Selasa, 11 Maret 2014

PO AN TUI

Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;


Saudara Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita idam-idamkan.
Seluruh lapisan masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.
Pao An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami, sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan, tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.
Golongan Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
"Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung" …. (Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).
Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Anak keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal, mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang.  Sadarlah wahai kaum pribumi.  mh/nahimunkar.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/17/28172/begitu-sangat-kejamnya-laskar-po-an-tui-terhadap-kaum-pribumi/#sthash.Ib8YLxqp.VYdR0nvH.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar