Rabu, 26 Maret 2014

 

Utang capai Rp 2.036 T, Indonesia terancam bangkrut

Utang capai Rp 2.036 T, Indonesia terancam bangkrut
Pengemis. ©2013 Merdeka.com
 



Merdeka.com - LSM FITRA merilis data terbaru soal utang Indonesia. Per Mei 2013, utang Indonesia sudah mencapai 2.036 triliun. Dalam waktu cuma enam bulan, hutang Indonesia bertambah Rp 186 triliun.

"Hasil LKPP (Laporan Keuangan pemerintah pusat) yang diterbitkan oleh BPK tahun 2012, dimana pada akhir Bulan Desember 2012, utang RI baru mencapai Rp 1.850 Triliun," kata Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA Ucok Sky Khadafi dalam rilis yang diterima merdeka.com, Rabu (17/7).

Menurut Ucok besarnya utang ini menandakan Indonesia sedang menuju kepada negara bangkrut. Tanda-tanda negara bangkrut diperlihatkan dengan: pertama, utang pemerintah terus menumpuk; kedua, aset negara atau tanah berserta sumber daya alam lainnya sudah dikuasai oleh pihak swasta; ketiga,cadangan devisa yang terus tergerus, dan merosot ke titik nol.

"Lihat saja sekarang, di mana, pada akhir bulan Desember masih USD 112.8 miliar, dan pada akhir bulan Juni sudah tergerus menjadi USD.98.1 miliar," kata Ucok.

Keempat, pemerintah tidak bisa mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat yang terus mengalami kenaikan luar biasa. Terakhir, pemerintah tidak mampu lagi membayar gaji para aparat negara.
 

Hatta: Moral masyarakat mundur, gampang diintervensi kapitalis

Hatta: Moral masyarakat mundur, gampang diintervensi kapitalis
Hatta bertemu Menlu China. ©2013 Merdeka.com/arie basuki
 


Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut moralitas masyarakat Indonesia tengah mengalami kemunduran. Hal ini menjadi pukulan telak dalam kemajuan ekonomi serta dalam praktik demokrasi.
Hatta berpandangan, masyarakat Indonesia saat ini sangat gampang terintervensi oleh pemikiran kapitalisme dan materialisme yang mengancam jalannya demokrasi bangsa.
"Etika dan moral kita mengalami kemunduran luar biasa. Masyarakat kita gampang terintervensi oleh kapitalis dan materialisme mengintervensi demokratisasi yang berjalan," ucap Hatta dalam acara mencetak da'i yang diselenggarakan MUI di Jakarta, Kamis (4/7) malam.
Hatta mengatakan, saat ini kekuasaan, modal dan uang sangat mudah merasuki masyarakat Indonesia. Dampaknya, meruntuhkan akhlak mulia di masyarakat. "Kekuasaan, modal dan uang bukan tidak mungkin akan melunturkan akhlak kita," katanya.
Namun demikian, Hatta bersyukur fundamental negara yang tercantum dalam UUD 1945 dan Pancasila menegaskan bahwa tujuan hidup dan perjalanan hidup manusia mewajibkan mempunyai akhlak yang mulia.





Kelakuan para wakil rakyat 
apa tanggapan anda setelah melihat fhoto dpr dan wakilnya pada saat kerja mereka sedang asik tidur?

sebar kan fhoto ini ke dinding anda masing-masing,

KAPAN NEGARA INDONESIA BISA MAJU KALAU KERJANYA CUMA TIDUR DAN MAKAN GAJI BUTA..
PENYAKIT pemerintah indonesia ADA 6:

1. Ginjal...Gaji Ingin Naik kerJA Lamban
2. Radang Paru...Rajin Datang pulang buru buru
3. Batuk...Bawaannya Ngantuk
4. Jantung...JArang Ngantor pingin unTung
5. Muntaber...Mundur rapat Tanpa Berita
6. Flu....Facebook'kan Melulu.

Foto I'am Julianto.

DPR dan wakilnya pada saat kerja mereka sedang asik tidur?  KAPAN NEGARA INDONESIA BISA MAJU KALAU KERJANYA CUMA TIDUR DAN MAKAN GAJI BUTA.. PENYAKIT pemerintah indonesia ADA 6: 1. Ginjal...Gaji Ingin Naik kerJA Lamban 2. Radang Paru...Rajin Datang pulang buru buru 3. Batuk...Bawaannya Ngantuk 4. Jantung...JArang Ngantor pingin unTung 5. Muntaber...Mundur rapat Tanpa Berita 6. Flu....Facebook'kan Melulu

Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat



Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat
gedung bertingkat kawasan scbd. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

 


Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa struktur perekonomian Indonesia sangat timpang. Nyaris separuh Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh pengusaha kakap alias konglomerat.
Dari catatannya, jumlah konglomerat hanya 0,01 persen dari seluruh pengusaha di Indonesia, tapi mampu menyumbang 45,5 persen terhadap PDB. Sebaliknya, 98 persen pengusaha di Tanah Air yang masuk kategori mikro, hanya mampu menyumbang 29 persen pada perekonomian nasional.
Dari kondisi itu, diakuinya sangat mungkin terulang kejadian krisis ekonomi seperti 1997 lalu. Saat itu, pemerintah harus membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) gara-gara kredit macet menyeruak dari kalangan konglomerat.
"Pengusaha raksasa seringkali menimbulkan problematik. Kalau yang 0,01 persen ini terjadi apa-apa, ekonomi kita bisa terguncang, kita tidak ingin BPPN jilid II," ujar Hatta di kantornya, Kamis (4/7).
Berkaca dari pengalaman negara-negara besar, seharusnya UKM tumbuh melampaui dominasi konglomerasi. Karena itu, Hatta berhasrat mendesak orang-orang superkaya serius membentuk pengusaha kecil menengah.
"Dengan ketimpangan seperti ini, kita perlu melakukan sesuatu untuk mendorong UKM jadi pemain besar. Di negara maju terdapat fenomena menarik, disebut entrepreneur economy, yakni peningkatan ketergantungan industri besar kepada kegiatan-kegiatan usaha kecil, yang fleksibel, lincah, dan menguasai teknologi modern," paparnya.
Sebagai langkah konkret memberdayakan pelaku UKM, politikus PAN itu berjanji mempertegas pelaksanaan affirmative action. Yaitu rangkaian kebijakan untuk mendorong pemberdayaan pengusaha kecil.
Misalnya, menghubungkan UKM dengan bank BUMN agar mudah menerima kredit, memangkas perizinan, dan menggandeng perguruan tinggi, seperti ITB, memberi pelatihan pada pengusaha mikro.
Jika kebijakan ini sukses, Menko Perekonomian yakin 70 juta penduduk yang masuk kategori rentan miskin dapat naik tingkat menjadi bagian kelas menengah, yang saat ini berjumlah 100 juta orang.
"Kita harus menggarap 70 juta rentan miskin dan 100 juta yang menengah, yang punya pengeluaran USD 2-20 sehari. Maka dari itu kita perlu melakukan pemberdayaan UKM," tegasnya.
       Benar benar sulit  memasukan pemahaman tentang bahaya misionaris yang memboncengi kapitalisme dan neoliberalisme kepada segelintir orang yang "merasa pintar" . Orang orang yang telah tercuci otaknya ini begitu yakinnya bahwa kapitalismelah yang akan membuat negeri ini maju... SUNGGUH2 BUTA AKAN KENYATAAN......!!!!!
        Belajarlah membaca realitas......!!! jangan hanya percaya kepada iklan para kapitalis yang akan menjajah ekonomi negeri ini......!!!
Mentri Koordinatar Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa struktur perekonomian Indonesia sangat timpang.  Nyaris separuh Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh pengusaha kakap alias konglomerat.

 


[noe]
Reporter : Idris Rusadi Putra | Kamis, 4 Juli 2013 23:09

7


8
Share Detail






Reporter : Idris Rusadi Putra | Kamis, 4 Juli 2013 23:09

7


8
Share Detail
Di depan pendakwah, Hatta singgung akhlak dan kondisi ekonomi
  • Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat
  • KEK Sei Mangkei jadi percontohan di Kalimantan dan Sulawesi


  • Ekonomi dunia masih krisis, penyusunan APBN hati-hati
  • Krisis ekonomi, alasan pemerintah turunkan target PDB
  • The Fed pede ekonomi dunia akan pulih tahun ini



  • Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat



    Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat
    gedung bertingkat kawasan scbd. ©2012 Merdeka.com/imam buhori
     


    Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa struktur perekonomian Indonesia sangat timpang. Nyaris separuh Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh pengusaha kakap alias konglomerat.
    Dari catatannya, jumlah konglomerat hanya 0,01 persen dari seluruh pengusaha di Indonesia, tapi mampu menyumbang 45,5 persen terhadap PDB. Sebaliknya, 98 persen pengusaha di Tanah Air yang masuk kategori mikro, hanya mampu menyumbang 29 persen pada perekonomian nasional.
    Dari kondisi itu, diakuinya sangat mungkin terulang kejadian krisis ekonomi seperti 1997 lalu. Saat itu, pemerintah harus membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) gara-gara kredit macet menyeruak dari kalangan konglomerat.
    "Pengusaha raksasa seringkali menimbulkan problematik. Kalau yang 0,01 persen ini terjadi apa-apa, ekonomi kita bisa terguncang, kita tidak ingin BPPN jilid II," ujar Hatta di kantornya, Kamis (4/7).
    Berkaca dari pengalaman negara-negara besar, seharusnya UKM tumbuh melampaui dominasi konglomerasi. Karena itu, Hatta berhasrat mendesak orang-orang superkaya serius membentuk pengusaha kecil menengah.
    "Dengan ketimpangan seperti ini, kita perlu melakukan sesuatu untuk mendorong UKM jadi pemain besar. Di negara maju terdapat fenomena menarik, disebut entrepreneur economy, yakni peningkatan ketergantungan industri besar kepada kegiatan-kegiatan usaha kecil, yang fleksibel, lincah, dan menguasai teknologi modern," paparnya.
    Sebagai langkah konkret memberdayakan pelaku UKM, politikus PAN itu berjanji mempertegas pelaksanaan affirmative action. Yaitu rangkaian kebijakan untuk mendorong pemberdayaan pengusaha kecil.
    Misalnya, menghubungkan UKM dengan bank BUMN agar mudah menerima kredit, memangkas perizinan, dan menggandeng perguruan tinggi, seperti ITB, memberi pelatihan pada pengusaha mikro.
    Jika kebijakan ini sukses, Menko Perekonomian yakin 70 juta penduduk yang masuk kategori rentan miskin dapat naik tingkat menjadi bagian kelas menengah, yang saat ini berjumlah 100 juta orang.
    "Kita harus menggarap 70 juta rentan miskin dan 100 juta yang menengah, yang punya pengeluaran USD 2-20 sehari. Maka dari itu kita perlu melakukan pemberdayaan UKM," tegasnya.
           Benar benar sulit  memasukan pemahaman tentang bahaya misionaris yang memboncengi kapitalisme dan neoliberalisme kepada segelintir orang yang "merasa pintar" . Orang orang yang telah tercuci otaknya ini begitu yakinnya bahwa kapitalismelah yang akan membuat negeri ini maju... SUNGGUH2 BUTA AKAN KENYATAAN......!!!!!
            Belajarlah membaca realitas......!!! jangan hanya percaya kepada iklan para kapitalis yang akan menjajah ekonomi negeri ini......!!!
    Mentri Koordinatar Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa struktur perekonomian Indonesia sangat timpang.  Nyaris separuh Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh pengusaha kakap alias konglomerat.

     
     


     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar