- Written by Zulkarnain El Madury
- Hits: 494
syariatnya.
Menurut defenisi umum : Ulama (Arab:العلماء al-`Ulamā`, tunggal عالِم ʿĀlim) adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Makna sebenarnya dalam bahasa Arab adalah ilmuwan atau peneliti, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap kedalam Bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama Islam. [ Wipedia] . Ini menempatkan kedudukan ulama sebagai seorang yang ahli di bidang keagamaan, atau menguasai seluk beluk keagamaan secara menyeluruh, mulai dari standar pokok agama Islam dan ilmunya, juga prinsip prinsip fiqiyah yang dianut semua ulama mazhab tanpa terkecuali, sehingga dapat membedakan mana yang haq dan mana pula yang batil.Islam adalah agama yang diasaskan pada Quran dan sunah, juga berasaskan pada pemahaman para ulama yang sayogianya dikatagorekan ulama, seperti para sahabat nabi dan khulafaur Rasyidin, karena mereka adalah penyambung lidah Islam yang mewarisi langsung ilmu ilmu rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Mereka tangan panjang dari sebuah perjuangan penegakkan aqidah Islam, dan menuntun generasi selanjutnya untuk berjalan diatas manhajnya [metode]. Tidak ada Islam kalau tidak ada ulama sekelas mereka, atau Islam tegak diatas aqidah mereka yang mempertahankan statusqo Quran dan Hadist, agar tidak menjadi hilang dan sirna dari mulut mulut umatnya. Itulah perjuangan mereka sebagai Ulama, selalu menjadi garda terdepan pembelaan terhadap Islam.Tetapi aneh, kalau predikat Ulama ini disematkan kepada mereka yang menyamakan Syiah dengan Sunni, atau bagian mazhab dalam Islam, artinya perlu ditanyakan status mereka sebagai “Ulama” umat, apakah predikat yang disandangkan oleh umat itu kepada mereka memang sesuai atau tidak dengan konsep pemikirannya yang tidak mengacu pada disiplin ilmunya. Dari banyak latar belakang, ulama ulama yang menyamakan Syiah dengan Islam, justru menunjukkan kebatilan predikat “ulama” yang disematkan pada dirinya, karena jelas bertolak belakang dengan Islam.Lalu siapakah ulama ulama yang mensejajarkan Syiah dengan Islam, sehingga tidak menyebut Syiah tidak sesat ?. Mereka terbilang pentolan bangsa ini, tokoh umat Islam dan tokoh masyarakat yang empati dan simpati dengan syiah, yang mengharuskan mereka memberikan angin segar kepada Syiah untuk menjadi teman akrab sunni di Indonesia, padahal gagasan batil mereka itu tak akan bisa terjadi. Tetapi yang terjadi mereka termasuk dalam mata rantai kesesatan Syiah, diantaranya adalahApa kata Ulama & Intelektual Muslim Indonesia tentang Syiah?Syiah Prof. Dr. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat): “Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi Ulama Islam International sebagai bagian dari Islam.” (rakyatmerdekaonline.com)KH. Said Agil Siradj (Ketua Umum PB NU) : “Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di universitas di dunia manapun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.“ (tempo.co)Prof Dr.Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah): “Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama muslim.” (republika.co.id)KH. Abdurahman Wahid (gus Dur) : “Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah”.Prof. Dr. Amin Rais (Mantan Ketua PP Muhammadiyah/Ketua MPR RI ): “Sunnah dan Syiah adalah mazhab-mazhab yang legitimate dan sah saja dalam Islam.“(satuislam.wordpress.com)Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta): “Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam dalam perebutan kekuasaan, dari masa sahabat, karenanya akidahnya sama, Alqurannya, dan nabinya juga sama.” (republika.co.id)Prof. Dr.Syafi’i Ma’arif (Cendikiawan Muslim, Mantan Ketua PP Muhammadiyah): “Kalau Syiah di kalangan mazhab, dianggap sebagai mazhab kelima.” (okezone.com)Marzuki Alie (Ketua DPR RI): “Syiah itu mazhab yang diterima di negara manapun di seluruh dunia, dan tidak ada satupun negara yang menegaskan bahwa Islam Syiah adalah aliran sesat.“ (okezone.com)KH Nur Iskandar Sq (Ketua Dewan Syuro PPP): “Kami sangat menghargai kaum Muslimin Syiah.” (inilah.com)KH. Alie Yafie (Ulama Besar Indonesia): Dengan tergabungnya Iran yang mayoritas bermazhab Syiah sebagai negara Islam dalam wadah OKI, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup. Yang jelas, kenyataannya seluruh dunia Islam, yang tergabung dalam 60 negara menerima Iran sebagai negara Islam (tempointeraktif)Itulah pernyataan Ulama ulama Ormas dan tokoh masyarakat [partai] yang menyamakan kedudukan Syiah dan sunni. Tetapi ucapan mereka bukanlah kitab suci yang harus di mulyakan, karena mereka adalah manusia yang cendrung over dosis dalam mengambil kesimpulan, meskipun sebenarnya pernyataan pernyataan yang dilontarkan mereka hanya disandarkan pada hawa nafsu. Meskipun predikat yang disandangnya setinggi langit [ Prefesor ] belum tentu bisa menghasilkan pendapat yang positif terhadap Islam. Didalam islam gelar professor itu banyak, tetapi tidak menjadikan jaminan seseorang benar agamanya. Kalau tujuan mencari ilmu hingga berhasil mencapai gelar doctor, professor semata atau sejenisnya hanya untuk sematan belaka, bukan berarti mereka mampu dalam ilmu agama. Karena dalam perspektif Islam Ilmu Allah itu bisa dipelajari siapa saja tanpa di batas dengan doktrin perguruan tinggi yang salah kaprah.Bukti Nyata , pada jaman Pak Harto, ada seorang ahli tafsir, Profesor Doktor Ibrohim Husein, anti jaringan Islam Libral, tetapi di satu sisi menghalalkan judi, seperti SDSB dan PORKAS yang populer pada jaman kejayaannya. Pendapatnya yang kontroversi dari Pak Profesor Ibrohim Husain ini sempat menonjol menjadi tema perbincangan hangat berbulan bulan lamanya. Entah itu hanya sebuah kelekar atau prinsip Ibrohim Husain, yang jelas pendapat beliau menantang mayoritas Ulama.Bukti lainnya Profesor Dawam Raharjo yang dikenal sebagai tokoh JIL yang paling berani melampiaskan hawa nafsunya terhadap Islam, seorang konseptual gagasan Islam actual dan JIL mainstream, yang menjadi media kesesatan dan penyesatan umat Islam dari jalan Islam yang sebenarnya. Hingga di gerejapun seorang Dawam Raharjo harus berbicara sama, karena agamanya tanpa batas.Penyataan Ulama Kredibelitas Tentang Kesesatan Syiah :Sebagai bahan bandingan, apakah memang benar Syiah itu Islam ?. ada banyak pernyataan Imam imam besar Islam yang menyatakan Syiah itu sesat, bahkan kafir, dan juga pernyataan mereka menolak ucapan ulama ulama [kaliber Indonesia] yang disebutkan diatas :1. Al-Imam ‘Amir asy-Sya’bi t berkata, “Aku tidak pernah melihat kaum yang lebih dungu dari Syi’ah.” (as-Sunnah, 2/549, karya Abdullah bin al-Imam Ahmad)2. Al-Imam Sufyan ats-Tsauri t ketika ditanya tentang seseorang yang mencela Abu Bakr dan ‘Umar c, beliau berkata, “Ia telah kafir kepada Allah l.” Kemudian ditanya, “Apakah kita menshalatinya (bila meninggal dunia)?” Beliau berkata, “Tidak, tiada kehormatan (baginya)….” (Siyar A’lamin Nubala, 7/253)3. Al-Imam Malik dan al-Imam Asy-Syafi’i rahimahumallah, telah disebut di atas.4. Al-Imam Ahmad bin Hanbal t berkata, “Aku tidak melihat dia (orang yang mencela Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Aisyah g) itu sebagai orang Islam.” (as-Sunnah, 1/493, karya al-Khallal)5. Al-Imam al-Bukhari t berkata, “Bagiku sama saja apakah aku shalat di belakang Jahmi (penganut Jahmiyah, red.) dan Rafidhi (penganut Syiah Rafidhah, red.), atau di belakang Yahudi dan Nashara (yakni sama-sama tidak boleh, red.). Mereka tidak boleh diberi salam, tidak dikunjungi ketika sakit, tidak dinikahkan, tidak dijadikan saksi, dan tidak dimakan sembelihan mereka.” (Khalqu Af’alil ‘Ibad, hlm. 125)6. Al-Imam Abu Zur’ah ar-Razi t berkata, “Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari sahabat Rasulullah n, maka ketahuilah bahwa ia seorang zindiq. Yang demikian itu karena Rasul bagi kita adalah haq dan Al-Qur’an haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah para sahabat Rasulullah n. Sungguh mereka mencela para saksi kita (para sahabat) dengan tujuan untuk meniadakan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka (Rafidhah) lebih pantas untuk dicela dan mereka adalah zanadiqah (orang-orang zindiq).” (al-Kifayah, hlm. 49, karya al-Khathib al-Baghdadi t)7. Imam Malik Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )8. Ibnu Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman Allah surat Al Fath ayat 29, yang artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.Beliau berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah), yaitu orang-orang yang membenci para sahabat Nabi SAW, adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219)9. Imam Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan membatalkan syariat kaum Muslimin”. (Tafsir Al Qurthubi, 16-297).10. Imam Ahmad Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam”. ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).11. Beliau Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku, katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata : “Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari”.12. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558). Beliau Al Khalal juga berkata : “ Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya : “Saya bertanya kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW. Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia bukan orang Islam”. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558)13. Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82, disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad SAW dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah) ini sama sekali bukan Islam.”14. Al-Faryabi Al Khalal meriwayatkan, katanya : “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail Al Karmani, katanya : “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami : “Saya mendengar Al Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya : “Dia kafir”. Lalu ia berkata : “Apakah orang semacam itu boleh disholatkan jenazahnya ?”. Jawabnya : “Tidak”. Dan aku bertanya pula kepadanya : “Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh?”. Jawabnya : “Janganlah kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai kamu turunkan ke liang lahatnya”. (Al Khalal / As Sunnah, 6-566)15. Ahmad bin Yunus
Beliau berkata : “Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rofidhi (Syiah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rofidhi (Syiah), sebab dia telah murtad dari Islam”. (Ash Shariim Al Maslul, halaman 570).16. Abu Zur’ah Ar-Rozi Beliau berkata : “Bila anda melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang sahabat Rasulullah SAW, maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur’an dan As Sunnah”. (Al Kifayah, halaman 49).17. ABDUL QODIR AL BAGHDADI Beliau berkata : “Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak boleh di sholatkan dan tidak sah berma’mum sholat di belakang mereka”. (Al Fargu Bainal Firaq, halaman 357).18. Beliau selanjutnya berkata : “Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib, sebab mereka menyatakan Allah bersifat Al Bada’ 10. IBNU HAZM Beliau berkata : “Salah satu pendapat golongan Syiah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah, bahwa Al-Qur’an sesungguhnya sudah diubah”.
Kemudian beliau berkata : ”Orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah SAW”. (Al Fashl, 5-40).19. ABU HAMID AL GHOZALI Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah menentang dan membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal tentang diri mereka (para sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain”.Kemudian kata beliau : “Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat itu kafir, maka orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut Ijma’ kaum Muslimin, orang tersebut adalah kafir”. (Fadhoihul Batiniyyah, halaman 149).20. AL QODHI IYADHBeliau berkata : “Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang Syiah yang telah berlebihan dalam keyakinan mereka, bahwa para Imam mereka lebih mulia dari pada para Nabi”.Beliau juga berkata : “Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari Al-Qur’an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah atau ditambah di dalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syiah) dan Syiah Ismailiyah”. (Ar Risalah, halaman 325).21. AL FAKHRUR ROZI Ar Rozi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan Asyairoh mengkafirkan golongan Rofidhoh (Syiah) karena tiga alasan :
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum Muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang Muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa berkata kepada saudaranya, hai kafir, maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir”.
Dengan demikian mereka (golongan Syiah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: “Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi)”.
Ketiga: Umat Islam telah Ijma’ menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat. (Nihaayatul Uguul, Al Warogoh, halaman 212).22. SYAH ABDUL AZIZ DAHLAWI Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang terpercaya, beliau berkata : “Seseorang yang menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama sekali tidak berhak sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka”. (Mukhtashor At Tuhfah Al Itsna Asyariyah, halaman 300).23. MUHAMMAD BIN ALI ASY SYAUKANI Perbuatan yang mereka (Syiah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama : Menentang Allah.
Kedua : Menentang Rasulullah.
Ketiga : Menentang Syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya.
Keempat : Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam Al-Qur’an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan Kuffar, Allah SWT menjadikan golongan Kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum didalam syariat Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhori, Muslim dan lain-lainnya.(Asy Syaukani, Natsrul Jauhar Ala Hadiitsi Abi Dzar, Al Warogoh, hal 15-16)24. PARA ULAMA SEBELAH TIMUR SUNGAI JAIHUNAl Alusi (seorang penulis tafsir) berkata : “Sebagian besar ulama disebelah timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi SAW, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga dan mata Rasulullah SAW, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah Ummul Mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah SAW dan mengingkari terpeliharanya Al-Qur’an dari kekurangan dan tambahan”.(Nahjus Salaamah, halaman 29-30).Inilah fatwa fatwa para ulama yang mengkafirkan Syiah, tentunya sangan berbeda dengan fatwanya ulama ulama yang menisbatkan diri sebagai ulama seperti Amin Rais, Dein Syamsuddin, Said Aqil Siroj, Umar Shiab, Ali Yafi, Iskandar SQ, Syafii Maari, Marzuki Ali dan tokoh tokoh lainnya. Justru perlu di pertanyakan kehadiran mereka sebagai Ulama syiah atau ulama sunni sehingga menyamakan syiah dengan muslim. Sangat membahayakan kehadiran mereka ditengah tengah kaum muslimin, karena jelas tidak pantas untuk di contoh dan diletadani karena merendahkan kedudukan sunni itu sendiri, disamping keimanannya yang kadar perlu dipertanyakan. Berdasarkan fatwa fatwa ulama tersebut yang meng-KAFIRKAN – syiah , jelas sekali kalau syiah bukan bagian dari Islam, tetapi agama tersendiri yang bertujuan oposisi terhadap Islam. Ulama ulama yang mendukung Syiah, sama saja nilainya, karena berarti ridho dengan kehadiran agama sesat tersebut. [Innalillah wainnaa ilaihi rooji'un]
Selasa, 28 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar