Halaman 2 dari 2
Elizabeth Pisani yang menyebut dirinya sebagai "epidemiologist, writer and adventurer" ini memiliki beragam latar belakang. Dia pernah menjadi koresponden asing bagi Reuters pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Elizabeth yang memperoleh PhD pada bidang infectious disease epidemiology dari London School of Hygiene and Tropical Medicine pada University of London ini, juga pernah menjadi salah satu penasihat pada Kementerian Kesehatan Indonesia. Elizabeth sendiri sudah memposting banyak artikel tentang pengalamannya berkeliling Indonesia, mulai dari sosial, budaya, kesehatan hingga politik.
Dalam pernyataannya menanggapi banyaknya komentar pada ulasannya ini, Elizabeth kembali menyampaikan pandangannya. "Tentu saya tidak berpikir bahwa anak-anak Indonesia bodoh," sebutnya menanggapi salah satu komentar dalam situsnya.
"Tapi saya pikir mereka sangat, sangat dirugikan oleh sistem yang memperlakukan pekerjaan mengajar sebagai kesempatan untuk menyepakati, menetapkan standar sangat rendah, yang menuntut anak-anak yang gagal untuk mengembangkan kreativitas dan memecahkan masalah dengan segala macam cara. Saya kecewa karena orang tua dan para pembayar bajak (di Indonesia) tidak menuntut lebih atas sistem (pendidikan)," imbuhnya.
Terhadap hasil survei PISA-OECD tersebut, Menteri Pendidikan Indonesia M Nuh pernah memberikan tanggapannya. Menurut M Nuh, hasil survei ini justru menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 penting.
"Apa alasan kenapa kita lakukan perbaikan atau perombakan kurikulum baru, salah satunya kan (survei) PISA itu. Jadi apapun yang dilakukan PISA, semakin memperkuat kenapa Kurikulum 2013 penting," kata Mendikbud ketika ditanya tanggapannya tentang survei PISA 2012 pada Desember 2013 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar