Sabtu, 22 Februari 2014

PBB Bolehkan Perancis Intervensi, Kondisi di Afrika Tengah Semakin Memanas

                                
Republik Afrika Tengah
Republik Afrika Tengah
dakwatuna.com – Kairo. Kondisi di Afrika Tengah semakin memanas, walaupun PBB sudah memberikanlampu hijau kepada Perancis untuk memulai operasi militernya. Kemarin, Jumat (6/12/2013), 12 orang dibunuh di daerah dekat ibukota, Bangui.
Di sebuah daerah, sekitar 100 Km sebelah utara ibukota, kondisi sangat genting menjelang dilakukannya voting tentang intervensi militer dunia ke Afrika Tengah. 12 orang peternak muslim dibunuh dengan senjata parang, dan 10 anak muda juga menjadi korban luka dengan senjata yang sama.
Salah seorang paramedis yang menerima dan mengurus para korban luka di rumah sakit mengatakan, “Kami sering melihat orang terluka dengan parang, tapi kita tidak pernah melihat jumlah korban yang demikian banyak datang pada waktu yang bersamaan.”
Pihak yang bertanggung jawab dalam kasus-kasus pembunuhan tersebut adalah milisi-milisi perkampungan yang mengklaim sebagai kelompok pertahanan diri. Mereka sering disebut dengan Kelompok Perlawanan Parang.
Kelompok Perlawanan Parang ini muncul mulai pada bulan September di barat laut Afrika Tengah. Kemunculannya adalah akibat dari kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang berasal dari Koalisi Seleka pimpinan Michel Jaotodia yang pada bulan Maret lalu menggulingkan Presiden Francois Bozize. Koalisi Seleka sudah dibubarkan, begitu berhasil menggulingkan presiden. (msa/dakwatuna/islamwattan)

Konflik di Afrika Tengah, 54 Mayat ditemukan di Ruang Shalat

Rubrik: Afrika | Kontributor: Saiful Bahri - 06/12/13 | 12:17 | 02 Safar 1435 H
Pengungsi korban konflik di AfrikaTengah (inet)
Pengungsi korban konflik di AfrikaTengah (inet)
dakwatuna.com – Bangui.  Sekitar 80 mayat ditemukan tergeletak di sebuah masjid dan jalan-jalan sekitarnya di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah, Kamis, setelah kekerasan semalam. Demikian dilaporkan wartawan AFP.
Di masjid PK 5, 54 mayat dengan luka-luka tikaman pisau dan tembakan tergeletak di ruang shalat dan halaman. Di jalan-jalan yang berdekatan, wartawan menghitung 25 mayat lain.
“Mayat-mayat itu dibawa ke sini pagi ini oleh orang-orang dari daerah sekitar,” kata seorang petugas masjid yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP.
Masjid itu dipenuhi pria dan wanita yang datang untuk mencari orang-orang yang mereka cintai. Dalam tanda ketegangan yang terus berlangsung, sejumlah orang mengitari masjid itu dengan membawa kapak Jalan-jalan di dekatnya ditinggalkan penduduk dan hanya terlihat mayat-mayat tergeletak..
Kelompok bantuan Dokter Tanpa Batas (MSF) menyebut jumlah korban tewas di salah satu rumah sakit sebanyak 10 orang dan 65 orang cedera. Semuanya akibat tembakan atau tikaman senjata tajam.
Diperkirakan sejumlah rumah sakit lain di kota itu juga menampung korban-korban yang tewas dan cedera dalam gelombang baru kekerasan itu.
Kamis diawali dengan suara tembakan sebelum fajar di daerah utara Bangui. Kekerasan itu segera menyebar ke daerah-daerah lain dengan tembakan senapan otomatis dan senjata berat, sebelum kemudian mereda dan hanya terdengar tembakan sporadis di sejumlah daerah.
Sekitar 250 prajurit Prancis ditempatkan di jalan-jalan kota itu beberapa jam sebelum Dewan Keamanan PBB mensahkan intervensi besar militer Prancis-Afrika untuk menghentikan kekerasan di Republik Afrika Tengah.
Negara itu dilanda kekacauan dan kekerasan sektarian antara komunitas Kristen dan Islam sejak gerakan pemberontak Seleka menggulingkan Presiden Francois Bozize pada Maret setelah perjanjian perdamaian gagal. (rol/sbb/dakwatuna)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/06/43167/konflik-di-afrika-tengah-54-mayat-ditemukan-di-ruang-shalat/#ixzz2u6sp5cjW
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/12/07/43182/pbb-bolehkan-perancis-intervensi-kondisi-di-afrika-tengah-semakin-memanas/#ixzz2u6sN5qIq
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar