Selasa, 28 Januari 2014

INFO DUNIA ISLAM
Umat Islam memiliki banyak model pahlawan atau mujahid. Mereka adalah pahlawan yang real, bukan tokoh imajiner. Mereka adalah pahlawan yang mendunia. Kita kenal sosok Bilal bin Rabah, budak berkulit hitam. Dialah yang menginspirasi kita, walaupun fisiknya terjajah, namun jiwanya benar-benar merdeka dengan akidah Islam. Hingga Allah mengabadikan ucapnya dalam surat Al-ikhlas, saat disiksa yang muncul dari mulutnya hanya kata ahad, ahad, dan ahad. Ketika dia menjadi manusia yang benar-benar merdeka, dia abdikan hidupnya hanya untuk kemuliaan Islam dengan mengikuti berbagai aktivitas jihad fi sabilillah.
Kita juga punya sosok Hamzah bin Abdul Muthalib, sang Singa Allah (Asadullah). Dialah sosok yang membuat Suku Quraisy khawatir saat dia menyatakan kesetiaannya pada Islam. Dengan segala kegagahannya dia begitu lantang membela Rasulullah dan Risalahnya. Ketika Jihad dikumandangkan, dia berada di garda terdepan di medan peperangan. Beliau syahid dalam perang Uhud di tangan Wahsyi (Seorang budak berkulit hitam) atas pesanan Hindun yang berambisi melakukan balas dendam atas kematian beberapa anggota keluarganya dalam perang Badar. Rasulullah SAW mengatakan bahwa penghulu syuhada (sayyidus syuhadaa) adalah Hamzah.
Siapa yang tak kenal sosok Umar bin Khattab? Dialah sang Pembeda (al-Faruq), yang melalui keislamannya semakin kuatlah posisi kaum muslimin. Dialah yang menjadi wasilah Islam menjadi lebih disegani di hadapan musyrikin Quraisy. Ketika menjadi khalifah pengganti Abu Bakar, dia menjadi pemimpin yang begitu zuhud, humanis, sekaligus tegas dan bijaksana. Kesederhanannya membuat terkagum-kagum utusan pasukan Romawi. Bagaimana bisa seorang panglima besar yang telah menundukkan kekuasaan Romawi dan Persia begitu tenangnya tertidur tanpa pengawal hanya bertelekan alas daun kurma?
Siapakah yang terkenal dengan keahliannya dalam berduel? Dialah Ali bin Abi Thalib. Jiwa kepahlawanannya sudah terbentuk sedari dia masih kecil karena dia tinggal serumah dengan Rasullullah. Walaupun masih kecil, tidak menjadi halangan baginya untuk menjadi pembela Rasulullah. Hal itu dia tunjukkan secara konkret pada saat Rasulullah meminta siapa dari sanak keluarganya yang mau membelanya. Pada saat itulah, sosok Ali yang menyatakan diri siap membela Rasulullah. Loyalitasnya pada Islam tak cukup sampai di situ, dialah juga orang yang begitu berani menggantikan Rasulullah di tempat tidurnya sewaktu Rasulullah hendak berangkat hijrah. Sebuah pilihan yang sangat beresiko. Kemudian Ali pun selalu ikut serta dalam aktivitas jihad. Dan dalam perang tanding, dialah yang kerap maju ke hadapan musuh bersenjatakan pedang pemberian Rasulullah yang khas, sebuah pedang bermata dua bernama Zulfiqar. Dialah pahlawan Islam sejati yang mampu menunjukkan keperkasaan Islam di hadapan musuh.
Khalid bin Walid adalah sosok pahlawan Islam lainnya. Dialah komandan yang mampu mencerai beraikan pasukan muslim saat Perang Uhud. Ketika Hidayah Allah datang padanya, Dialah yang menggenapkan posisi pasukan Islam. Melalui kepahlawanannya Syam bisa dibebaskan dan terintegrasikan ke Pangkuan Bumi Islam. Namanya menjadi harum. Kaum muslimin menggelarinya sebagai Pedang Allah (Saifullah). Dialah pedang Allah yang terhunus, yang menginspirasi kita walaupun dicopot dari jabatannya sebagai komandan perang oleh Amiirul Mukminiin, Umar bin Khattab, tetap menunjukkan loyalitasnya pada Islam.
Muhammad Al-Fatih, sosok pahlawan yang tidak lekang oleh zaman. Dia dan pasukannya mampu mewujudkan nubuwwah Rasulullah dengan prestasinya yang mampu menaklukkan kota Konstantinopel, yang oleh generasi umat Islam sebelumnya telah beberapa kali ditaklukkan namun belum membuahkan hasil. Rasulullah menggelarinya sebagai Pemimpin dan Pasukan terbaik karena prestasi spektakulernya itu. Melalui aksi pembebasannya itu, Islam begitu agung dan tak tertanding di hadapan Barat yang notabene kerajaan Kristen.
Dalam skala lokal pun, kita mengenal Pangeran Diponegoro. Dia mengobarkan semangat jihad yang semangatnya sama dengan pahlawan Islam lainnya. Sosoknya mampu memotivasi rakyatnya untuk tetap tahan dalam suasana perang yang tidak bisa dibilang sebentar. Sistem organisasi militer Pangeran Diponegoro merujuk pada sistem militer Kekhalifahan Turki Usmani. Berdasarkan hal ini, bukanlah hal yang tidak mungkin adanya Pangeran Diponegoro dengan Khalifah di Turki. istilah Bulkiyo yang berasal dari istilah Bolzuk (divisi pasukan elit Turki Usmani Janissari) juga digunakan sebagai nama korps pasukan elit Diponegoro. Lebih dari itu, Perang Diponegoro merupakan perang yang berupaya untuk menegakkan negara Islam (al-baladul Islam) di Pulau Jawa.
Masih begitu banyak sosok pahlawan Islam yang layak kita ikuti jejaknya. Gelar pahlawan Islam, kemuliaan, dan segala prestasinya tidaklah mereka dapatkan secara kebetulan. Mereka telah memilih jalan Islam hingga akhirnya Islam mengangkat dan mengabadikan nama mereka. Prestasi mereka terekam sejarah. Kemuliaan tidak saja mereka dapatkan di dunia, lebih dari itu nama mereka juga terpuji di langit. Para penghuni langit mengasihi mereka. Dan Kelak mereka bersama Rasulullah berada dalam tempat yang paling mulia, di Jannah-Nya. Itulah pilihan terbaik yang mereka ambil.
Maukah kita mengikuti jejak mereka? Jadilah pahlawan Islam berikutnya, yang darahnya mewangi, yang namanya harum di langit dan dibumi. Inilah pilihan yang paling tepat. Maka mulailah saat ini juga. Jadilah pada pahlawan Islam, Pembela Allah dan Rasul-Nya. Jika kita menjadi pahlawan Islam, kita akan mendapatkan bagian dari yang Allah Janjikan.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47]: 7)
Dunia Islam sungguh benar-benar membutuhkan uluran tangan kita. Kondisi saat ini, dunia Islam tercerai berai. Harus ada kelompok yang benar-benar menyatukannya, menghilangkan sekat-sekat nasionalisme yang selama ini mengungkungnya. Dunia Islam saat ini tengah terbelenggu sistem ekonomi kapitalisme, harus ada pahlawan yang mampu menghancurkan belenggu sistem jahat tersebut, mengawalnya hingga memasuki babak sistem ekonomi Islam yang adil, menentramkan dan mensejahterakan.
Dunia Islam hari ini, termasuk Indonesia yang menjadi negeri muslim mayoritas tengah terbelenggu sistem politik dan pemerintahan yang berbentuk demokrasi. Sistem ini hanya menjanjikan kesejahteraan dan keadilan semu. Sistem demokrasi adalah sistem yang korup, biang kehancuran dan kerusakan SDA serta melahirkan berbagai tragedi dan problem kemanusiaan di mana-mana. Jika Indonesia bertahan dengan sistem ini, tentu tidaklah mustahil nasibnya akan serupa dengan negera Yunani yang bangkrut, padahal Yunani adalah negara asal demokrasi. Karena itu, harus ada para pahlawan menampakkan secara nyata kerusakan konsep sistem demokrasi. Harus ada yang menyampaikan kepada umat, bahwa demokrasi sama sekali tidak ada korelasinya dengan ajaran Islam. Sistem demokrasi hanya didasarkan pada akal dan hawa nafsu, padahal kita hanya diperintahkan berhukum hanya dengan hukum-Nya.
“Tidak beriman seseorang diantara kalian, sehingga hawa nafsunya (keinginannya) disesuaikan dengan apa yang telah aku datangkan (yaitu hukum syari’at Islam).” (Fathul Baari, jld XIII, hal.289)
Sudah selayaknya ada pahlawan yang memobilisasi umat ini dari sistem demokrasi yang tidak menyelamatkan mereka di dunia maupun akhirat menuju kepada sebuah sistem yang menjamin mereka dunia akhirat, yakni sistem Islam, al-khilafah ala minhajin nubuwaah yang tanda-tandanya sudah makin dekat. Sudah saatnya ada komponen umat bersama Daulah Khilafah yang dijanjikan membuktikan kabar gembira Rasulullah yang belum tertunaikan, yakni terbebaskannya kota Roma.
Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah? Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah? Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.”Yaitu: Konstantinopel. (HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)
Pembebasan Roma adalah hadiah Allah kepada generasi akhir zaman ini? Maka segeralah ambil hadiah yang begitu berharga itu dengan bersegera mengatur barisan dan menjadi pasukan khilafah masa depan.
Jadilah bagian yang memobilisasi umat menuju masa depan yang penuh dengan harapan, keadilan, kejayaan, dan ketentraman. Siapa yang mau ambil bagian?
Wallahu a’lam. [detikislam.com]

1 komentar:

  1. Ajaran yang baik itu biasanya nelarang perang. Harus mengasihi orang lain walau beragama lain,musuh sekalipun. Biarlah tuhan yg mengadili siapa yg benar.

    BalasHapus