Selasa, 28 Januari 2014


AQIDAH TAQIYYAH SYIAH

Akidah taqiyyah termasuk akidah Syiah yang menyelisihi Islam. Akidah ini menempati kedudukan yang tinggi dalam agama mereka. Menurut mereka, para nabi dan rasul pun diperintahkan untuk melakukannya.

Ulama Syiah telah menjelaskan definisi taqiyah ini. al-Mufîd dalam Tash-hîhul I’tiqâd berkata: “Taqiyah adalah merahasiakan al-haq (keyakinan Syiah, red) dan menutupi diri dalam... meyakininya, berkamuflase di hadapan para penentang (orang-orang yang berseberangan dalam keyakinan) dan tidak mengusik mereka dengan apa saja yang akan menyebabkan bahaya bagi agama dan dunia (orang-orang Syiah).

Yusuf al-Bahrâni (tokoh Syiah abad 12 H) berkata, “Maksudnya menampakkan kesamaan sikap dengan para penentang dalam apa yang mereka yakini karena takut kepada mereka.”

Al-Khumaini berkata: “Taqiyah artinya seseorang mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan realita atau melakukan sesuatu yang berseberangan dengan aturan syariah guna menyelamatkan nyawa, kehormatan atau kekayaannya.”
Atas dasar itu, adu argumentasi atau debat dengan mereka sulit akan membuahkan hasil. Karena mereka akan menyangkal segala yang dialamatkan kepada mereka.

Melalui tiga definisi taqiyah dari tiga Ulama besar Syiah dapat disimpulkan bahwa:

Makna taqiyah adalah seseorang menampakkan sesuatu yang berbeda dengan hatinya di hadapan orang lain
Dipraktekkan di hadapan para penentang mereka sehingga seluruh kaum Muslimin masuk dalam kategori ini (para penentang mereka).
Taqiyah dilakukan dalam urusan yang berkaitan dengan praktek agama orang-orang yang berseberangan dengan mereka
Taqiyah dilakukan karena rasa takut, ingin memelihara agama, jiwa dan harta.[Badzlul Majhûd 2/638]

BEBERAPA RIWAYAT TENTANG KEDUDUKAN TAQIYAH
Terdapat banyak riwayat versi Syiah dalam kitabkitab induk mereka yang menunjukkan tingginya kedudukan akidah taqiyah ini.

Al-Kulaîni (seorang Ulama Syiah) meriwayatkan perkataan Ja’far ash-Shâdiq [siapakah beliau ini?] yang berbunyi:
التَّقِيّةُ دِيْنِيْ وَدِيْنُ آبَاءِيْ، لاَإِيْمَا ن لِمنْ لاَتقِيَّةَ لَهُ

Taqiyah adalah agamaku dan agama moyangku. Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak melakukan taqiyah

Abu ‘Abdillâh berkata: “Sesungguhnya Sembilan persepuluh dari agama terdapat dalam taqiyah. Tidak ada agama bagi orang yang tidak bertaqiyah” [al-Khishâl,Ibnu Bâbuyah al-Qummi, 1/25].

Al-Bâqir berkata: “Akhlak terbaik para imam dan orang-orang terkemuka Syiah adalah bertaqiyah.” [al-Ushûl al-Ashîlah hal. 324].

Dalam al-Mahâsin, (sebuah rujukan Syiah) diriwayatkan dari Habîb bin Basyîr dari Abu ‘Abdillâh, ia berkata: “Demi Allah Azza wa Jalla, tidak ada di muka bumi ini yang lebih aku cintai daripada taqiyah. Habîb, orang yang melakukan taqiyah, akan diangkat derajatnya oleh Allah Azza wa Jalla. dan orang yang tidak melakukan taqiyah, Allah Azza wa Jalla akan menghinakannya.” [al-Mahâsin: 259].

Secara nyata, mereka memberlakukan akidah taqiyah di seluruh kondisi. Dalam ibadah umpamanya; tidaklah mereka mengerjakan shalat dengan kaum Muslimin kecuali dalam rangka menjalankan akidah taqiyah, yang dalam bahasa lain adalah untuk memperdayai dan menipu kaum Muslimin agar perbedaan tajam yang ada pada keyakinan Syiah tidak tampak.

Syaikh Ibrâhim ar-Ruhaili berkata: “Sebenarnya kami tidak mengetahui apakah perbedaan antara mereka dan kaum Munafikin. Sebab, dahulu kaum Munafikin mengerjakan shalat dan menampakkan diri di hadapan kaum Muslimin dengan amal shaleh.” (Badzlul Majhûd 2/246).

Dalam masalah bersumpah, Ulama mereka memperbolehkan mengeluarkan sumpah-sumpah dusta, tanpa perlu membatalkan atau membayar kafarahnya.
Lihat Selengkapnya
Suka ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar