Ibu Risma, Pengakuan Tragis Menggemparkan Wawancara Dengan Ibu Risma di Balik Keberaniannnya Menutup Lokalisasi Yang Menjamur di Kota Surabaya Hingga Berkeinginan Mundur
..."Temui Langsung Pelacur Tua 60 Tahun Dengan Pelanggan Anak SD Dan SMP
Cuplikan video curhatnya Ibu Risma di Mata Najwa, 12
Februari 2014.
Najwa = Bu Risma, salah satu kebijakan anda yang kini
menjadi begitu kontroversi
karena banyak yang protes,
dan yang protes bukan hanya
mereka yang kena
dampaknya langsung, tetapi orang yang melihat bahwa
menutup lokalisasi itu bukan
hanya menyelesaikan
masalah, namun malah
menambah masalah baru ibu?
Bu Risma = Ya awalnya saya juga berfikir gitu, jadi itu
adalah awal perjalanan
panjang saya, kemudian saya
menetapkan hal itu.
Pada awal-awal saya
menjabat walikota, saya
didatangi 20 orang Kiyai. Nah
kemudian saya sampaikan
saat itu “Pak Kiyai, saya
belum bisa memberikan makan semua orang itu.”.
Kemudian mereka bilang
“Bagaimana bu wali?”.
Kemudian saya bilang;
“Mereka kan harus
memberikan makan kepada keluarganya.”.
Disitu kemudian media sempet
menulis, saya masih punya
dokumennya, “Gubernur
Setuju Menutup Tempat
Lokalisasi, Walikota Menolak”.
Saya masih punya itu dokumen itu. Kemudian dari sana itu, sekali
lagi, saya mungkin mengikuti
hati saya. Itu saya ditunjukan
oleh Tuhan. Pertama awalnya
kasus trafficking anak.
Pertama satu kasus, saya telusuri, tidak mungkin
sesuatu terjadi pada anak itu
kalau dia tidak punya
background, apa latar
belakang dia? Latar
belakangnya bisa dari sekolah, bisa dari pergaulan atau dari
keluarga. Itu saya telusuri
betul! Nah kemudian saya cek
keluarganya, kenapa
awalnya, saya ketemu dia
dulu “Kenapa begini-
begini…?”. Kemudian saya
telusuri keluarganya, kemudian saya telusuri
sekolahnya, kemudian saya
telusuri lingkungannya. Nah
kemudian saya menemukan
kasus-kasus berikutnya. Kemudian ternyata 90% anak-
anak itu punya hubungan
dengan kawasan-kawasan
seperti ini. Entah dia anak dari
situ, orang tua disitu, entah
dia pernah tinggal disitu, kemudian entah mereka
masih tinggal disitu. Nah, dari situ kemudian saya
turun ke sekolah, saya ngajar
mbak di sekolahan-sekolahan
itu. Jadi saya punya catatan-
catatan, Ooo…. anak ini punya
disitu, sekolahnya disitu, saya turun ke sekolahan itu.
Supaya itu tidak terpengaruh
ke anak-anak yang lain.
Najwa = Apa yang anda temukan di sekolahan itu?
Bu Risma = Nah, dari situ saya bisa melihat awalnya, oke
yang paling berat itu yang
paling dekat dengan kawasan
lokalisasi paling terkenal di
Surabaya.
Najwa = Dolly?
Bu Risma = Iya…. 1 jam, biasanya anak-anak itu
setelah saya ajak ngomong,
anak itu nangis mbak…,
ngeluh…, sampai mereka mau
curhat ke saya itu antri,
kadang sampe 10 orang. Mereka curhat kepada saya,
cerita tentang keluarganya,
masalahnya, tentang apapun
pergaulannya, mereka cerita
ke saya. Saya bawa Psikologi kalau ke
sekolah itu minimal 5 orang.
Nah kemudian anak-anak
saya tampung, saya peluk,
setelah itu saya kumpulkan,
saya selalu minta ruangan, lalu mereka ditangani Psikolog.
Nah, ada 1 tempat yang di
kawasan itu tadi. Saya satu
jam itu orang kaya…. kaya
kosong sama sekali anak-anak
itu. Satu jam mereka tidak
tersentuh omongan saya…. Dua jam saya hampir frustasi…
“Ya Tuhan apa ini yang
terjadi?”. Begitu saya
ngomong pingsan itu satu
anak “Plek”, pingsan lagi
“Plek, Plek, plek-plek” pingsan, sampe 20 anak
pingsan! Sampai saya panggil dokter
lah, karena pingsan saya juga
takut kan….
Najwa = *Najwa melihat miris*
Bu Risma = Saya bawa ke ruangan…. Aduh ceritanya…..
Rasanya saya waktu itu
sudah mau nyerah. Cerita itu,
sudah selesai
Najwa = Apa ibu ceritanya sampe Ibu Risma yang
sebegini keras bisa sampe
menyerah itu mendengarkan
apa? *tanya Najwa
merinding*
Bu Risma = *tersenyum miris* *hening* saya tidak tega ngomongnya *ibu resmi tersedu sambil
mengusap mata* tidak tega saya *sambil
terisak*
Najwa = Kaitannya dengan prostitusi yang mereka
dipaksa? Atau kaitannya
dengan keluarga?
Bu Risma = Ya dua-duanya *sambil terisak, kemudian
hening*
Najwa = Ibu tidak pernah mendengar *langsung
dipotong ibu Risma*
Bu Risma = Mereka masih SMP-SMA *sambil terisak dan
menutup mata* *Hening beberapa detik, Ibu
Risma melihat keatas dengan
mata terkaca-kaca*
Najwa = Itu yang kemudian membuat ibu mengubah sikap
dari semula *dipotong Ibu
Risma*
Bu Risma = Ndak, ndak juga. Setelah itu saya kumpulkan…..
mucikari-mucikari dan PSK
dirumah saya di Bulan Puasa.
Saya biasanya bulan puasa
saya buka puasa di tempat
warga gitu…. Tapi kali itu saya undang
mereka…. Dan pada waktu pertama kali
saya ketemu mereka…. Ada 1 orang sudah tua, saya
juga kaget, sudah tua kok
masih jadi PSK gitu, dia
ngomong “Sebenarnya saya
ingin berubah, tapi janji
pemerintah bohong, katanya saya mau diberi ini-ini, tapi
ternyata bohong semua.”;
”Baik bu, saya besok akan
datang ke tempat ibu.” Besoknya saya kesana, pagi-
pagi sekali jam 7 sya datang
kesana. Dia tinggal di tepi rel,
rumahnya kurang lebih 2×2,
dari bangunan sesek begitu…..
Terus saya tanya “ibu
kenapa?”. “Ini saya punya
usaha utang dari rentenir.”;
“Berapa utangnya ibu? Saya
akan bayar.”. Terus habis itu
dia cerita lagi “Bu saya ingin ini”. “Oke saya akan bantu”
*sambil mengusap air mata* Terus sudah selesai saya ajak
dia masuk ke dalam, “Saya
ingin ngobrol dengan ibu
sendiri” saya masuk ke dalam
kamarnya, ruangannya itu
separo untuk jualan, jadi 2×2
itu separonya untuk dia tidur.
Saya tanya ke dia “Ibu maaf
ya bu kalau ibu tersinggung,
saya juga ingin tahu, saya
mohon maaf sekali kalau ibu
tersinggung, dan mohon maaf
sekali kalau saya salah.”….. Nah terus saya tanya disitu
“Bu…. ibu sekian tahun, ibu
umur berapa jadi PSK?” Dia sampaikan 19 tahun…….. “Ibu sekian tahun jadi PSK,
kenapa ibu nggak bisa
nabung? Kenapa saat ibu
sudah selesai”, itu ibu itu
kurang lebih usianya 60 tahun
Najwa = 60 tahun masih jadi PSK itu? Usia 60 tahun *kaget*
Bu Risma = Iya *menjawab miris* Kemudian dia sampaikan
bahwa dia selama ini uang
yang dia pakai habis untuk
beli baju, habis untuk beli
make up… kemudian yaa…
seperti itu….. Hingga sehingga dia tua dia tidak punya anak.
Kemudian saya tanya lagi itu
“Bu, mohon maaf ya, sekali
lagi saya mohon maaf kalau
saya salah…. ibu sudah sepuh
begini…. terus siapa
pelanggannya?” *kemudian hening*
Itu kemudian yang membuat
saya tergerak, mungkin itu
Tuhan yang membukakan
saya begitu….
Najwa = Siapa bu pelanggan PSK berusia 60 tahun?
Najwa = Anak SD? *najwa kaget*
Bu Risma = Karena dia punya uangnya seribu, duaribu dia
terima uangnya
Najwa = Pelanggan PSK anak SD ibu? Itu yang ibu
dapatkan? *Tanya Najwa
heran, shock*
Bu Risma = *hening lama banget* *ibu Risma
speechless*
Najwa = Apa yang kemudian……. *speechless
juga* ibu lakukan setelah ibu
mendengar pengakuan itu?
Bu Risma = Ya saya kumpulkan kepala dinas, saya
pamit ke keluarga saya…. Kalau saya mati…… menangani
ini, tolong di ikhlaskan……..
tidak boleh ada keluarga saya
nuntut atas kematian saya
*langsung commercial
break tanpa ending dari
najwa, sepertinya
langsung di cut sama
directornya* Ini video lengkapnya : http://m.youtube.com/watch?v=hvrf1Img0C0&desktop_uri=%2Fwatch%3Fv%3Dhvrf1Img0C0Lihat Selengkapnya
..."Temui Langsung Pelacur Tua 60 Tahun Dengan Pelanggan Anak SD Dan SMP
Cuplikan video curhatnya Ibu Risma di Mata Najwa, 12
Februari 2014.
Najwa = Bu Risma, salah satu kebijakan anda yang kini
menjadi begitu kontroversi
karena banyak yang protes,
dan yang protes bukan hanya
mereka yang kena
dampaknya langsung, tetapi orang yang melihat bahwa
menutup lokalisasi itu bukan
hanya menyelesaikan
masalah, namun malah
menambah masalah baru ibu?
Bu Risma = Ya awalnya saya juga berfikir gitu, jadi itu
adalah awal perjalanan
panjang saya, kemudian saya
menetapkan hal itu.
Pada awal-awal saya
menjabat walikota, saya
didatangi 20 orang Kiyai. Nah
kemudian saya sampaikan
saat itu “Pak Kiyai, saya
belum bisa memberikan makan semua orang itu.”.
Kemudian mereka bilang
“Bagaimana bu wali?”.
Kemudian saya bilang;
“Mereka kan harus
memberikan makan kepada keluarganya.”.
Disitu kemudian media sempet
menulis, saya masih punya
dokumennya, “Gubernur
Setuju Menutup Tempat
Lokalisasi, Walikota Menolak”.
Saya masih punya itu dokumen itu. Kemudian dari sana itu, sekali
lagi, saya mungkin mengikuti
hati saya. Itu saya ditunjukan
oleh Tuhan. Pertama awalnya
kasus trafficking anak.
Pertama satu kasus, saya telusuri, tidak mungkin
sesuatu terjadi pada anak itu
kalau dia tidak punya
background, apa latar
belakang dia? Latar
belakangnya bisa dari sekolah, bisa dari pergaulan atau dari
keluarga. Itu saya telusuri
betul! Nah kemudian saya cek
keluarganya, kenapa
awalnya, saya ketemu dia
dulu “Kenapa begini-
begini…?”. Kemudian saya
telusuri keluarganya, kemudian saya telusuri
sekolahnya, kemudian saya
telusuri lingkungannya. Nah
kemudian saya menemukan
kasus-kasus berikutnya. Kemudian ternyata 90% anak-
anak itu punya hubungan
dengan kawasan-kawasan
seperti ini. Entah dia anak dari
situ, orang tua disitu, entah
dia pernah tinggal disitu, kemudian entah mereka
masih tinggal disitu. Nah, dari situ kemudian saya
turun ke sekolah, saya ngajar
mbak di sekolahan-sekolahan
itu. Jadi saya punya catatan-
catatan, Ooo…. anak ini punya
disitu, sekolahnya disitu, saya turun ke sekolahan itu.
Supaya itu tidak terpengaruh
ke anak-anak yang lain.
Najwa = Apa yang anda temukan di sekolahan itu?
Bu Risma = Nah, dari situ saya bisa melihat awalnya, oke
yang paling berat itu yang
paling dekat dengan kawasan
lokalisasi paling terkenal di
Surabaya.
Najwa = Dolly?
Bu Risma = Iya…. 1 jam, biasanya anak-anak itu
setelah saya ajak ngomong,
anak itu nangis mbak…,
ngeluh…, sampai mereka mau
curhat ke saya itu antri,
kadang sampe 10 orang. Mereka curhat kepada saya,
cerita tentang keluarganya,
masalahnya, tentang apapun
pergaulannya, mereka cerita
ke saya. Saya bawa Psikologi kalau ke
sekolah itu minimal 5 orang.
Nah kemudian anak-anak
saya tampung, saya peluk,
setelah itu saya kumpulkan,
saya selalu minta ruangan, lalu mereka ditangani Psikolog.
Nah, ada 1 tempat yang di
kawasan itu tadi. Saya satu
jam itu orang kaya…. kaya
kosong sama sekali anak-anak
itu. Satu jam mereka tidak
tersentuh omongan saya…. Dua jam saya hampir frustasi…
“Ya Tuhan apa ini yang
terjadi?”. Begitu saya
ngomong pingsan itu satu
anak “Plek”, pingsan lagi
“Plek, Plek, plek-plek” pingsan, sampe 20 anak
pingsan! Sampai saya panggil dokter
lah, karena pingsan saya juga
takut kan….
Najwa = *Najwa melihat miris*
Bu Risma = Saya bawa ke ruangan…. Aduh ceritanya…..
Rasanya saya waktu itu
sudah mau nyerah. Cerita itu,
sudah selesai
Najwa = Apa ibu ceritanya sampe Ibu Risma yang
sebegini keras bisa sampe
menyerah itu mendengarkan
apa? *tanya Najwa
merinding*
Bu Risma = *tersenyum miris* *hening* saya tidak tega ngomongnya *ibu resmi tersedu sambil
mengusap mata* tidak tega saya *sambil
terisak*
Najwa = Kaitannya dengan prostitusi yang mereka
dipaksa? Atau kaitannya
dengan keluarga?
Bu Risma = Ya dua-duanya *sambil terisak, kemudian
hening*
Najwa = Ibu tidak pernah mendengar *langsung
dipotong ibu Risma*
Bu Risma = Mereka masih SMP-SMA *sambil terisak dan
menutup mata* *Hening beberapa detik, Ibu
Risma melihat keatas dengan
mata terkaca-kaca*
Najwa = Itu yang kemudian membuat ibu mengubah sikap
dari semula *dipotong Ibu
Risma*
Bu Risma = Ndak, ndak juga. Setelah itu saya kumpulkan…..
mucikari-mucikari dan PSK
dirumah saya di Bulan Puasa.
Saya biasanya bulan puasa
saya buka puasa di tempat
warga gitu…. Tapi kali itu saya undang
mereka…. Dan pada waktu pertama kali
saya ketemu mereka…. Ada 1 orang sudah tua, saya
juga kaget, sudah tua kok
masih jadi PSK gitu, dia
ngomong “Sebenarnya saya
ingin berubah, tapi janji
pemerintah bohong, katanya saya mau diberi ini-ini, tapi
ternyata bohong semua.”;
”Baik bu, saya besok akan
datang ke tempat ibu.” Besoknya saya kesana, pagi-
pagi sekali jam 7 sya datang
kesana. Dia tinggal di tepi rel,
rumahnya kurang lebih 2×2,
dari bangunan sesek begitu…..
Terus saya tanya “ibu
kenapa?”. “Ini saya punya
usaha utang dari rentenir.”;
“Berapa utangnya ibu? Saya
akan bayar.”. Terus habis itu
dia cerita lagi “Bu saya ingin ini”. “Oke saya akan bantu”
*sambil mengusap air mata* Terus sudah selesai saya ajak
dia masuk ke dalam, “Saya
ingin ngobrol dengan ibu
sendiri” saya masuk ke dalam
kamarnya, ruangannya itu
separo untuk jualan, jadi 2×2
itu separonya untuk dia tidur.
Saya tanya ke dia “Ibu maaf
ya bu kalau ibu tersinggung,
saya juga ingin tahu, saya
mohon maaf sekali kalau ibu
tersinggung, dan mohon maaf
sekali kalau saya salah.”….. Nah terus saya tanya disitu
“Bu…. ibu sekian tahun, ibu
umur berapa jadi PSK?” Dia sampaikan 19 tahun…….. “Ibu sekian tahun jadi PSK,
kenapa ibu nggak bisa
nabung? Kenapa saat ibu
sudah selesai”, itu ibu itu
kurang lebih usianya 60 tahun
Najwa = 60 tahun masih jadi PSK itu? Usia 60 tahun *kaget*
Bu Risma = Iya *menjawab miris* Kemudian dia sampaikan
bahwa dia selama ini uang
yang dia pakai habis untuk
beli baju, habis untuk beli
make up… kemudian yaa…
seperti itu….. Hingga sehingga dia tua dia tidak punya anak.
Kemudian saya tanya lagi itu
“Bu, mohon maaf ya, sekali
lagi saya mohon maaf kalau
saya salah…. ibu sudah sepuh
begini…. terus siapa
pelanggannya?” *kemudian hening*
Itu kemudian yang membuat
saya tergerak, mungkin itu
Tuhan yang membukakan
saya begitu….
Najwa = Siapa bu pelanggan PSK berusia 60 tahun?
Najwa = Anak SD? *najwa kaget*
Bu Risma = Karena dia punya uangnya seribu, duaribu dia
terima uangnya
Najwa = Pelanggan PSK anak SD ibu? Itu yang ibu
dapatkan? *Tanya Najwa
heran, shock*
Bu Risma = *hening lama banget* *ibu Risma
speechless*
Najwa = Apa yang kemudian……. *speechless
juga* ibu lakukan setelah ibu
mendengar pengakuan itu?
Bu Risma = Ya saya kumpulkan kepala dinas, saya
pamit ke keluarga saya…. Kalau saya mati…… menangani
ini, tolong di ikhlaskan……..
tidak boleh ada keluarga saya
nuntut atas kematian saya
*langsung commercial
break tanpa ending dari
najwa, sepertinya
langsung di cut sama
directornya* Ini video lengkapnya : http://m.youtube.com/watch?v=hvrf1Img0C0&desktop_uri=%2Fwatch%3Fv%3Dhvrf1Img0C0Lihat Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar