 di mana bentrok kelompok Warsidi dengan aparat keamanan di Dusun Talangsari III, Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Way Jepara, Kabutapen Lampung Timur.
Peristiwa ini tak lepas dari peran seorang tokoh bernama Warsidi dan para jamaahnya. Seorang jamaah Warsidi, Nurhidayat,  menyempal dan membentuk kelompok sendiri di Jakarta dan kemudian merencanakan sebuah gerakan yang kemudian  tercium oleh aparat keamanan dan mengakibatkan bentrok yang menyebabkan Kapten Soetiman tewas.
Tewasnya Kapten Soetiman membuat militer mengambil tindakan tegas dengen menyerbut kelompok Warsidi. Korban pun berjatuhan dari kedua belah pihak, 27 orang tewas di pihak kelompok Warsidi, termasuk Warsidi sendiri. Sekitar 173 ditangkap, namun yang sampai ke pengadilan 23 orang.
Sementara itu, Al-Chaidar & Zulfikar Salahuddin dalam buku “Lampung bersimbah darah: menelusuri kejahatan “Negara Intelijen” Orde Baru dalam peristiwa Jama’ah Warsidi”  pernah menulis,  peristiwa Lampung adalah sebuah musibah politik dan ‘makar yang sengaja dibuat pihak tentara’.
Peristiwa yang disebut pemerintah sebagai peristiwa “Gerakan Pengacau Kea-manan (GPK) Warsidi” yang dinilai sengaja menyudutkan umat Islam.
“Namun semua peristiwa itu, ternyata tidak begitu saja terjadi, melainkan direkayasa oleh intelijen-intelijen Melayu yang berhati busuk,” tulis Al Chaidar.
Saat peristiwa ini terjadi,  Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Lampung adalah Kolonel AM Hendropriyono.*
emansipasi wanita di minangkabau,termasuk tertua di dunia.
Di Minangkabau, perempuan diperbolehkan untuk memasuki wilayah publik. Perempuan Minang tidak dikurung di rumah dan hanya berkecimpung di sektor domestik saja. Perempuan memegang peranan dalam pengambilan keputusan politik dalam kaum/suku dan diperbolehkan untuk menduduki jabatan publik. Dalam sejarah, Kerajaan Minangkabau pernah dipimpin oleh raja Perempuan, yang bernama “Bundo Kanduang”. Hanya tiga posisi yang tidak boleh ditempati perempuan, yaitu Manti (pemimpin adat), Malin (pemimpin agama), dan Dubalang (pemimpin keamanan suku). Selain dari tiga posisi ini, perempuan dipersilahkan untuk berkiprah dan mendudukinya.
Pembantaian kaum muslim indonesia Part 1 (Tj.Priok Berdarah)
12 Mei 2014 pukul 21:23
Menangis anda membacanya.
12 September 1984, tengah malam.
Tanjungpriok bersimbah darah, ratusan umat Islam tersungkur ke tanah, tertmbus timah panas yang menyalak dari senjata otomatis ratusan tentara.
Mereka yang masih hidup dan tidak sempat berlari, ditendang, diinjak-injak, dan dihajar denagn popor senjata hingga tewas.
Drama pembantaian keji itu berlanjut dengan datangnya senjumlah truk tentara. Tubuh-tubuh tanpa nyawa itu terlempar begitu saja ke atas truk, seperti buruh melempar karung beras.
Ditumpuk seperti ikan pindang. Menyusul kemudian sejumlah ambulans dan mobil pemadam kebakaran. Kendaraan terakhir membersihkan sepanjang jalan itu dari simbahan darah.
Maka keesokkan harinya, nyaris tak dijumpai lagi jejak kebiadaban itu.” (diri buku Tanjungpriok Berdarah, Tanggung Jawab Siapa?, kumpulan fakta dan data, Gema Insani Press)
Saksi Mata Ust. Abdul Qadir Djaelani Abdul Qadir Djaelani adalah salah seorang ulama yang dituduh oleh aparat keamanan sebagai salah seorang dalang peristiwa Tanjung Priok.
Karenanya, ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Sebagai seorang ulama dan tokoh masyarakat Tanjung Priok, sedikit banyak ia mengetahui kronologi peristiwa Tanjung Priok.
Ini petikan kesaksian Abdul Qadir Djaelani terhadap peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang tertulis dalam eksepsi pembelaannya berjudul “Musuh-musuh Islam Melakukan Ofensif terhadap Umat Islam Indonesia”.
~Tanjung Priok, Sabtu, 8 September 1984~
Dua orang petugas Koramil (Babinsa) tanpa membuka sepatu, memasuki Mushala as-Sa’adah di gang IV Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka menyiram pengumuman yang tertempel di tembok mushala dengan air got (comberan).
Pengumuman tadi hanya berupa undangan pengajian remaja Islam (masjid) di Jalan Sindang. Tanjung Priok, Ahad, 9 September 1984 Peristiwa hari Sabtu (8 September 1984) di Mushala as-Sa’adah menjadi pembicaran masyarakat tanpa ada usaha dari pihak yang berwajib untuk menawarkan penyelesaan kepada jamaah kaum muslimin.
Tanjung Priok, Senin, 10 September 1984
Beberapa anggota jamaah Mushala as-Sa’adah berpapasan dengan salah seorang petugas Koramil yang mengotori mushala mereka. Terjadilah pertengkaran mulut yang akhirnya dilerai oleh dua orang dari jamaah Masjid Baitul Makmur yang kebetulan lewat. Usul mereka supaya semua pihak minta penengahan ketua RW, diterima.
Sementara usaha penegahan sedang.berlangsung, orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak ada urusannya dengan permasalahan itu, membakar sepeda motor petugas Koramil itu.
Kodim, yang diminta bantuan oleh Koramil, mengirim sejumlah tentara dan segera melakukan penangkapan. Ikut tertangkap 4 orang jamaah, di antaranya termasuk Ketua Mushala as-Sa’adah.
~Tanjung Priok, Selasa, 11 September 1984~
Amir Biki menghubungi pihak-pihak yang berwajib untuk meminta pembebasan empat orang jamaah yang ditahan oleh Kodim, yang diyakininya tidak bersalah.
Peran Amir Biki ini tidak perlu mengherankan, karena sebagai salah seorang pimpinan Posko 66, dialah orang yang dipercaya semua pihak yang bersangkutan untuk menjadi penengah jika ada masalah antara penguasa (militer) dan masyarakat. Usaha Amir Biki untuk meminta keadilan ternyata sia-sia.
~Tanjung Priok, Rabu, 12 September 1984~
Dalam suasana tantangan yang demikian, acara pengajian remaja Islam di Jalan Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh sebelum ada peristiwa Mushala as-Sa’adah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, yang memang bukan mubalig dan memang tidak pernah mau naik mimbar.
Akan tetapi, dengan latar belakang rangkaian kejadian di hari-hari sebelumnya, jemaah pengajian mendesaknya untuk naik mimbar dan memberi petunjuk. Pada kesempatan pidato itu, Amir Biki berkata antara lain, “Mari kita buktikan solidaritas islamiyah.
Kita meminta teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka tidak bersalah. Kita protes pekerjaan oknum-oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu. Kita berhak membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko.
Kalau mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya.” Selanjutnya, Amir Biki berkata, “Kita tidak boleh merusak apa pun! Kalau adayang merusak di tengah-tengah perjalanan, berarti itu bukan golongan kita (yang dimaksud bukan dan jamaah kita).” Pada waktu berangkat jamaah pengajian dibagi dua: sebagian menuju Polres dan sebagian menuju Kodim.
Setelah sampai di depan Polres, kira-kia 200 meter jaraknya, di situ sudah dihadang oleh pasukan ABRI berpakaian perang dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di tangan.
Sesampainya jamaah pengajian ke tempat itu, terdengar militer itu berteriak, “Mundur-mundur!” Teriakan “mundur-mundur” itu disambut oleh jamaah dengan pekik, “Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Saat itu militer mundur dua langkah, lalu memuntahkan senjata-senjata otomatis dengan sasaran para jamaah pengajian yang berada di hadapan mereka, selama kurang lebih tiga puluh menit. Jamaah pengajian lalu bergelimpangan sambil menjerit histeris; beratus-ratus umat Islam jatuh menjadi syuhada.
Malahan ada anggota militer yang berteriak, “Bangsat! Pelurunya habis. Anjing-anjing ini masih banyak!” Lebih sadis lagi, mereka yang belum mati ditendang-tendang dan kalau masih bergerak maka ditembak lagi sampai mati.
Tidak lama kemudian datanglah dua buah mobil truk besar beroda sepuluh buah dalam kecepatan tinggi yang penuh dengan pasukan. Dari atas mobil truk besar itu dimuntahkan peluru-peluru dan senjata-senjata otomatis ke sasaran para jamaah yang sedang bertiarap dan bersembunyi di pinggir-pinggir jalan.
Lebih mengerikan lagi, truk besar tadi berjalan di atas jamaah pengajian yang sedang tiarap di jalan raya, melindas mereka yang sudah tertembak atau yang belum tertembak, tetapi belum sempat menyingkir dari jalan raya yang dilalui oleh mobil truk tersebut.
Jeritan dan bunyi tulang yang patah dan remuk digilas mobil truk besar terdengarjelas oleh para jamaah umat Islam yang tiarap di got-got/selokan-selokan di sisi jalan.
Setelah itu, truk-truk besar itu berhenti dan turunlah militer-militer itu untuk mengambil mayat-mayat yang bergelimpangan itu dan melemparkannya ke dalam truk, bagaikan melempar karung goni saja.
Dua buah mobil truk besar itu penuh oleh mayat-mayat atau orang-orang yang terkena tembakan yang tersusun bagaikan karung goni.
Sesudah mobil truk besar yang penuh dengan mayat jamaah pengajian itu pergi, tidak lama kemudian datanglah mobil-mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang bertugas menyiram dan membersihkan darah-darah di jalan raya and di sisinya, sampai bersih.
Sementara itu, rombongan jamaah pengajian yang menuju Kodim dipimpin langsung oleh Amir Biki. Kira-kirajarak 15 meter dari kantor Kodim, jamaah pengajian dihadang oleh militer untuk tidak meneruskan perjalanan, dan yang boleh meneruskan perjalanan hanya 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu, di antaranya Amir Biki.
Begitu jaraknya kira-kira 7 meter dari kantor Kodim, 3 orang pimpinan jamaah pengajian itu diberondong dengan peluru yang keluar dari senjata otomatis militer yang menghadangnya. Ketiga orang pimpinan jamaah itu jatuh tersungkur menggelepar-gelepar.
Melihat kejadian itu, jamaah pengajian yang menunggu di belakang sambil duduk, menjadi panik dan mereka berdiri mau melarikan diri, tetapi disambut oleh tembakan peluru otomatis. Puluhan orang jamaah pengajian jatuh tersungkur menjadi syahid.
Menurut ingatan saudara Yusron, di saat ia dan mayat-mayat itu dilemparkan ke dalam truk militer yang beroda 10 itu, kira-kira 30-40 mayat berada di dalamnya, yang lalu dibawa menuju Rumah Sakit Gatot Subroto (dahulu RSPAD).
Sesampainya di rumah sakit, mayat-mayat itu langsung dibawa ke kamar mayat, termasuk di dalamnya saudara Yusron. Dalam keadaan bertumpuk-tumpuk dengan mayat-mayat itu di kamar mayat, saudara Yusron berteriak-teriak minta tolong. Petugas rumah sakit datang dan mengangkat saudara Yusron untuk dipindahkan ke tempat lain.
Sebenarnya peristiwa pembantaian jamaah pengajian di Tanjung Priok tidak boleh terjadi apabila PanglimaABRI/Panglima Kopkamtib Jenderal LB Moerdani benar-benar mau berusaha untuk mencegahnya, apalagi pihak Kopkamtib yang selama ini sering sesumbar kepada media massa bahwa pihaknya mampu mendeteksi suatu kejadian sedini dan seawal mungkin. Ini karena pada tanggal 11 September 1984, sewaktu saya diperiksa oleh Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, saya sempat berbincang-bincang dengan Kolonel Polisi Ritonga, Kepala Intel Kepolisian tersebut di mana ia menyatakan bahwa jamaah pengajian di Tanjung Priok menuntut pembebasan 4 orang rekannya yang ditahan, disebabkan membakar motor petugas.
Bahkan, menurut petugas-petugas satgas Intel Jaya, di saat saya ditangkap tanggal 13 September 1984, menyatakan bahwa pada tanggal 12 September 1984, kira-kira pukul 10.00 pagi. Amir Biki sempat datang ke kantor Satgas Intel Jaya.
Tokoh-tokoh itu selayaknya diperiksa dalam kasus Priok. Saat tragedi itu terjadi, LB Moerdani menjabat Panglima ABRI/Panglima Kopkamtib, Try Sutrisno menjabat Pandam V Jaya/Panglaksus Jaya, dan AR Butarbutar menjabat Dandim Jakarta Utara.
Menurut beberapa saksi, saat itu aparat keamanan terlihat membiarkan situasi menjadi tak terkendali.
Lihat saja pernyataan Soeharto dalam bukunya, Seoharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan saya. Disitu ditulis,
“Sesungguhnya, peristiwa itu benar-benar hasil hasutan orang yang menempatkan diri sebagai pemimpin.”
Benarkan ucapan Soeharto itu mengisyaratkan bahwa tragedi itu sudah direncanakan sebelumnya?
9 Maret 1999, Komnas HAM mengeluarkan pernyataan yang ditandatangani Marzuki Darusman dan Clementino dos Reis Amaral. Isinya, hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari tim yang dibentuk Komnas HAM untuk kasus Priok
Ada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim ini.
Pertama, mempelajari semua penerbitan umum serta dokumen lainnya.
Kedua, melakukan pertemuan dengan keluarga korban, saksi korban, dan saksi lainnya.
Ketiga, melakukan kunjungan ke berbagai tempat yang diduga menjadi tempat penguburan korban peristiwa Priok.
Keempat, mengundang pejabat aparat keamanan pada waktu itu, antara lain mantan Pangdam Jaya dan mantan Dandim Jakarta Utara, untuk memperoleh data guna dicocokkan dengan data yang diperoleh dari masyarakat.
Dari hasil temuan itu, Komnas HAM berkesimpulan:
Dalam tragedi Priok telah terjadi pelanggaran HAM, yakni pelanggaran atas hak hidup (right to life) dan hak mendapatkan informasi (right information).
Kemudian, Komnas HAM merekomendasikan agar pemerintah menjelaskan kepada masyarakat mengenai peristiwa Priok. Sementara para pelaku dan penanggungjawab pelanggaran HAMnya agar diadili.
Berdasarkan pernyatan itu, maka 18 November 1998, Komnas HAM mengirimkan surat pemanggilan ke Try Sutrisno. Tetapi, tampaknya Try lebih suka berkorespondensi.
Buktinya, 7 Desember 1998, Try membalas berkirim surat ke Komnas HAM. Isi suratnya, menolak memberikan klarifikasi.
Dalam surat itu, Try berkilah, kasus Priok telah ditandatangi secara institusional oleh ABRI, bukan ditangani oleh orang per orang. Baru dijawab oleh Try seperti itu, Komnas HAM saat itu mati kutu.
Menurut data temuan KPKP, sekitar 400 orang orang tewas, 40 orang cacat seumur hidup, 65 orang ditahan sewenang-wenang, dan 16 orang dinyatakan hilang.
Jumlah korban tewas itu kita ambil dari kesaksian. Pada setiap truk itu ada sekitar 40-50 orang. Kalau dihitung sepuluh truk, berarti jumlahnya ada sekitar 400 orang.


Benny Iskandar Sjam's jadi....siapa bilang Komunis itu kejam pada saat peristiwa Tiananmen??? Indonesia dengan sasar Pancasila juga lebih kejam, Mungkin kita bisa bertanya kepada LB Bangsat Moerdani - Radius Anjing Prawiro - Soedomo Taik - Try Babi Sutrisno dll





Rio Cornelianto betul bung benny..nanti saya kasih lagi catatan lainnya selain tj priok..
24 menit · Suka
Benny Iskandar Sjam's hmm...saya banyak juga tu, yang di lampung ada, yang diaceh banyak, yang di jawa barat juga ada
23 menit · Suka
Arief Munandar sadis
22 menit · Suka
Rio Cornelianto lampung talang sari yg dalang nya AM hendropriyono? nanti saya kasih ceritanya di catatan selanjutnya..
20 menit · Suka · 1
Benny Iskandar Sjam's OK tag ke saya walaupun saya juga punya
19 menit · Suka · 1
Noerma Qcenksaqqampunge LB moerdani tokoh kristen pembenci muslim....tak pernah tersentuh pengadilan pelaku peristiwa tanjung priuk...kupas terus rio...
18 menit · Suka
Rio Cornelianto bung benny: siap..mungkin bisa berbagi atau sebagai pelengkap cerita yg kurang..
16 menit · Suka · 1
Rio Cornelianto noerma: oke..
16 menit · Suka

Senin, 12 Mei 2014


:

:WARNING::
::Tentara AS di Freeport Lecehkan TNI/Polri::
>>Pilih Capres yg Berani & Tegas<<...
KITA BUTUH PRABOWO BUKAN JOKOWI

Jakarta - PT Freeport Indonesia melecehkan Polri dan TNI dengan menempatkan 70 tentara Amerika Serikat (AS) di areal pertambangannya, Papua.
Anggota Komisi I DPR RI dari daerah pemilihan Papua, Ali Kastela meminta agar Polri dan TNI tidak berdiam diri menerima 'pelecehan' seperti itu. "Masa' tangkap teroris bisa tapi tangkap perusuh di Papua tidak bisa, makanya Freeport pakai militer Amerika untuk amankan Freeport," ujar Ali.
ALI meminta pemerintah mendesak agar Freeport tidak menggunakan tentara AS sebagai penjaga. "Kondisi ini tidak boleh dibiarkan, harus ada batas tempo keberadaan militer AS itu, karena rawan bagi kedaulatan," terangnya.
Bahkab, Ali Kastela menilai, keberadaan 70 personel tentara AS sebagai bentuk ketidakpercayaan PT Freeport Indonesia terhadap Polri dan Polri. Menurut anggota Komisi I DPR dari Papua ini, Freeport tidak percaya dengan kemampuan Polri dan TNI dalam mengamankan investasi AS di Papua. "Freeport rugi, tambang mereka tidak operasi karena konflik, makanya mereka pakai keamananan sendiri dari Amerika," tegasnya.
Politisi Partai Hanura ini menambahkan, pemerintah AS sangat berkepentingan mengamankan aset-asetnya yang ada di Indonesia termasuk Freeport. Penempatan 70 tentara AS di tambang Freeport menurut Ali merupakan bagian dari upaya AS mengamankan asetnya tersebut. "Bagaimana mereka mau percaya kepada Polri dan TNI kalau tidak bisa meredam kerusuhan di sana?" ujarnya mempertanyakan.
Sementara pemerhati pertahanan dari Universitas Nanyang Singapura, Rico Marbun mengatakan, keberadaan 70 tentara AS di tambang PT Freeport Indonesia di Papua juga dinilai sebagai pelanggaran kedaulatan. Menurutnya, pemerintah harus mengusir 70 tentara AS tersebut keluar wilayah NKRI. "Kedaulatan Indonesia bukan terancam lagi itu sudah dilanggar namanya, tambang Freeport itu aset Indonesia bukan milik Amerika, mereka cuma operator saja," tegas Rico.
Kalaupun tugas diplomatik, lanjut Rico, tentara AS tersebut tidak boleh dipersenjatai dan tidak boleh berdiam lama di Papua. "Ini sangat memalukan, seolah TNI/Polri tidak mampu lakukan pengamanan aset nasional. Dan seolah tambang Freeport milik Amerika," tukas peneliti Future Institute ini.
Seperti diberitakan, dalam rapat tim pemantau situasi Papua DPR dengan menteri di jajaran Polhukam, di DPR, Jakarta, Jumat (25/11/2011) terungkap tentang keberadaan tentara AS di tambang Freeport. "Saat Kunker (Kunjungan Kerja), ada 70 militer Amerika yang masih aktif bekerja di Freeport," ujar anggota Fraksi Partai Hanura Ali Kastela.
Mendengar informasi tersebut, Djoko mengaku jika adanya tentara AS dikarenakan adanya pangkalan militer yang berada di Darwin, Australia. Jumlah tentara yang berada di Darwin itu mencapai 200-300 personel. "Karena memang Australia adalah sekutunya Amerika," ucap Djoko. (Inilah/ari)
Sebarkaan !!

Warga Indonesia yang diduga terlibat dengan JI dan Al-Qaeda lenyap

Agus Dwikarna adalah anggota Jemaah Islamiyah (JI) yang, menurut PBB, memandu Ayman al-Zawahiri dari Al-Qaeda dalam perjalanan ke Aceh.

Oleh Aditya Surya untuk Khabar Southeast Asia di Makassar, Sulawesi Selatan

April 24, 2014
Kembali ke Format Awal Lebih kecil Lebih besar
Di mana Agus Dwikarna?
  • Juru Bicara Polda Sulawesi Tengah Soemarmo bertemu dengan wartawan pada tanggal 23 Maret. [M. Taufan S.P. Bustan/Khabar] Juru Bicara Polda Sulawesi Tengah Soemarmo bertemu dengan wartawan pada tanggal 23 Maret. [M. Taufan S.P. Bustan/Khabar]
Teroris asal Sulawesi yang diduga terlibat dengan Al-Qaeda ini menghilang beberapa hari setelah pulang dari Filipina, di mana ia dipenjara sejak tahun 2002 atas tuduhan kepemilikan bahan peledak ilegal.
Ia kembali pada awal Januari dan tinggal beberapa hari di rumahnya di Makassar, namun keberadaannya sejak saat itu tidak diketahui, menurut para petugas di Indonesia. Polisi belum menambahkan nama Agus kedalam Daftar Pencarian Orang (DPO), tetapi mengatakan mereka akan tetap waspada terhadap ancaman yang mungkin ditimbulkannya.
“Agus Dwikarna mungkin telah mengancam anggota Polri tidak hanya di Sulawesi Tengah, tetapi juga di seluruh Indonesia - terutama ketika ia menghilang setelah dibebaskan,” menurut Juru Bicara Polda Sulawesi Tengah Soemarmo kepada Khabar Southeast Asia, sambil menyebutkan bahwa warga Sulawesi terkejut mendengar Agus telah kembali pulang dan menghilang.
Rentetan tuduhan
Agus sedang menjalani hukuman 17 tahun ketika Filipina mendeportasinya ke Indonesia. Ia tiba di Makassar pada tanggal 1 Januari, menurut Tribunnews.
Sebuah pengadilan Filipina memvonis Agus 12 tahun yang lalu karena mencoba naik penerbangan ke Bangkok dari Manila dengan bahan peledak plastik C-4 dan suku cadang bom.
Meskipun Agus membantah dakwaan, ia memiliki sejarah panjang keterlibatan dalam kegiatan terkait teroris, menurut PBB. Pada bulan September 2003, Komite Dewan Keamanan PBB memasukkan namanya di antara orang-orang yang diduga terkait dengan jaringan al- Qaeda dan yang memiliki hubungan langsung dengan sebagian besar pemimpin senior kelompok teror itu.
“Agus adalah seorang anggota Jemaah Islamiyah (JI) dan penghubung bagi al-Qaeda di Indonesia,” menurut profil online dirinya yang dibuat komite.
Sampai ditangkap pada tahun 2002 di Manila, Agus merupakan ”tokoh utama” Laskar Jundullah di Makassar, sayap militer Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), menurut PBB. Dia juga bekerja sebagai kepala daerah Yayasan Al-Haramain Islam cabang Indonesia, yang menyalurkan uang al- Qaeda ke Asia Tenggara dan memberi kedok pada para anggotanya sebagai pekerja badan amal, menurut PBB.
Juga menurut PBB, selain menjalankan kamp pelatihan di Sulawesi, Agus mengawal dua pemimpin tertinggi Al-Qaeda selama perjalanan di Provinsi Aceh: Ayman al-Zawahiri, sekarang pemimpin tertinggi kelompok teroris itu, dan Mohammed Atef, kepala sayap militer al-Qaeda, yang sejak itu telah dibunuh. Menurut PBB, kedua pemimpin al-Qaeda ini mengunjungi Aceh pada bulan Juni 2002, namun sumber-sumber lain menyatakan tanggal perjalanan mereka pada Juni 2000.
“Islam juga merupakan agama yang pemaaf. Saya yakin dia belajar banyak tentang hal ini selama dipenjara,” ujar Muhammad Yazid Fahri, seorang ulama Muslim di Makassar, kepada Khabar. ”Kami juga tidak tahu kebenaran tentang dakwaan terhadap dirinya. Hanya Tuhan yang tahu.”
Pengamat terorisme Noor Huda Ismail berkomentar: ”Saya yakin pemerintah Indonesia akan terus memantau dirinya. Sederhana saja. Jika Agus terlibat lagi, mereka [pihak berwenang Indonesia] bisa menangkapnya lagi. Namun, menurut saya itu tidak akan terjadi....”
M. Taufan S.P. Bustan di Palu, Sulawesi berkontribusi untuk artikel ini.