Sabtu, 22 Februari 2014

Perancis Terlibat dalam Pembantaian Muslimin Afrika Tengah?

 
Pasukan Perancis di Afrika Tengah (fj-p)
Pasukan Perancis di Afrika Tengah (fj-p)
dakwatuna.com – Bangui. Sekjen Komisi Internasional untuk Pengenalan Rasulullah saw., Khalid Abdurrahman Syayi’, meminta Uni Eropa melakukan tekanan kepada Perancis untuk menghentikan aksi-aksi kejam terhadap warga Muslim di Afrika Tengah, Sabtu (15/2/2014) kemarin.
Khalid menyatakan, pembantaian yang dialami warga Muslim Afrika Tengah terjadi karena kerja sama milisi Kristen, pasukan pemerintah, dan juga pasukan Perancis yang sebenarnya bertugas menjaga perdamaian dan mencegah terjadinya pertumpahan darah di negara tersebut.
Pernyataan ini didasarkannya para kesaksian saksi mata yang bisa dihubunginya di Afrika Tengah. Menurut saksi mata tersebut, aksi pembantaian dilakukan dengan sistematis dan sangat kejam. Warga Muslim dibakar, dimutilasi, di putus lehernya, dipotong kelaminnya hingga tewas, dan sebagainya. Telah ratusan warga Muslim yang menjadi korban, dan ratusan ribu lainnya mengungsi k negara tetangga.
Menurut Khalid, di antara bukti keterlibatan pasukan Perancis adalah merampas senjata warga Muslim yang sebenarnya digunakan untuk membela diri. Setelah tanpa senjata, milisi-milis Kristen dengan mudah menyerang dan membantai mereka. (msa/dakwatuna/alweeam)




















PBB Bolehkan Perancis Intervensi, Kondisi di Afrika Tengah Semakin Memanas

                                
Republik Afrika Tengah
Republik Afrika Tengah
dakwatuna.com – Kairo. Kondisi di Afrika Tengah semakin memanas, walaupun PBB sudah memberikanlampu hijau kepada Perancis untuk memulai operasi militernya. Kemarin, Jumat (6/12/2013), 12 orang dibunuh di daerah dekat ibukota, Bangui.
Di sebuah daerah, sekitar 100 Km sebelah utara ibukota, kondisi sangat genting menjelang dilakukannya voting tentang intervensi militer dunia ke Afrika Tengah. 12 orang peternak muslim dibunuh dengan senjata parang, dan 10 anak muda juga menjadi korban luka dengan senjata yang sama.
Salah seorang paramedis yang menerima dan mengurus para korban luka di rumah sakit mengatakan, “Kami sering melihat orang terluka dengan parang, tapi kita tidak pernah melihat jumlah korban yang demikian banyak datang pada waktu yang bersamaan.”
Pihak yang bertanggung jawab dalam kasus-kasus pembunuhan tersebut adalah milisi-milisi perkampungan yang mengklaim sebagai kelompok pertahanan diri. Mereka sering disebut dengan Kelompok Perlawanan Parang.
Kelompok Perlawanan Parang ini muncul mulai pada bulan September di barat laut Afrika Tengah. Kemunculannya adalah akibat dari kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang berasal dari Koalisi Seleka pimpinan Michel Jaotodia yang pada bulan Maret lalu menggulingkan Presiden Francois Bozize. Koalisi Seleka sudah dibubarkan, begitu berhasil menggulingkan presiden. (msa/dakwatuna/islamwattan)
Redaktur: Moh Sofwan Abbas


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/07/43182/pbb-bolehkan-perancis-intervensi-kondisi-di-afrika-tengah-semakin-memanas/#ixzz2u6tTaG6T
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook


Redaktur: Moh Sofwan Abbas


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/02/16/46376/perancis-terlibat-dalam-pembantaian-muslimin-afrika-tengah/#ixzz2u6rSgGGL
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar