Selasa, 18 Maret 2014

Fatih 1453 & Fatih 2013 “Cintai Kecintaannya pada Allah SWT”

Leave a comment
February 4, 2013 by I am Muslim
Mereka sama-sama bernama Fatih. Keduanya sama-sama hidup di muka bumi ini (bukan cerita fiksi). Keduanya sama-sama seorang muslim. Keduanya memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh setiap muslim pada umumnya. Artikel ini dimasukkan ke dalam pohon episode “Bukan C.I.N.T.A Biasa” oleh penulis karena alasan khusus. Apa alasannya? Temukan jawabannya diakhir artikel. Untuk membuat Anda yang membaca artikel ini semakin penasaran, mari kita simak link berikut ini :
http://www.tumblr.com/tagged/fatih%20seferagic
Siapakah dia? saudaranya Edward Cullen? (sepertinya pertanyaan ini yang akan muncul dari para penggemar Twilight Saga). Tahan dulu rasa penasarannya, simak dulu link dibawah ini:
klik disini
Saya ulangi lagi pernyataan diatas “Mereka sama-sama bernama Fatih”. Fatih pertama bernama Muhammad Al-Fatih. Beliau (saya panggil beliau karena ia hidup di abad pertengahan). Merupakan Sang Penakluk Ibukota Bizantium (Konstantinopel), sebuah Imperium Superpower yang berdiri kokoh selama ribuan tahun sejak sebelum Islam lahir di muka bumi. Sedangkan Fatih yang kedua bernama Fatih Seferagic. Seorang remaja berusia 17 tahun yang hidup di Amerika dan ia adalah seorang Hafidz Quran!. Sekarang mari kita bahas satu persatu.
Obsesi 7 abad itu begitu bergemuruh di dadanya. Pemuda yang baru berusia 21 tahun ini tahu, hanya yang paling bertakwa yang layak mendapatkannya. Ia tahu hanya sebaik-baik pasukan yang layak mendampinginya. Maka di sepertiga malam terakhir menjelang penyerbuan bersejarah itu ia berdiri di atas mimbar, dan meminta semua pasukannya berdiri. “Saudara-saudaraku di jalan Allah”, ujarnya, “Amanah yang dipikulkan ke pundak kita menuntut hanya yang terbaik yang layak mendapatkannya. Tujuh ratus tahun lamanya nubuat Rasulullah telah menggerakkan para mujahid tangguh, tetapi Allah belum mengizinkan mereka memenuhinya. Aku katakan pada kalian sekarang, yang pernah meninggalkan shalat fardhu sejak balighnya, silahkan duduk!”
Begitu sunyi. Tak seorangpun bergerak.
“Yang pernah meninggalkan puasa Ramadhan, silahkan duduk!”
Andai sebutir keringat jatuh ketika itu, pasti terdengar. Hening sekali, tak satupun bergerak.
“Yang pernah mengkhatamkan Al-Quran melebihi sebulan, silahkan duduk!”
Kali ini beberapa gelintir orang perlahan menekuk kakinya, berlutut berlinang air mata.
“Yang pernah kehilangan hafalan Al-Quran-nya, silahkan duduk!”
kali ini lebih banyak yang menangis sedih, khawatir tak terikut menjadi ujung tombak pasukan. Mereka pun duduk.
“Yang pernah meninggalkan shalat malam sejak balighnya silahkan duduk!”
Tinggal sedikit yang masih berdiri, dengan wajah yang sangat tegang, dada berdegub kencang, dan tubuh menggeletar.
“Yang pernah meninggalkan puasa Ayyamul Bidh silahkan duduk!”
Kali ini semua terduduk lemas. Hanya satu orang yang masih berdiri. Dia, sang sultan sendiri. Namanya Muhammad Al-Fatih. Dan obsesi 7 abad itu adalah Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih menjadi seorang panglima perang dan berhasil menaklukkan Konstantinopel (Ibukota Bizantium) tahun 1453, diusia 21 tahun.
Dari abad pertengahan kita beranjak ke abad 21. Di negeri nun jauh disana, hidup seorang bocah yang mulai menghafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun dan menuntaskan hafalannya dalam 3 tahun, alias menjadi hafidz pada usia 12 tahun (catat! 12 tahun!). Ia melatih hafalannya itu di bawah bimbingan Syekh Qari Zahid dan Qari Abid. Saat ini ia berusia 17 tahun, seorang Hafidz Qur’an, bersuara indah dan tampan pula. Masyaallah.. Tinggal dan menetap di Amerika Serikat bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafal AL-Qur’an. Akhi berkebangsaan  Bosnia ini lahir di Stuttgart, Jerman dan sekarang tinggal di Texas, AS. Pada umur 4 tahun ia pindah ke AS, tinggal di Arizona selama 3-4 tahun sebelum menetap di Baltimore, Maryland selama 7 tahun dimana ia memulai dan menuntaskan hafalan Al-Qurannya. Namanya adalah Fatih Seferagic. Saat ini ia sedang menuntaskan tugasnya sebagai seorang mahasiswa di sebuah universitas, menjadi pengajar Al-Quran, ketua remaja mesjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas, dan me-recital beberapa surah dalam Al-Quran.
Sekarang mari kita kembali kejudul utama “Cintai Kecintaannya pada Allah SWT”. Mungkin setiap orang pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini baik secara lisan maupun tertulis; “Siapa idolamu?” mari kita fikirkan sejenak…
(Lanjut…) Secara psikologi, wanita lebih cenderung mengekspresikan apa yang ia sukai termasuk yang ia idolakan sehingga yang kita lihat wanita lebih banyak memperlihatkan “ketergila-gilaannya” dengan para idolanya dibandingkan dengan pria. Sikap wanita seperti ini memberikan dampak bahwa apa atau siapa yang diidolakannya menjadi “terlihat” sangat populer. (bingung? Sama, yang nulis juga bingung. Tapi begitulah adanya).
Tulisan ini dibuat bukan untuk memprovokasi para wanita terutama remaja agar mengidolakan para pemuda diatas, akan tetapi mengajak kita semua untuk mengidolakan “karakternya yang mencintai Allah”. Sekali lagi biar lebih kerasa feel-nya; mengidolakan “karakternya yang mencintai Allah”. Bisa? Pasti. Susah? Banget…!!. Tapi, caranya? Sering-seringlah berkunjung ke blog ini (uppzz ^-^).
Satu lagi pertanyaan yang belum terjawab; kenapa tulisan ini dimasukkan ke dalam pohon episode “Bukan C.I.N.T.A Biasa?” karena inilah cinta tertinggi seluruh penghuni jagat raya, cinta kepada Zat Yang Menciptakannya, cinta kepada The Ultimate Love  yang memberikan nafas (sebagai secuil rahmatNya) kepada hambaNya. Cinta kepada Allah. mencintaiNya berarti mencintai orang-orang yang dicintaiNya serta karakteristik yang dimilikinya. Rasulullah, para Sahabatnya, dan kaum muslimin yang senantiasa berjuang di jalanNya; layaknya Muhammad Al-Fatih dan Fatih Seferagic

Tidak ada komentar:

Posting Komentar