Minggu, 26 Januari 2014

Mereka yang terhempas dari perjuangan


Mereka yang Terhempas dari Perjuangan

Mereka yang Terhempas dari Perjuangan

Shoutussalam.com - Perjalanan perjuangan menegakkan ad dien ini senantiasa dipenuhi dengan dinamika dan romantika yang mewarnainya. Perjuangan telah melahirkan para laki-laki tangguh dan menenggelamkan para pecundang dalam kehinaan. Dinamika dan romantika perjuangan sebenarnya adalah saringan atau seleksi alam untuk memisahkan antara orang-orang yang jujur dan orang-orang yang dusta dalam perjuangan.
Dan pada akhirnya kelak mereka yang jujur akan menjadi pemenang, sedangkan para pendusta akan terpinggirkan sebagai pecundang. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, kenapa sebagian dari para pejuang tauhid itu terhempas dari barisan yang penuh berkah ini bahkan tidak sedikit yang murtad bergabung dengan para musuh Allah?
Tidaklah seorang hamba kembali kapada kekafiran setelah beriman melainkan karena Allah menyesatkan mereka sebagai hukuman atas perbuatan mereka. Demikian halnya mereka yang tersingkir dari barisan kafilah pejuang tauhid tiada lain adalah karena dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
Tentang hal ini Allah ‘Azza wa jalla berfirman :”Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemunya dua pasukan, hanya saja mereka digelincirkan oleh setan disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma’af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi penyantun”.(QS Ali Imran:155)
Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah mengatakan: “Salah satu bentuk pertolongan Allah kepada para mujahidin adalah disingkirkannya orang-orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam jihad,”
Maka menjadi penting bagi para mujahid untuk mengetahui hal-hal yang menjadikan para pendahulunya ada yang terhempas dari jalan mulia menegakkan dien ini. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Allah ‘azza wa jalla, maka sebaik-sebaik informasi akan hal ini adalah apa yang Allah sampaikan di dalam kitabNya. Dan inilah sebagian dari hal-hal yang menyebabkan terhempasnya seorang hamba dari barisan tentara Allah;
1. Kecintaan pada kehidupan dunia daripada kecintaan pada negeri akhirat.
Allah ‘azza wa jalla berfirman:”Yang demikian itu disebabkan mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan bahwasannya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.”(QS An Nahl:107)
Kecintaan kepada dunia disamping menjadi penghalang seseorang dari berjihad ternyata juga menjadi sebab berpalingnya seseorang dari tauhid dan dari berjihad di jalan Allah. Tidak sedikit dari mereka yang memilih pensiun dari jihad adalah karena faktor ini. Bahkan mereka yang memilih bergabung dalam barisan para thoghut juga tiada lain kecuali faktor ini.
Salah seorang mantan mujahid ketika ditanya kenapa ia memilih menjadi antek thoghut ia menjawab,”anak saya banyak,hidup saya susah dan terbelit hutang”. Ketika ia ditanya,”imbalan apa yang kamu dapatkan dari mereka?”. Ia menjawab,”saya diberi empang,”.
Seorang mantan mujahid yang pernah berjihad di Afghanistan dan pernah menjadi buronan thoghut selama tiga tahun akhirnya menyerah kepada thoghut, meminta ampunan dan mau bergabung dengan thoghut. Dan akhirnya memang thoghut menutup kasusnya dan mengampuninya. Ketika seorang ikhwan bertanya kepadanya,”Kenapa ia berbuat seperti itu?”. Dia menjawab,”saya hidupnya susah”.
Rupanya setan tahu betul akan efektifnya peluru bernama “dolar” untuk melumpuhkan para mujahidin. Peluru ini tidak kalah dahsyat dengan peluru timah atau tembaga. Bahkan peluru dolar bisa lebih mencelakakan seorang mujahid dari peluru timah dan peluru tembaga.
Jika seorang mujahid ditembak dengan peluru timah atau tembaga maka akan mengantarkan sang mujahid sebagai syuhada. Akibat gugurnya seorang mujahid akan melahirkan dendam dan kebencian (yang dibenarkan oleh syariat) kepada thoghut dari para keluarga dan teman-teman sang mujahid.
Namun jika seorang mujahid ditembak dengan peluru dolar dan mengenai sasaran maka yang gugur adalah prinsip dan cita-cita perjuangan sang mujahid. Akan menimbulkan kemadhorotan bagi barisan mujahidin dengan jatuhnya informasi kaum muslimin kepada pihak musuh. Kemudian akan lahir anggapan dari keluarga sang mantan mujahid bahwa, thoghut dan orang kafir itu baik. Maka hilanglah kebencian dan permusuhan mereka terhadap thoghut dan orang-orang kafir.
Karena efektifnya peluru dolar untuk menahan laju jihad, maka salah satu program thoghut adalah memberikan bantuan modal kepada para mantan nara pidana mujahid. Ini adalah merupakan salah satu bentuk program deradikalisasi yang menjadi agenda thoghut untuk melunturkan prinsip dan cita-cita para mujahidin. Maka hendaklah para mujahid menghati-hatikan diri dan keluarganya dari fitnah dolar yang dikucurkan oleh para thoghut.
2. Lemahnya keyakinan dan ketidak pahaman akan hakikat perjuangan.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,”Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi,maka jika ia memperoleh kebaikan tetaplah ia dalam keadaan itu,dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itulah kerugian yang nyata.” (QS Al Hajj:11)
Tidak sedikit dari para pejuang tauhid yang akhirnya tersingkir dari barisan dikarenakan lemahnya keyakinan mereka yang disebabkan oleh lemahnya pemahaman akan dien ini dan manhaj perjuangannya. Maka tatkala syubhat menghampirinya serta merta kemudian mereka berpaling dari jalan jihad yang penuh barokah ini.
Adakalnya lemahnya prinsip akan bertambah lemah tatkala badai ujian mandatanginya, ditambah lagi dengan datangnya syubhat yang dihembuskan oleh setan. Maka kemudian sang pejuang pun tersungkur kalah dengan menanggalkan prinsip yang diyakininya, bahkan meyakini kekeliruan diri dan teman-temannya dalam berjihad.
Lihatlah,seorang mantan mujahid yang dahulunya sudah pernah merasakan indahnya medan jihad Afghanistan dan harumnya jihad di Moro, namun tatkala badai ujian menerpanya ia pun menjadi pecundang. Jihad yang telah membesarkannya dan menjadi jalan perjuangannya dulu kini diyakini sebagai kejahatan setelah ia merasakan beberapa bulan penjara thoghut.
Dulu ia tetap diatas jalan jihad karena ia merasakan kenikmatan dan kenyamanan serta tiadanya batu sandungan yang berarti yang menghalangi jalannya. Namun tatkala datang sedikit ujian dan dunia merayunya ia pun tersungkur sujud di depan berhala yang dahulu dimusuhi dan dibencinya.
Maka perhatikanlah! Orang tersebut yang kini menjadi  murtadin yang sering tampil di media, akan kita lihat apa yang keluar dari lisannya yang busuk adalah syubhat yang bersumber dari dalil dan prinsip yang lemah.
Menjadi pelajaran bagi setiap mujahid untuk mendasari langkah perjuangannya diatas pemahaman yang kuat yang didasari oleh ilmu yang mumpuni. Dan juga pengenalan yang utuh akan hakikat jalan perjuangan ini yang penuh dengan onak dan duri dan berbagai ketidak enakan yang akan dialami dan dijumpai. Mereka harus paham bahwa dalam perjuangan ini ada resiko berupa penjara yang menanti, maut yang menunggu dan siksaan yang siap mendera.
Maka jika hal-hal tersebut telah dipahami oleh seorang mujahid maka tatkala ujian menerpa ia tidak serta merta kembali kebelakang bergabung dengan para thoghut dan menyerang balik para mujahidin. Namun sebaliknya setiap kali kemenangan diperoleh ia semakin yakin dan teguh dalam pejuangan, dan tatkala badai ujian melanda ia pun tetap bersabar diatas prinsip yang diyakininya.
3. Adanya penyakit nifaq dalam diri mereka.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,”Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman,kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati,karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS Al Munafiqun:3)
Tidak sedikit dari para mantan mujahid yang kini memilih pensiun dini adalah dikarenakan adanya penyakit nifaq yang bersarang di hatinya. Adakalanya mereka ikut berjihad dikarenakan riya, merasa malu tidak berjihad dikarenakan teman-temannya berjihad. Maka ia berjihad semata-mata karena mengharap penilaian dan pengakuan manusia. Jenis manusia ini akan bersama mujahidin jika mujahidin kuat dan serta merta meninggalkan mujahidin jika mujahidin mendapat musibah.
Berapa banyak orang-orang yang dahulunya ikut aktif dalam jihad Afghan, Moro, Ambon dan Poso. Namun hari ini tenggelam oleh kenikmatan dunia setelah orang-orang kafir menyebut jihad sebagai kejahatan dan para mujahid disebut pelaku kriminal.
Ada seseorang yang dahulunya ikut aktif dalam jihad Ambon dan sangat bersemangat dalam jihad namun akhirnya memilih memisahkan diri dari barisan mujahidin setelah fitnah menimpa mujahidin. Tatkala orang ini menjenguk ikhwan mujahidin yang berada di dalam penjara dan melihat keadaan mereka,maka ia kurang lebih  berkata: “Jika saya tahu jihad resikonya seperti ini maka saya akan tobat dari jihad sejak dulu,”.
Allah ‘azza wa jalla mengibaratkan orang-orang munafiq seperti kayu yang tersandar, tidak memiliki pendirian dan prinsip.Ia akan condong kemana saja tergantung arah angin bertiup. Ada fenomena lain yang menarik dari orang-orang munafiq di suatu tempat yang sempat ana saksikan.
Beberapa orang yang dahulunya aktif dalam dakwah tauhid dan jihad, namun tatkala tiba masanya Pemilu ataupun pilkada maka ia akan aktif menjadi tim sukses para kandidat thoghut.Dan tatkala pemilu ataupun pilkada telah usai maka ia akan kembali bergabung dengan para ikhwan dan aktif mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh para ikhwan.
Jika bersama ikhwan maka ia seakan orang yang paling komitmen dengan tauhid dan jihad.Namun tatkala pemilu atau pilkada digelar maka ia pun akan kembali berkecimpung dalam lumpur demokrasi yang kotor demi sedikit dunia pemuas syahwatnya.
Begitulah ia terus demikin keadaannya. Maka benarlah apa yang Allah firmankan:”Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau akan mendengar tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar…”(QS Al Munafiqun:4)
Maka adalah menjadi pelajaran berharga bagi para mujahid, dari tergelincirnya sebagian diantara mereka dari jalan perjuangan yang suci ini. Untuk itu agar tidak termasuk mereka yang terhempas dari jalan perjuangan maka hendaknya para da’i dan mujahid membekali dirinya dengan ilmu dan pemahaman yang memadai, menanamkan kecintaan yang kuat terhadap Allah, Rasul, jihad dan kampung akhirat, serta menghilang debu-debu nifaq yang mungkin masih menempel dalam diri yang bisa saja berupa sebagian dari sifat dan kebiasaan orang munafiq.
Yang terakhir,tentunya memohon bimbingan dan pertolongan Allah ‘azza wa Jalla agar sabar dan istiqomah dalam meniti jalan dakwah tauhid dan jihad. Semoga Allah memelihara aku dan kalian semua yang tengah meniti jalan dakwah dan jihad…aamiin.
Ambon, 21 Rabiul awwal 1435
Abu Usamah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar