Jumat, 24 Januari 2014

politik islam

By | 17/04/2013

hanya ingin kembali menulis. jangan dikomen bahwa belum saatnya berbicara seperti ini. ya, saya memang belum merasa ahlinya, hanya sedikit kegelisahan yang membuat saya tertarik untuk mengambil tema ini. kegelisahan tentang banyaknya perdebatan mengenai peran politik dalam islam. ada kelompok yang begitu menghindarinya namun di sisi lain banyak juga pembenaran atas label politik Islam. kegelisahan itu memuncak pada sebuah berita tentang referendum mesir. jika anda rakyat mesir dengan latar belakang anda  saat ini, apa pilihan anda? membaca statement salah satu warga,”syeikh (mursi) meminta untuk sepakat, maka saya pun ikuti” statement ini bagi saya unik. ini mungkin yang akan dikatakan sebagai ketaatan yang hak (benar). kenapa begitu? pertama, dengan sapaan syeikh maka jelas bahwa pemimpin di sana adalah orang yang jelas teruji akhlak dan ilmunya. kedua, ini bukan langkah pembodohan karena jelas aturan yang ingin Mursi tegakkan tidak dia paksakan, namun telah meresap dalam hati rakyatnya. mari kita kaji lebih jauh sebenarnya kenapa perlu politik itu menjadi bagian tak terpisahkan dari islam, namun kemudian bagaimana kita mewujudkannya dengan tetap pada rel yang benar. dan kalau saya pada posisi itu, demi ALLOH, andai saya punya sembilan nyawa dan semuanya harus dikorbankan untuk membelanya, itu adalah hari yang sangat indah.
dahulu saya pernah menuliskan hal sedikit sama sebagai poting di berbagai grup. islam itu agama seperti kristen, yahudi dll; islam itu proyek sosial seperti komunisme, liberal, dll; islam juga peradaban seperti cina, mesir kuno, yunani kuno, dll. dari statement ini jelas bahwa islam adalah sistem yang lengkap dan menyeluruh. kenapa bisa dikatakan begitu? contoh yang paling simple. jika islam menggariskan bahwa khamr itu haram, tapi undang-undang negara membolehkan? jika islam mengatakan berzina itu dosa besar, tapi pemerintah membuka lokalisasi? bagaimana mungkin umat islam diam saja melihat tidak bisanya mereka dengan tenang menjalankan agamanya. hal awal yang perlu kita lakukan bukankah kita harus meyakini kebenaran agama ini dengan iman yang kokoh untuk setelah itu diperjuangkan adanya. kira-kira dengan jalan apa kita bisa melaksanakannya? satu hal, harus lebih banyak orang yang memilki mimpi yang sama seperti saya, menjadi presiden!
sampai di sini mungkin itulah fikrah yang diperjuangkan ikhwanul muslimin saat ini di mesir. mereka yakin betul dengan apa yang sedang mereka perjuangkan. bahkan sampai mati pun mereka siap. karena itu benar-benar pengorbanan yang suci, bayangkan jika aturan itu menjadi tegas, maka jelas kebaikan yang timbul setelahnya adalah karena jasa para syuhada. melirik di sini ada statement yang unik lagi dari artikel yang banyak ditulis. bagaimana dengan golongan minoritas? konstitusi yang sedang diperjuangkan itu tidak mewakili apapun tentang minoritas. suatu statement klasik. mari kita perhatikan di bawah ini.
faktanya sampai hari ini, tidaklah ada yang dibawa oleh orang-orang yang mengusung dakwah islam, kecuali itu adalah rahmat bagi seluruh alam. bagi yang tidak meyakini ini dari kalangan islam sendiri, maka perlu dipertanyakan iman mereka. mari kita perjelas bagian mana yang merupakan rahmat bagi seluruh alam.
PERDAMAIAN
Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertqwalah kepada ALLOH. sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS Al-Anfal : 61
KEADILAN
Dan sekali-kali janganlah kebencianmu kepada suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena berlaku adil itu lebih dekat kepada taqwa. QS Al-Maidah : 8
apakah ini suatu omong kosong? mari ingat kisah umar yang menjalani persidangan sedangkan statusnya saat itu adalah khalifah. sang hakim begitu hormatnya pada dia, memberi putusan condong pada dia. selesai sidang umar berkata,”kau telah dzalim” setelah itu hakim itu dipecat. dan ingat juga kisah persidangan yang memperebutkan baju perang khalifah ali. itu adalah keadilan yang sebenar-benarnya, setulus-tulusnya. bukan sekadar pencitraan politik dari sanga penguasa. dan mungkin akan butuh ruang panjang bagi saya untuk menceritakan tentang kisah perang nabi dan kaum muslimin terdahulu. mungkin saya ringkas ke dalam beberapa sifat perang nabi.
1. niat perang adalah untuk menegakkan kalimat illahi, jadi yang pertama kali disampaikan adalah ajakan untuk bersyahadat. jika ini sudah lebih terjadi maka tidak perlu berperang meski negri yang dituju itu kaya.
2. setiap pemberangkatan pasukan pasti terlebih dulu pemberitahuan. jika negri yang dituju memilih berperang, barulah disiapkan strategi.
3. wasiat nabi untuk perang adalah hanya boleh membunuh tentara perang, tidak membunuh anak-anak, tidak membunuh orang tua, tidak membunuh wanita. tidak mengganggu pendeta di gerejanya. tidak membunuh ternak. tidak merobohkan pohon kecuali terdesak. tidak merusak bangunan. tidak mencincang musuh, sekali tebas kalau bisa.
4. jika penduduk negri yang dikuasai masih banyak yang memeluk agama lain maka hanya dikenai jizyah yang enteng, sebagai gajih untuk pemerintahan islam, dan benar-benar umat islam pun bekerja untuk itu. lihat bagaimana ketika syam dikuasai muslim, setelah itu direbut kembali romawi, justru rakyat syam kemudian memberontak dan membantu pasukan muslim. anda tahu? ketika pasukan muslim tidak bisa menjaga amanahnya melindungi rakyat, semua jizyah dikembalikan yang padahal pajak itu masih lebih kecil dari yang pernah romawi terapkan di syam.
5. jika otoritas negri ini memiliih masuk islam, maka ia akan diangkat gubernur, dan tetap pemerintahan pusat jadi satu, karena islam tidak menghendaki perpecahan.
6. orang-orang yang telah membayar jizyah bebas hidup dengan agama mereka namun untuk hukum positif negara mnggunakan sistem islam. tapi untuk urusan mereka seperti nikah dan lainnya bebas.
7. segala pungutan negara dimusyawarahkan untuk kemaslahatan daerah itu atas pengetahuan pusat. jadi ibu kota tidak banyak mengambil apabila memang daerah lebih membutuhkan. sedangkan dana di pusat tetap digunakan untuk jalannya pemerintahan. seangkan khalifah, gubernur dan pejabat negara lainnya bahkan tidak bisa dibedakan dengan rakyat biasa.
ya, itu mungkin sedikit yang bisa saya ceritakan tentang perang nabi. apa ini hanya sebuah teori atau cerita. okeh, mungkin mesir jadi cukup bukti bagaimana kaum minoritas pun bisa hidup tenang. tapi saya ga usah jauh-jauh, indonesia aja sudah cukup jadi bukti. ingat teriakan bung tomo saat memimpin perang? ya, takbir itu dikorbankan kemudian untuk membentuk NKRI yang tidak bisa kita katakan sebagai negara islam. darah para syuhada tidak bisa kita jadikan patokan. betapa murah hatinya umat muslim kala itu berkeinginan menampung seluruh rakyat indonesia dengan latar belakang apapun. itulah kenapa aceh dan jogja sebagai negara berdaulat memilih bergabung dengan NKRI karena kita melihatnya ini adalah persatuan islam. walau akhirnya kita hari ini dikhianati. coba liat, di daerah yang islam adalah minorotas, apakah hidup mereka aman? dari sini saya kembali tanyakan apakah islam sudah melindungi minoritas? apakah islam sudah berbuat adil? apakah islam sudah amanah? apakah islam meninggikan HAM? siapa yang masih ragu ketika bukti ajaran ini bukan lagi dongeng, tapi nyata di kanan kiri kita?
Dan apabila masih ada yang mengatakan islam dengan keburukannya, maka itu tidak lain keluar dari mulut yang bodoh atau jahat
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. QS Ali Imron : 118
Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”.Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. QS Al Baqoroh : 11-12
demi ALLOH yang jiwa ini ada di tangan-Nya, saya yakin sebagaimana yakinnya ikhwanul muslimin di mesir, sebagaimana yakinnya para pejuang kemerdekaan, sebagaimana yakinnya para generasi awal islam. saya yakin bahwa jika aturan islam tegas dan menjadi hukum positif maka tidak lain dan tidaklah bukan hanyalah kebaikan yang akan terjadi, kedamaian, keadilan dan apapun yang kita sebut indah. inilah yang poin kedua (setelah di awal tadi kita meyakini kebenaran islam, kita yakin untuk melindungi minoritas) yang kemudian membuat kita harus semakin memperjuangkan hukum positif dari aturan islam.
poin yang ketiga, mungkin masih menjadi perdebatan, bagaimana kita memperjuangkannya. bagi yang masih ragu tentang politik itu wajib dalam islam, maka dia benar-benar tidak membaca artikel ini secara seksama. bagi yang masih ragu bahwa politik islam akan mampu mengayomi, maka dia harus baca ulang tentang sifat perang nabi tadi. bahasan berikutnya mungkin akan menjadi bagian yang inti dari siyasah syar’iyah menurut saya. sebuah desain perpolitikan yang kemudian menjadi langkah yang harus kita garap bersama. untuk tujuan jelas telah saya bahas tadi hanya untuk menegakkan kalimat ALLOH. untuk caranya tentunya dengan berbagai cara yang asalkan itu bukan kecurangan sebagaimana sifat curang yang secara umum kita ketahui.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi….QS. Al-Anfal : 60
ada kritik yang serius menurut saya, dan saya tidak ragu menyampaikannya :
1. tidak ada serangan fajar, karena jelas aturan pemilihan
2. tidak ada pemaksaan baik dengan uang ataupun ideologi. itu hanya akan melemahkan kepemimpinan
3. bermain sportif dengan lembaga yang sah untuk pemilihan, atau tidak menggunakan fasilitas negara walau berkuasa
4. memikirkan kemaslahatan ketimbang kepentingan
ya, ini yang kadang teknis di lapangan dilupakan oleh sebagian orang yang sehingga menjadikan apa yang dibawa sebagai pembenaran semata. dan semakin banyak orang yang membenci padahal dahulu nilai islam sangat diagungkan bahkan oleh musuh karena keluhurannya.
ingat, tujuan politik islam adalah menegakkan kalimat ALLOH. jadi para sahabat dulu pun berhenti dari mencari ghanimah ketika negeri yang dituju memilih islam. jika para raja itu memilih islam pun tidak ada dari sahabat yang berambisi pada kekuasaan. dan inilah, kejujuran tetap akan lebih didahulukan, meski seperti memegang batu bara, meski kita takut, cukuplah ALLOH sebagai penolong. karena tidak mungkin tujuan kita baik tapi caranya salah. sebenarnya bahasan ketga mungkin cukup luas tapi saya rasa semua orang sudah mampu membedakan mana yang baik dan buruk. dan cukuplah itu sebagai renungan jalan apa yang kita pilih.
baiklah pesan terakhir saya ambilkan dari dua ayat
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. QS. Ali Imran : 110
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. QS Al Hajj : 41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar