Pada tanggal 15 Mei 1948, rezim Zionis mulai melakukan operasi pengusiran paksa secara bertahap terhadap ratusan ribu warga Palestina dari tanah-tanah mereka. Hingga kini jutaan warga Palestina mengungsi ke berbagai negara lain dan hidup dalam kondisi yang sangat sulit. Meski hari ini disebut sebagai Hari Nakba bangsa Palestina namun dapat dikatakan pula sebagai Hari Nakba bangsa Arab. Bahkan dengan melihat konsekuensi buruk dari pembentukan rezim Zionis di Palestina, maka hari ini dapat disebut sebagai Hari Nakba dan tragedi bagi umat manusia.
Sebenarnya, tragedi ini adalah noktah hitam di "pangkuan" masyarakat dunia dan sistem internasional yang hingga kini belum terpecahkan. Sebab, pengungsi Palestina yang hingga kini diperkirakan melebihi angka lima juta orang masih terus menunggu masa di mana mereka dengan bebas dapat kembali ke tanah air mereka.
Hari ini, penyelesaian masalah Palestina terutama masalah pengungsi yang telah ditegaskan dalam Resolusi PBB Nomor 194, merupakan masalah besar bagi masyarakat internasional. Jika masalah tersebut tidak terselesaikan, maka masalah Palestina tidak akan pernah berakhir. Sebab, para pengungsi Palestina di berbagai negara hidup sengsara, memilukan dan ditambah dengan penghinaan yang mereka alami.
Pendudukan Palestina oleh Israel pada dasarnya merupakan hasil dari konspirasi yang dirancang di Swiss pada tahun 1897, dan secara bertahap dengan mandat Inggris dan pengeluaran deklarasi Balfour pada tahun 1917, menjadi mukadimah bagi pembentukan rezim Zionis di Palestina. Proses tersebut berlanjut hingga pada tanggal 29 November 1947, PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 181 tentang Palestina.
Atas dasar resolusi tersebut, Palestina terbagi menjadi Arab dan Yahudi. 23 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris dan berbagai negara Eropa memberikan suara mendukung kepada resolusi itu. Resolusi PBB Nomor 181 dikeluarkan setahun sebelum tragedi mengerikan pendudukan Palestina dan menjadi "stempel" penegasan atas adanya sebuah konspirasi global untuk membentuk rezim Zionis dan memisahkan Palestina dari jantung dunia Islam.
Sejak tanggal 15 Mei 1948 di mana Israel mengumumkan keberadaannya dan hari itu disebut sebagai Hari Nakba, kehidupan rakyat Palestina menjadi tidak jelas. Mereka selalu mengalami penderitaan, kesengsaraan dan terusir dari rumah-rumah dan tanah mereka. Sungguh amat ironis sekali jika masyarakat internasional khususnya dunia Islam hanya bungkam menyaksikan tragedi kemanusiaan ini.
Menurut para pakar regional, hari ini Palestina adalah ujian bagi dunia Islam. Jika negara-negara Islam menggunakan segala fasilitas dan kemampuannya untuk melawan Israel, maka Barat dan kekuatan-kekuatan hegemoni dunia akan kewalahan mengatasinya. Namun jika mereka hanya bungkam atas agresi Zionis maka sama halnya menanti serangan Barat di semua sektor. Dapat dikatakan bahwa instabilitas yang terjadi saat ini di Irak, Suriah, Yaman dan negara-negara Islam lainnya adalah dampak dari kebungkaman tersebut. (IRIB Indonesia/RA/NA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar