Selasa, 28 Januari 2014

Perjuangan LGBT Selalu Menunggangi Gerakan Feminisme

Rita rita berkeyakinan, banyak anggota gay di media sosial khusus gay international itu adalah laki-laki dari Indonesia
Perjuangan LGBT Selalu Menunggangi Gerakan Feminisme
Sarah
Saat ini penyakit menyimpang seperti lesbian, gay (homoseksual), biseks dan waria bisa ditemukan dalam berbagai model dan kedok

Terkait

Hidayatullah.com—Kelompok pembela lesbian dan gay paling getol memasukan perjuangan legalisasi penyimpangan seksual.  Umumnya, mereka memasukkan ide-idenya melalui lembaga-lembaga feminis.
Demikian disampaikan Rita Hendrawaty Soebagio, Sekjend Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILIA) dalam seminar “Feminis dan Kesetaraan Gender dalam Perspektif Islam”,  yang diadakan di Islamic Center AQL Jakarta, Senin (27/01/2014) kemarin.
“Feminis adalah kendaraan kelompok lesbian untuk memperjuangkan eksistensi mereka,” jelas  Rita.
Wanita yang juga peneliti pada Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) ini mengakui saat ini, tren penyakit menyimpang seperti lesbian, gay (homoseksual) hingga biseks dan transgender (waria) bisa ditemukan dalam berbagai model dan kedok. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang didapati dari penelitiannya.
Ia mengambil sebuah bukti dari sebuah kota di Jawa Barat. Kisah seorang lesbian yang membuka kedok pengajian wanita. Dulu pengajian itu hanya ada satu lesbian kini semua mahasiswi dan perempuan muda yang ikut pengajian itu menjadi lesbian.
“Hebatkan, mereka bahkan bisa menipu dengan tampilan pengajian yang sebenarnya isinya mengajarkan liberalisme apalagi membenarkan penyimpangan seksual seperti lesbian,” jelasnya.
Hal yang sama juga terjadi pada kelompok homoseksual (gay) di Indonesia yang banyak difasilitasi di media sosial.
Dengan data yang ia miliki, Rita rita berkeyakinan, banyak anggota gay di media sosial khusus gay international itu adalah laki-laki dari Indonesia.
“Nah permasalahan di luar negeri, keberadaan kelompok LGBT ini adalah setelah mereka berhasil menularkan gaya hidup dan mindset seksual mereka yang salah, maka secara kuantitas mereka akan memperjuangkan hak legalisasi mereka di masyarakat,” tegasnya.
Dari sinilah muncul isu perdebatan menikah sesama jenis yang diinjeksi (disusupkan,red) pada isu kesetaraan gender dan feminisme, jelas Rita.
Dengan tampilan menggunakan jilbab berwarna biru muda, Rita mengingatkan para ibu dan ayah untuk sudah mulai memahami ancaman kehadiran isu-isu feminisme.
Di mana dibelakang gerakan tersebut adalah usaha untuk mensosialisasi pemikiran LGBT untuk dihalalkan dalam masyarakat Indonesia.*
Rep: Thufail Al Ghifari
Editor: Cholis Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar